XXIII. Wretched

Mulai dari awal
                                    

"Tae, kita mampir dulu di supermarket ya? Aku mau membelikan Jimin makan."

Min jae sengaja mengalihkan semua pembicaraan yang menjurus ke arah canggung yang akan merusak suasana. Dan untung saja, Taehyung hanya membalas dengan anggukan tanpa protes atau balas bicara.

Minimarket tepat di persimpangan jalan menuju Seoul memang tempat terbaik untuk belanja. Disana juga banyak menjual berbagai buah tangan, mungkin untuk berbagai turis. Didalam juga ada Odeng yang masih mengepul juga bungeoppang yang terlihat lezat dan hangat dimakan dicuaca dingin ini.

Jangan salahkan Min jae jika dia tertarik untuk mengambil semua santapan yang lezat di depan matanya, karna memang dia dan Taehyung belum sarapan.

"Bagaimana jika kita sarapan? Nanti aku akan membungkus Odeng dan Bungeoppang untuk Jimin setelah kita selesai sarapan?" Kata Min jae dengan beberapa cup dan dua telur yang masih ada di dalam tempatnya menghampiri Taehyung yang sedang duduk menunggu Min jae. "Aku membeli ini untuk sarapan, ada nasi bento juga kalau kau mau"

Taehyung yang memang sudah lapar juga hanya bisa menelan ludah dalam-dalam melihat cup ramen yang bahkan belum diseduh, lalu mengangguk setuju.

"Aishh... Jangan hanya mengangguk, bantu aku. Ini berat" baiklah, Taehyung bahkan langsung bergegas bangun mengambil beberapa cup yang sepertinya ramen. Min jae membawa tiga cup dengan merk yang berbeda "jadi, mau ramen apa bento?" Tanya Min jae lagi karena Taehyung bahkan tidak menjawab.

"Aku mau ramen, salah satu yang kau bawa juga tidak apa"

Min jae bahkan langsung berbalik ketika dia hendak mengambil minuman di kulkas "siapa bilang itu untuk kita? Lihat saja, itu isinya Ramen, Tteok dan Kimci. Bukan ramen semua. Jadi itu semua milikku"

Tae hanya bisa diam, sedikit tersenyum ketika Min jae melenggang pergi setelah mengambil minuman kaleng di dalam kulkas. Taehyung senang, entah kenapa itu terlihat menggemaskan. Ternyata wanita jika sudah urusan makan, sedih juga bukan masalah untuknya.

Maka saat itu juga Taehyung mengambil keranjang belanja dan menaruh beberapa makanan yang dia inginkan untuk masuk kedalam perutnya. Wah tidak sabar rasanya.

Disana mereka menyantap dengan penuh rasa bahagia juga senang. Apalagi jika bukan makanan yang lezat mengalir begitu saja masuk kedalam perut mereka yang kosong itu. Karna nyatanya, bersedih itu membuang tenaga.

☆゚.*・。゚✧゚.*・。゚☆

Disinilah mereka berada, sebuah coffe shop dengan desain yang simpel tapi berkelas dengan jelas terlihat mengagumkan untuk sekedar disambangi dan menikmati segelas kopi panas juga beberapa dessert manis yang akan membuat perasaan para pengunjung yang menyambangi tempat ini kemungkinan nyaman dan tenang.

"Mau aku temani atau kau mau masuk sendiri?" Tanya Taehyung dengan wajahnya yang menyembul keluar dari kaca jendela mobilnya, melihat Min jae yang sedang mengamati toko itu penuh pancaran bahagia.

Seperti sepasang kekasih yang sudah lama tak bertemu, dan akhirnya dipertemukan.

Min jae menggeleng, tangannya meremat bungkusan yang terasa masih hangat di genggamannya "aku masuk sendiri saja tae, bukannya kau harus cepat ke kantor?"

"Ah baiklah, aku berangkat. Jangan lupa hubungi aku jika terjadi sesuatu. Aku berangkat ya" Taehyung tersenyum dan segera melaju ketika anggukan dari Min jae diterima.

Min jae bahkan masih saja diam, senyum terlukis indah di bibir manisnya. Seakan tidak lagi sabar untuk kembali menyapa sang kekasih, juga ingin mengetahui kabarnya.

DEV[k]ILL [M] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang