t u j u h

120 20 3
                                    

--

Pernahkan kalian bertanya-tanya mengapa jatuh cinta itu begitu mudah, namun belajar untuk merelakan seseorang itu seribu kali lebih susah?

Pertanyaan itu juga-lah yang tengah terngiang di benak seorang Kim Taehwa.

"Kenapa sih sesusah itu untuk move-on dari kak Juyeon?!" Teriak Taehwa frustasi.

Gadis yang baru mengemban umur 16 tahun itu belum matang memang apabila harus terjun ke dalam dunia percintaan, namun hati kecilnya seakan berkata lain. Di masanya yang baru menginjak dunia putih abu-abu, nyatanya tidak menjadikan Taehwa korban cinta monyet. Kalau kata orang orang:

"Ini baru yang namanya first love (cinta pertama)."


Dan satu hal yang pasti, cinta pertama tidak semudah itu untuk dilupakan.

"Ughh...."



Waktu kini telah menunjukkan pukul 5 sore. Faktanya, Taehwa telah menghabiskan setengah hari dalam hidupnya untuk ber-prokrastinasi. Sangat tidak efektif dan tentunya ia membenci hal itu. Apalagi, ada setumpuk kertas LKS yang tengah menunggu untuk dibaca.

Lo mau ikut gue ke perpustakaan?


Satu pesan masuk tiba tiba menggetarkan handphone Taehwa yang tengah berada dalam mode getar.

"Ck. Ck. Tumben banget Eunhye mau ngajak ke perpustakaan. Biasanya juga dia yang paling ogah-ogahan."

'Kesambet apa lo?' Tukasnya balik.

'Gue harus nyicil belajar buat UAS hehe...' balas sang sahabat begitu cepat.


Melihat sang sahabat yang tengah rajin-rajinnya, akhirnya Taehwa memilih untuk mengiyakan tawaran Eunhye untuk pergi ke perpustakaan bersama.

"Daripada kelamaan sedih sendiri di kamar, mendingan gue belajar aja," pikirnya.


--



"Hye, tadi lo janji mau ke perpustakaan. Kok sekarang malah ngajak gue ke pantai buat liat sunset sih?"

Taehwa tengah dibuat kesal dengan perilaku Eunhye yang 'tak sesuai perkataan.

"Duduk dulu dan nikmatin pemandangan apa salahnya sih? Belajar terus juga suntuk tau..." kata Eunhye.


Taehwa hanya bisa diam seribu bahasa. Gadis itu sedang tidak memiliki energi untuk berdebat dengan sang sahabat. Apalagi untuk hal sepele seperti ini.

Dilihatnya langit senja yang terdampar begitu indah dihadapannya. Membentang dari ujung penjuru hingga ke batasan lainnya. Kini ia teringat mengapa dulu ia begitu menyukai senja.


Taehwa masih ingat betul kejadian dua tahun lalu yang masih setia membekas. Hari dimana ia tertusuk anak panah asmara; hari dimana dirinya mulai jatuh cinta.

Taehwa masih ingat betul hari itu dimana langit tengah memantulkan cahaya indahnya sedangkan hati sang gadis tengah berduka. Hari itu adalah hari kepergian sang nenek tersayang.


Taehwa yang selalu hidup di dalam dekapan sang nenek benar benar terpukul oleh kabar tersebut dan laksana pangeran berbaju besi, Juyeon adalah orang yang membantunya berjalan melewati masa masa kelam itu.

Berawalan dengan pertemuan 'tak terduga di pesisir pantai, gadis itu masih ingat kalimat seorang Lee Juyeon yang membekas selalu di hatinya bahkan hingga saat ini.


"Kepergian seseorang itu ada untuk diikhlasin, bukan untuk ditangisin. Justru seharusnya kamu berdoa. Berharap kepada Tuhan agar nenekmu bisa diberikan tempat yang nyaman di atas sana. Semua hal telah Ia rencanakan dengan baik, sisanya hanya bergantung pada hambanya. Lantas akankah mereka bersyukur atas waktu yang telah diberikan atau tidak."

Dan setelah mendengar penuturan lelaki itu, ia seketika mendapati secercah cahaya. Sosok pelindung selain yang sang nenek, ialah seorang Lee Juyeon.

Taehwa kecil saat itu masih belum mengenal debaran yang dinamakan jatuh cinta, namun kini ia yakin bahwa dirinya telah jatuh hati kepada sosok seorang Kak Juyeon yang selalu ia kenal.

Dan hari itu Taehwa pun mengucap janji,

"Teruntuk kakak yang udah menguatkan aku, aku janji saat aku sudah besar ini aku akan membalas budi kakak. Suatu saat nanti kalau aku lupa janjiku ini, jangan lupa untuk tagih aku ya kak."


Dan sejak saat itu dirinya selalu menunggu. Karena sampai kapanpun, janji Taehwa akan terus berlaku. Dengan langit senja indah yang menjadi saksi bisu janji manis keduanya, kini Taehwa kembali menanam rasa pada lukanya yang tengah terbuka.


"Aku akan setia menunggu Kak Juyeon. Aku janji."

--

Throwback | Lee Juyeon [✓]Where stories live. Discover now