00.07

15 2 0
                                    









-----BLISS-----





"Serius lo?"

"Iya El! Masa gue bohong sih!"

"Kurang kerjaan banget sih itu bocah."

"Ah gatau deh, udah ya gue mau berangkat."

"Me too, bye."

Sasa memutuskan sambungan panggilan itu, ia memasukkan handphonenya kedalam saku rok. Sasa menceritakan kejadian semalam saat Haechan dan Jaemin datang kerumahnya hanya untuk menyuruh Sasa membaca chat. Gila?! Nekat banget.

Sekarang Sasa sedang memakai sepatu diruang tamu. Berharap hari ini sepatunya tidak hilang lagi, karena beberapa menit yang lalu pak Sehun memberitahukan bahwa hari ini harus latihan untuk lomba 2 bulan lagi. Memang masih lama, namun Pak Sehun bilang harus mempersiapkan segalanya dengan matang.

Dengan malas ia menuju kedepan rumah, seperti biasanya menunggu Johnny untuk mengantarnya. Ini semua salah Sasa yang tidak bisa membawa motor dan sekarang kalau kemana mana harus merepoti Abangnya itu. Walaupun Johnny kadang menolak, tapi Johnny tidak pernah mengatakan bahwa ia risih dan lelah harus mengantari Sasa kemana mana. Toh, sekaligus menjaga adiknya.

Tangan kanannya memegang lembar roti yang ia ambil dimeja tadi. Pipinya menggembung saat Sasa memaksakkan roti itu masuk kedalam mulutnya.

"Pelan pelan dong makannya, ga muat tuh."

Sasa yang menyadari bahwa ada suara bariton yang menegurnya. Langsung memutar kepalanya kesegala arah. Mencari sosok tersebut. Sepi! Tidak ada siapapun. Tubuhnya meremang, apakah makhluk astral mulai menganggunya?

"Gue disini!"

"DEJUN!"

Sasa melotot, tubuhnya membeku, otaknya kosong, tangannya gelagapan seolah salah tingkah. Dejun pagi pagi didepan rumahnya sedang duduk diatas motor. Mau ngapain coba?

Teriakan Sasa ternyata mengundang Mama yang sedang asyik menyiram tanaman di kebun samping rumah. Mama yang masih memegang gembor-tempat yang berisi air untuk menyirami tanaman. Melihat Sasa yang terpatung kaku dengan laki laki didepan pagar. Mama langsung menghambur kedepan pagar, membuat Sasa sadar dari pakuannya.

"MAMA NGAPAIN?!" Teriak Sasa, mamanya seperti Abg yang sedang mencari mangsa. Sekali ada yang ganteng pasti langsung dideketin. Bahkan teman teman Johnny juga sudah tak heran melihat tingkah mama yang kadang menggombalinya. Kasian papa.

"HAECHAANN-eh kok berubah mukanya?"

Langkah mama terhenti, saat melihat wajah bingung Dejun. Lalu sedetik kemudian ia tersenyum ramah, turun dari motor dan salim.

"Dejun, tante." Ucapnya setelah melepas ciuman punggung tangan tersebut.

"Oh, kirain Haechan! Sini masuk dulu, panggilnya mama aja!" Mama mengibas ibaskan tangannya menyuruh Dejun masuk. Dejun hanya bisa menuruti dan mengikuti langkah Mama.

"Ih mama maluu! Sasa langsung berangkat ya! Babay!" Sasa langsung mengecup mamanya dan meraih tangan Dejun untuk naik ke motor, setelah ia juga ikut naik. Dejun memakai helmnya terlebih dahulu. Lalu melajukan motor besarnya itu menjauh dari rumah Sasa.

BLISS | Lee HaechanWhere stories live. Discover now