s e m b i l a n

118 21 2
                                    

--

"Akhh!!!"

Teriak Taehwa 'tak karuan. Baru saja hatinya diobrak-abrik oleh oknum Lee Juyeon.

Mulai dari kejelasan statusnya dengan kak Mirae hingga alasannya berubah dingin akhir-akhir ini, semuanya telah lelaki itu beberkan kepada Taehwa.

Selain kejelasan status 'pasangan' keduanya, kini hanya butuh satu hal untuk menyempurnakan hubungan keduanya.

"Satu hal yang aku minta dari kamu di dalam hubungan ini ialah rasa kepercayaan. Apapun yang terjadi nanti, aku mohon percayalah padaku bahwasanya kamu adalah satu-satunya rumah bagiku. Tempatku berpulang dan beristirahat cuma kamu, camkan itu."

Kalimat serius yang terucap dari bibir Juyeon masih saja terngiang-ngiang di kepala sang gadis. Entah atas dasar apa Juyeon harus berkata demikian, tapi satu hal yang Taehwa ketahui, ia harus bisa memenuhi permintaannya.

Jemari Taehwa meraba pelan kalung pemberian sang kekasih. Sulit untuk dipercaya bahwasanya Juyeon juga turut merasakan hal yang sama dengannya.

"Kamu tahu kenapa waktu itu aku blak-blakan nyatain cinta ke Mirae?"

"Kenapa?"

"Untuk melihat reaksi kamu. Aku liat wajah kecewa kamu, dan aku tahu kalau itu merupakan lampu hijau buat aku mengejar kamu."

Warna merah padam terlukis pada pipi tembam Taehwa.
Rasa bahagia bercampur kecewa tengah menyelimuti hati kecilnya.
Bahagia karena cinta-nya terbalaskan, namun kecewa karena pernyataan cinta Juyeon tidak sesuai ekspektasi sang gadis. Tidak ada buket bunga dan makan malam romantis-- hanya sebuah pernyataan tulus diiringi sebuah pemandangan laut.

Not bad sepertinya.

Baru saja Taehwa akan melanjutkan belajar, sudut matanya menangkap buku bersampulkan merah muda bertuliskan Catatan Juang tertampik di ujung nakas.

Diambilnya buku tersebut sebelum mulai membaca halaman pertama. Tanpa Taehwa sadari, ia semakin hanyut dalam buku yang menyimpan banyak pelajaran itu. Sampai sampai, dirinya sendiri 'tak sadar akan keberadaan amplop putih polos yang terselip di halaman belakang buku.

Entah apa yang tersisipkan di dalam amplop tersebut, kita 'tak akan pernah tahu.

--

"Masih sibuk belajar?" Tanya Juyeon dari seberang sana.

Malam minggu, malam terindah bagi para pasangan. Seharusnya begitupula untuk pasangan Juyeon dan Taehwa, namun sayangnya sang gadis harus tetap belajar bahkan hingga larut malam.

Juyeon mengerti keadaan sang kekasih. Lantas, dirinya sendiri-pun juga harus turut belajar mengetahui SBMPTN akan sebentar lagi terlaksana.

"Hmm... Ini baru selesai belajar Biologi. Sekarang mau revisi ulang Kimia," kata Taehwa.

Suaranya serak dan mata belok-nya nampak sedikit bengkak; efek kurang tidur. Memang, akhir akhir ini Taehwa jadi sering bergadang. Namun, malam malam itu tidak pernah sepi karena sang kekasih lantas setia menemani.

Sekalipun hanya sekadar teleponan dan bertukar suara, namun hal itu sudah cukup bagi keduanya.

"Kepercayaan itu nomor satu dalam hubungan."

Lantas itulah kata kata Juyeon yang selalu Taehwa ingat. Lagipula, Taehwa tahu betul bahwasanya lelaki itu tidak akan memiliki waktu untuk wanita lain dengan sibuknya agenda sekolah.

Ting!

Satu pesan masuk tiba-tiba menghampiri sang gadis.
Dibukanya pesan dari sang sahabat-- Eunhye, tanpa tahu menahu apa pesan yang dikirim.

Dan seketika itu juga, dunia serasa berhenti bergerak.
Perasaan kecewa sekaligus tidak percaya turut tertuang dalam setetes air mata.

--

Throwback | Lee Juyeon [✓]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant