22. Merakit Petunjuk

5.7K 1.3K 212
                                    

.
.
.

    Di siang hari yang cukup terik, Jaemin dan Hyunjin berdiri di depan sebuah panti yang Jaemin yakini tempat dimana Luna—mantan guru BK SMA 7 Puncak sekitar tujuh tahun lalu berada. Hyunjin dan Jaemin saling tatap, sama sama ragu untuk mengetuk pintu panti.

    Tapi pintu itu tiba tiba dibuka dari dalam, menyebabkan muka Jaemin yang ganteng tapi ada manis manisnya terhantam pintu itu cukup keras. Jaemin terdorong ke belakang dan jatuh terduduk memegangi hidungnya yang kena telak. Hyunjin panik dan berjongkok di sebelah Jaemin.

  "Na, lu gapapa, kan??" Panik Hyunjin.

  "Hidung gua keanya rusak.." Ucap Jaemin sambil merintih kesakitan.

  "Omongan lu Na, sini gua liat." Ucap Hyunjin berusaha menurukan tangan Jaemin yang setia menutup hidungnya.

    Jaemin menggeleng, "ntar tambah rusak kalo lu pegang."

  "Gausah alay, gua calon dokter, udah lewat tiga stase, kebetulan sekarang lagi di stase ortopedi."

  "Hamdalah, segala puji untuk Tuhan Yang Maha Esa, gua ga nanya."
 
  
  
  "Maaf dek, nggak sengaja! Gatau kalo kalian ada di depan pintu!" Sentak si pelaku.

    Jaemin dan Hyunjin mendongak dan menemukan seorang pemuda dengan tanda pengenal pengurus panti yang terkalung di lehernya. Dia ikut berjongkok dengan muka menyesal dia tak henti hentinya merapalkan maaf hingga Jaemin jadi tak enak hati.

  "Nggak papa, Mas, gini, doang. Dulu pernah dapet yang lebih parah." Ucap Jaemin.

    Pemuda itu mengulurkan tangannya, ingin meminta maaf, Jaemin dengan reflek menurukan tangan kanannya yang sebelumnya dia gunakan untuk memegangi hidungnya, dan setelah itu terjadi darah mengalir derah dari lubang hidungnya.

  "ANJIR NA, LU MIMISAN GUBLUK!" Teriak Hyunjin.

  "GAUSAH NGATAIN GUA GUBLUK! LU KIRA YANG BANTUIN ORANG BEGO KEK ELU BIAR LULUS UJIAN PAS SMA SIAPA?!" Balas Jaemin ikut teriak.

  "Ayo masuk dulu, kami punya kotak P3K, lagipula gua liat liat kalian lagi nyariin orang, kan?" Ucap pemuda itu ramah.

    Jaemin dan Hyunjin kembali melempar pandang sebelum menuruti pria itu. Setelah darah mimisan Jaemin berhenti, mereka kini duduk di sofa ruang utama dengan cangkir teh di hadapan masing masing dan beberapa macam snack.

  "Nama Gua Moonbin Zahuwirya, relawan biasa yang bantu bantu di panti ini. Kalian ada tugas kuliah atau bagaimana? Kok berkunjung kesini?" Tanyanya.

  "Saya Hyunjin, ini teman saya Jaemin. Kami ingin menjenguk seseorang.." Ucap Hyunjin.

  "Keluarga kalian?" Tanya Moonbin.

    Jaemin dan Hyunjin menggeleng serempak.

  "Seseorang yang dulu pernah mengajar sebagai guru BK di SMA 7 Puncak, namanya Bu Luna." Ucap Jaemin.

  "Oh.. Orang itu.." Moonbin menjentikkan jarinya sebelum tersenyum canggung, "orang itu sangat sulit diajak bicara, dia selalu marah pada siapapun yang berusaha merawatnya. Gua rasa nggak mungkin dia mau ngomong ama kalian, tapi, well, rejeki siapa yang tau, kan? Dia ada di kamar nomor 4 lantai atas, pastikan kalian mengetuk pintunya sebelum masuk, semoga berhasil."

    Moonbin berdiri dari duduknya, menunjukkan tangga untuk ke lantai dua. "Sekalian, tolong antarkan potongan apel ini padanya, ya? Dia harus makan banyak buah agar tetap sehat." Moonbin menyodorkan sepiring potongan apel yang dibentuk seperti kelinci.

    Jaemin menerima uluran itu dan mengangguk sambil menatap kepergian Moonbin. Hyunjin juga tak bicara apapun, mereka memikirkan hal yang sama.

[✔] Klub 513 | vol.1 | Ep.2 : Miss Me? Where stories live. Discover now