[26] Sama aja, kak...

791 121 4
                                    

✨HAPPY READING✨

✨HAPPY READING✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







1700+ word awas gumoh!

•••

Udara sore hari yang kian menyesakkan ditambah debu jalanan dan asap kendaraan, menemani dua insan tersebut.

Duduk di bangku depan Alfamei, Jennie masih terdiam dengan kejadian beberapa menit yang lalu. Disampingnya terdapat pria berkemeja kotak-kotak merah yang sama masih duduk termenung di tempat.

Mencoba mencairkan suasana, pria itupun membuka topik, sekedar basa-basi. "Jen, apa kabar?"

"Baik. Bahkan baik banget" balas Jennie dengan ogah-ogahan. Netranya menatap ke arah jalanan.

Diam.

Canggung.

Hanya terdengar suara deru motor dari jalanan.

"Gimana sekolahnya? Udah mau UN kan? Mau kuliah dimana?" tanya pria itu bertubi-tubi.

"Masih seperti biasanya. Iya, mau UN 6 bulan lagi"

Jennie tau, pria disampingnya ini hanya basa-basi doang. Hanya untuk mencairkan suasana canggung diantara mereka berdua.

"Gimana kabar Mingyu?" tanya pria tadi.

Jennie tersenyun culas. "Gausah sok basa-basi kak, kalau akhirnya emang basi"

"Kabar mamah gimana? papah juga gimana?"

"Cih... masih peduli ternyata" gumam Jennie remeh.

Meletakkan botol minuman teh pucuk harumnya, pria tadi lalu memandang Jennie dari samping. Cewek itu terlihat lebih kecil bila berdiri atau duduk disampingnya.

Masih diam, belum membuka suara.

Menghela nafas sejenak pria tadi lalu berkata. "Maafin gue"

"Baru nyadar sekarang?" tanya Jennie sarkas.

Luka 2 tahun yang lalu terbuka kembali. Ibarat ia sudah menutup lukanya dengan kain kasa, malah ada orang lain yang dengan seenaknya membuka lukanya. Yang membuat luka itu kembali terbuka.

"Gue waktu itu emang salah. Tapi sekarang gue beneran mau minta maaf sama lo. Gue relain 3 hari ngga ke kampus buat pulang ke Jakarta. Jen, maafin gue ya?" katanya.

"Gue ngga peduli kak. Gue gaakan bisa berdamai sama masa lalu" ucap Jennie lalu menatap pria disampingnya.

Pria itu menatap Jennie dengan lamat-lamat. Sepertinya kesalahannya yang dulu memang sefatal itu.

ABOUT 96LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang