005

846 151 23
                                    

FOLLOW!

VOTE!

KOMEN!

Hehe aku baru pulang PKL waktu sore, jadi baru aktif sekarang. Soalnya dari pagi-siang aku bongkar CPU... Mana lupa bawa kacamata jadi puyeng dehh 😂😂

Ikuti 3 step di atas agar aku semangat untuk menulis bab baru! Semakin banyak bintang yang aku dapat semakin besar juga cayaha semangat yang ada di otak ku





Helena terisak saat mendengar jika putranya menangis meraung memanggil sang ayah, namun Helena tak tahu jika William mantan suaminya itu ada di sekolah Jongin dengan anaknya. Jongin tidak membuka mulut untuk bercerita atau berbicara mengenai kejadian hari ayah itu, Jongin selalu murung jika hal itu di ungkit lagi dan Helena tak ingin senyuman manis itu hilang.

"Mama pergi bekerja jongiee, jangan membuka pintu jika ada seseorang yang tidak dikenal datang okay?"

Hari ini Helena harus bekerja keras untuk menanam hingga mengangkut karung-karung hasil di ladang Tao, Helena masih bersyukur karena Tao selalu memberikan sayuran hingga buah-buahan segar untuknya dan Jongin tidak kekurangan nutrisi karena itu. Namun hari ini berbeda, Helena harus bekerja sampai sore dan meninggalkan Jongin di rumah, sedikit menghawatirkan memang tapi Jongin bersikukuh jika semuanya akan baik-baik saja.

"Baik ma, mama jangan terlalu lelah disana." Ucap Jongin membuat Helena tersenyum lembut, putranya memang pengertian.

"Iya sayang, hati-hati dirumah!"

Jongin melambaikan tangannya pada sang ibu yang mengayuh sepeda pemberian paman Tao dengan perlahan, punggung ringkih namun kokoh ibunya adalah hal yang terakhir kali dia lihat sampai di belokan sang ibu pun tak terlihat lagi, usia nya belum mampu untuk bekerja bahkan walaupun mampu pasti tidak akan ada yang mau menerimanya.

"Jongiee sayang Mama.."

-------------

"Lempar bolanya Sehun!"

Di teriknya sinar matahari tak membuat sebagian anak-anak laki-laki yang sedang bermain bola basket berhenti, Sehun terus mendribble bola basket itu hingga akhirnya ia lemparkan pada ring dan masuk! Sorakan siswi-siswi di pinggir lapangan pun membuat tim basket Sehun semakin semangat. Gadis-gadis cantik hingga laki-laki manis pun berkumpul untuk mendukung idolanya, Ooh Sehun laki-laki tampan disekolah itu bahkan terkenal hingga ke sekolah lain.

Sifat dingin dan pendiam nya membuat para siswi semakin gila menghayal jika Sehun adalah orang yang romantis jika mereka luluh kan hatinya, terlalu banyak membaca fiksi-fiksi romantis dan tak menilai hingga ke akar. Sehun tidak akan mengelak jika dia memang populer, bahkan sangat populer dan Sehun tidak bangga akan itu.
Yang Sehun inginkan hanyalah Jongin kembali, adik menggemaskan nya.

"SEHUN!"

Teriakan memekakkan telinga itu sangat memuakkan, mereka selalu mendekatinya karena rupa dan nama keluarga. Sehun tidak suka itu.

"Bro? You okay?" Tanya Chanyeol pada Sehun yang terdiam melamun.

"Hmmm."

"Selalu dingin." Cibir Chanyeol.

"Pulang sekolah kita akan ke game center, kau ikut?" Tanya Chanyeol

"Ya." Jawab Sehun membuat Chanyeol mendengus dan yang lain tertawa.
Sehun memang selalu seperti ini.

╰(⸝⸝⸝´꒳'⸝⸝⸝)╯

"Bagaimana kabar Sehun di Korea?"

Hug Me Papa! [Dipindahkan!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang