Epilog : "Sajak Terakhir Di Atas Kertas Putih"

11K 1.4K 468
                                    

  
  
  
    "Hai, Louis Jeno Ajisaka disini..

    Kali ini, aku tak akan menuliskan tanggal dan tahun saat aku menulis ini. Karena sungguh, aku tak pernah mau ini berakhir."
 
 
    Sunwoo menatap langit Kairo yang tampak cerah tanpa mendung, senyumannya terukir indah sebelum dia kembali menatap foto pernikahan milik orang tuanya.
 
 
  "Sunwoo! Aku cariin dimana mana, loh! Aku kira kamu nyasar sama kawanan unta." Jihoon berlari ke arahnya bersama Junkyu.

  "Apa apaan nyasar ama kawanan unta?" Ucap Sunwoo memasukkan foto lusuh tadi ke dalam tasnya.

  "Gimana keadaanmu? Baik, kan?" Tanya Junkyu dengan senyum khawatir.

  "Alhamdulillah, baik banget. Aku cuma keinget masa lalu.." Jawab Sunwoo, "ternyata takdir selucu itu, ya? Padahal baru 3 bulan, tapi aku udah rindu banget ama mereka, hehe.."

    Jihoon merangkul pundak Sunwoo, "kalian ada di bawah langit yang sama, kalian terhubung.. Gapapa Sunwoo, pas liburan semester, kamu bisa pulang, kok."

    Sunwoo mengangguk, "aku beneran berharap, kutukan itu beneran udah hilang."

  "Kutukan itu udah hilang, semenjak kamu udah bisa maafin diri kamu sendiri.. Kutukan itu udah hilang barengan ego di hatimu." Ucap Junkyu sambil tersenyum.
 
  
 
    Rusia sangatlah dingin tahun ini. Aku memakai pakaian tebal padahal aku berada di kamarku dengan pemanas ruangan yang berfungsi baik. Eric justru begitu bersemangat membuat boneka salju dengan Ayah di halaman rumah.

    Kami jauh lebih terbuka dengan kedua orang tua kami, kami begitu beruntung, sangatlah beruntung karena terlahir di dalam keluarga yang lengkap. Tumbuh di antara ketiga pemuda dengan kisah hidup mengangumkan membuat kami belajar jika mereka sangat berharga dan selagi kami bisa, selagi mereka masih di sini, orang tua kami adalah poros dunia kami.
  
  
  
    Yunseong melebarkan matanya tak percaya dengan formulir pendaftaran pendidikan residen milik Hyunjin di tangannya. Ujung bibirnya terangkat sedikit, dengan tawa kecil Yunseong bertanya, "gajadi bedah saraf?"

  "Ga, gua jatuh hati ama Forensik." Jawab Hyunjin ikut tertawa.

  "Lu beneran ambil forensik? Gila.." Ucap Eunbin ikut memasang muka terkejut.

  "Kenapa tiba tiba banting setir gitu, coba?" Tanya Sanha.

    Hyunjin tertawa, membentuk eye smile manis yang jarang sekali tampak beberapa tahun terakhirnya sebagai anak koas. "Kalo forensik, gua mungkin masih punya kesempatan ketemu ama mereka lagi, hehe.. Walau ketemu sebagai mantan anggota Klub 513."
 
  
  
    Aku berkirim pesan dengan Nana akhir akhir ini, seperti biasa, dia jarang meresponnya. Namun dengan sebatas tanda centang biru, aku sudah bisa memastikan dia baik baik saja. Aku merasa deja vu saat menulis ini. Ingin aku apakan surat ini? Entahlah.. Aku hanya berharap jika suatu saat aku menemukannya lagi, aku bisa mengenang kehidupanku yang penuh warna.

  
  
  "Na!" Panggil Hyunjoon pada Jaemin yang masih setia berjongkok di dekat makam kedua orang tuanya.

  "Apa?" Tanya Jaemin.

  "Kita harus pergi sekarang.." Ucap Hyunjoon.

  "Gua kan lagi minta restu bapak ama ibu gua biar gua bisa lulus ujian." Balas Jaemin.

    Hyunjoon tertawa sebelum menganggukkan kepalanya, dia ikut berjongkok di sebelah Jaemin. "Pada akhirnya, tetep Sunwoo yang menang, kan?"

    Jaemin menoleh sebentar sebelum ketawa kecil, "iya, bener bener tuh anak.. Bisa bisanya ga sadar buat skenario kematian temen temennya."

[✔] Klub 513 | vol.1 | Ep.2 : Miss Me? Where stories live. Discover now