30. Sandiwara dan Merkuri

5.4K 1.3K 267
                                    

.
.
.

    Mata Eric terpaku pada keadaan pondok di hadapannya, di sana, pondok milik Pak Jaka telah porah poranda dengan banyaknya bekas hitam yang diciptakan oleh si jago merah, ada banyak mobil polisi, ambulans, dan mobil pemadam kebakaran yang terparkir di halaman luas pondok. Semua petugas bolak balik ke dalam untuk membawa puluhan kantung mayat baru.
 
 
  "Sial! Sial, sial, sial! SIALAN!" Eric mengumpat sambil mengusak kasar rambutnya hingga.

  "Udah pasti mati semua, kan?" Ucap Sunwoo.

  "Kalopun ada yang selamat, gua yakin dia ga baik baik aja sekarang." Jawab Hyunjin.

  "Dia sengaja buat kita liat ini?" Tanya Jeno.

  "Pastinya." Balas Sunwoo sambil memicingkan mata, dia tampak tak asing dengan keadaan di hadapannya. Dia seperti pernah liat, tapi dimana? Sunwoo lupa.
  
  
    Jaemin cepat menguasai dirinya sendiri, dengan langkah pelan di mendekat ke arah garis polisi, berbicara dengan salah satu petugas dan tanpa sepengetahuan keempat kawannya, Jaemin diperbolehkan masuk ke dalam pondok yang sebenernya udah ga karuan itu.

    Sambil sedikit bernostalgia, Jaemin menaiki anak tangga satu demi satu, menuju kamar yang dia tau adalah milik Yang Yang. Walau keadaannya tak lebih mendingan daripada lantai dasar yang hampir seluruh perabotnya hangus, Jaemin masih bisa katakan kamar ini cukup selamat.

    Jaemin berkeliling kamar kecil itu, dan kakinya tak sengaja menyenggol sebuah botol yang ada di bawah kasur Yang Yang hingga isinya tumpah ke lantai. Jaemin mengendus bau yang tak asing, itu bau yang pernah Jaemin cium di lab kimia kampusnya—sebelum ledakan terakhir terjadi tentu saja.

    Hyunjoon memaksanya untuk mengendus cairan yang Jaemin kurang tau namanya, dia hanya ingat jika itu termasuk senyawa dengan ikatan kovalen polar, karena seingat Jaemin cairan itu larut dalam air. Jangan tanyakan rumus kimianya karena itu terlalu panjang untuk Jaemin ingat di tengah senyawa lainnya.

    Yang Jaemin ingat dari cairan itu adalah bisa bercahaya dalam gelap. Mengikuti instingnya, Jaemin menutup jendela di kamar Yang Yang dan mematikan lampunya. Walau remang remang, Jaemin bisa lihat ada beberapa spot di lantai yang bercahaya.

    Jaemin memeriksa lantai di bawah kasur, dan dia temukan kumpulan senyawa yang persis sama dengan surat milik Lino tertulis di lanyai menggunakan cairan itu. Jaemin menatap sekeliling dan matanya tertuju pada pintu kamar yang baru dia sadari sedikit transparan di bagian atasnya, seperti pintu bangsal rumah sakit.
 
 
  "Artinya Yang Yang tau jika ada yang akan mencelakainya, dia meninggalkan jejak .. Tapi bagaimana si penculik ini masuk?"

    Jaemin mengikuti spot bercahaya yang dia yakini adalah langkah kaki milik Yang Yang, langkah itu menuju ke arah jendela yang tadi Jaemin tutup tirainya. "Gimana dia bisa ngeluarin Yang Yang dari lantai dua gila.."

    Jaemin berhenti melakukan penyelidikannya dan berjalan keluar, namun langkahnya terhenti di delan pintu masuk karena sosok mayat yang tampaknya terakhir di keluarkan itu tak asing baginya.

    Jaemin mendekat dan menyakinkan dirinya kalau dia sedang tak salah lihat. Itu adalah orang yang sama dengan pengebom lab kimia hingga hampir membunuhnya dan Hyunjoon waktu itu.

  "Dia memasang peledak yang memicu api di dapur pondok." Ucap salah satu polisi yang telah mengenal Jaemin sejak dulu berkat popularitas bapaknya.

  "Dia juga orang yang meletakkan bom di lab kimia waktu itu." Balas Jaemin.

  "Apakah teror bom akhir akhir ini karena ulahnya? Jika benar begitu, dia pasti punya komunitas untuk membantunya melakukan itu semua." Ucap si polisi.

[✔] Klub 513 | vol.1 | Ep.2 : Miss Me? Where stories live. Discover now