13. 💮 Pillow Talk

21.6K 2.7K 214
                                    

Terima kasih untuk doa teman-teman semua ❤️❤️
Hari ini 1 part lagi ya.

*******

"Kok bisa sih?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kok bisa sih?"

aku mondar-mandir di ruang tamu, mengamati rumah depan lewat jendela kaca ruang tamu yang lebarnya memenuhi dinding. Sengaja menyibak gorden lebar-lebar supaya mataku leluasa mengintai, meskipun sedikit terhalang pagar rumahku sendiri dan dahan pohon jambu yang nyempil di sudut taman rumah.

"Sayang, kamu nggak laper?" Mas Bram yang baru kelar meeting dengan Malik dan Syahran di ruang kerjanya, terdengar membuka lemari es.

"Kare ayam dari Ibu sudah kuangetin Mas." aku masih tak beranjak dari depan jendela kaca ruang tamu. Tadi, sepulang dari Jumatan, dan dari posisiku ini, aku melihat Fahmi masuk ke rumah barunya itu. Aku penasaran, dia tinggal sama siapa? Sendirian atau sama istri simpanannya itu.

"Lihat apa sih?"

Aku berjengit kaget, Mas Bram sudah berdiri di sebelahku dengan apel di tangan. Dahinya sedikit berkerut dan matanya ikut menelisik ke arah pandanganku.

"Mas, waktu rapat RT kapan hari, dia sudah di sini belum sih? Sudah ada waktu rapat RT?"

"Belum, gak ada di rapat bapak-bapak."

"Kemarin kita liburan juga kayaknya depan masih kosong, kok tiba-tiba aja dia ada di sana."

"Baru pindah mungkin."

"Kok dia bisa pindah ke sana?"

"Daripada ke sebelah, nanti desahan kita kedengaran, gak asyik kan? aduduh.."Mas Bram meringis, mengusap-usap pinggangnya.

Ngomong sama Mas Bram, dari dulu emang kudu menyiapkan stok sabar. Mulutnya minta di ceples lama-lama. Aku ke ruang makan, menyiapkan makan siangnya. Namun, begitu membuka magicom mataku nanar.

"Kok masih jadi beras?"

"Hahahaha."Mas Bram yang mengekor langkahku tertawa ngakak, "kamu lupa pencet On kali, keasyikan ngintip tetangga depan. "

Astaga. Pantes, dia balik sambil ngunyah apel, rupanya beras di magicom belum berubah jadi nasi, masih jadi beras yang terendam dalam air.

"Duh, cacingnya masih bisa tahan gak?" Aku menoleh menatapnya.

"Gak. "

"Masa iya minta nasi Bu Pras?"

Mas Bram tertawa, mengacak rambutku gemas.

"Makan diluar saja yuk, aku pingin bakso depan gang, sekalian kita lama gak motoran."

"Ah, Papo tidur?" suara mungilnya berdecak kecewa saat kuperlihatkan posisi Mas Bram melalui layar ponsel.

****

EPILOG Part : HANIMUN

"Mas, kita belum ke Ranu manduro lho, bagus tempatnya."

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hmm." Mas Bram tak menanggapi, moodnya sudah buruk sejak Rara video call. Tidurnya bahkan masih membelakangiku, panggilan itu berlangsung selama dua puluh menit. Lumayan, sampai Rara benar-benar terlihat ngantuk.

"Belum juga ke Puthuk Kembang Kunjorowesi lho, besok bagaimana?"

"Belum juga ke Puthuk Kembang Kunjorowesi lho, besok bagaimana?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tak ada tanggapan. Aku masih menggulirkan jari di layar, melihat-lihat wisata Mojokerto dari Instagram.

"Gak usa pura-pura bobok dan ngambek, masa sama Rara ngambek

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gak usa pura-pura bobok dan ngambek, masa sama Rara ngambek."

Hening tak ada jawaban. Aku mengerutkan dahi, tumben, tapi dari nafasnya sih sepertinya beneran tidur. Kugoyang sebentar tubuhnya, tak ada tanggapan. Fiks, dia tidur.

Bersambung.
*****

Just Marriage (JPB Sesi 2) [TERBIT] Where stories live. Discover now