[3] Peraturan

41 0 0
                                    

Apartemen milik Arkan bisa dibilang lumayan besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apartemen milik Arkan bisa dibilang lumayan besar. Terdapat ruang tamu yang terlihat sangat elegan dengan sofa dan karpet warna senada. Ruang dapur dengan pantry yang dilengkapi meja makan dan peralatan memasak lainnya. Ada dua kamar tidur, dan satu ruang kerja dengan berbagai macam buku berjejer rapi di rak.

Kalau saja bukan Arkan pemilik apartemen ini, Alena pasti akan sangat betah tinggal disini. Ia sangat suka dengan kamar yang ditempatinya. Tempat tidur king size dengan seprei motif polkadot, disampingnya terdapat meja belajar lengkap dengan lampunya, dan juga TV LED berukuran besar yang menempel di dinding beserta sofa dan karpet sebagai alasnya.

Sebenarnya Alena sedikit bingung, apa ini kamar adiknya dan ia masih bersekolah juga sepertinya? Karena tidak mungkin jika semua ini disiapkan untuknya.

Arkan membuka balkon pintu kamar yang ditempati Alena. Sangat menakjubkan. Dari atas balkon kamarnya ia bisa melihat taman yang berada dibawah, disamping apartemen dengan air mancur ditengahnya.

"Wow.. ini keren!" Ucap Alena sambil berjalan mendekati Arkan.

Arkan terkekeh pelan. "Kamu bukan seperti anak orang kaya."

Reflek Alena memukul lengan Arkan sedikit keras. "Resek! Gue cuma belum pernah tinggal di apartemen aja sih."

Arkan hanya menanggapinya dengan anggukan.

Semilir angin malam membuat tubuh mereka sedikit dingin. Membiarkan keheningan terjadi beberapa menit sebelum Alena melontarkan sebuah pertanyaan yang sedari tadi berada di benaknya.

"Jadi, lo punya adik?"

"Punya." Jawab Arkan singkat.

"Sebenernya gue nggak terbiasa satu kamar sama orang lain, tapi karna disini gue yang numpang jadi yaa...." Alena sengaja menggantungkan kalimatnya.

"Dia nggak tinggal disini."

Alena hanya mengangguk sebagai jawaban, rasanya ia ingin menanyakan beberapa hal tapi sepertinya belum tepat karena ia juga baru kenal sekitar setengah jam yang lalu. Ditambah lagi respon Arkan yang cuma seadanya, membuatnya sedikit kesal.

"Tanyakan saja." Ucap Arkan seperti bisa membaca pikiran Alena.

Alena menatap Arkan sebentar. "Kita cuma tinggal berdua disini?"

Ada banyak pertanyaan di kepala Alena, tapi menurutnya itu yang paling penting.

"Ya.. Ada beberapa peraturan yang harus kamu patuhi selama tinggal di apartemen ini. Seperti jam pulang malam hanya sampai pukul delapan. Berangkat dan pulang sekolah diantar sopir, aku juga akan kasih kamu uang jajan tapi cuma sebatas itu, tidak ada uang belanja untuk hal-hal yang tidak penting."

Alena melotot kearahnya. Bagaimana bisa peraturan seperti itu dibuat, dia hanya menumpang disini jadi Arkan tidak berhak untuk mengatur hidupnya.

"Gue nggak mau." Alena berkata acuh. "Lagian lo cuma salah satu orang yang dipercaya bokap gue, jadi nggak ada hak buat ngatur hidup gue."

"Tidak ada penawaran, Alena. Kamu sudah masuk apartemen ini artinya kamu setuju atas semua peraturan itu."

Arkan melangkah maju, berdiri tepat dihadapan Alena dan menatapnya dengan intens.

"Satu lagi, mulai sekarang gunakan aku-kamu saat kita sedang bicara, karna kamu bahkan lebih muda 6 tahun dari aku."

"Kalau gue tetep nggak mau?" Tidak ada rasa takut disetiap kata yang terlontar dari mulut Alena. Ia benar-benar merasa kesal.

Arkan terdiam sebentar. Ia tahu pasti bahwa gadis di depannya ini akan berontak.

"Setidaknya lakukan itu untuk orang tua kamu yang sedang bekerja keras."

Alena hanya terdiam, bingung atas jawaban apa yang akan diberikannya. Ya, karna perkataan Arkan benar. Ia memilih untuk beranjak dari balkon dan masuk ke kamarnya tanpa mengucapkan apapun.

/lanjut besok (≧∇≦)/

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alena and Mr. PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang