003

1K 177 22
                                    

FOLLOW!

VOTE!

KOMEN!

Typo? Komen! Aku bakal revisi.

Ikuti tiga step di atas agar aku semangat nulis!


Hari yang cerah namun jiwa yang mendung, Jongin beserta sang ibu akhirnya pergi dari negara kelahirannya dan menetap di Moskow atau Moskwa ibu kota Rusia, hanya dengan flat kecil dan sang ibu bekerja sebagai tukang sayuran. Ibunya berbohong, ini bukan rumah temannya ataupun kerabatnya tetapi rumah kontrakan harga murah yang ibunya sewa.

Jongin tidak marah dan tidak sedih jika tinggal di flat kecil seperti ini, hanya saja Jongin kecewa karena sang ibu berbohong pada sang nenek dan berkata jika mereka akan tinggal di rumah teman ibunya di Seoul.

"Jongiee, kau besok akan sekolah di sini nanti cari teman yang banyak oke?"

"Jongiee harus berteman dengan banyak orang? Mengapa ma?"

"Berteman baik itu penting sayang, kau dan teman-teman mu akan saling membantu disaat kesulitan."

Jongin yang mendengar penjelasan sang ibu pun mengangguk semangat dan bertekad untuk mencari teman yang banyak, walaupun Jongin tidak bisa bahasa Rusia tapi jongin mahir dalam bahasa Inggris. Dulu papa dan Mama selalu memakai bahasa Inggris saat di Amerika.

"Sekarang Jongiee tidur, besok Mama akan membangunkan mu dan mengantar Jongiee ke sekolah." Ucap Helena sambil mengelus rambut halus Jongin.

"Apa mama akan bekerja?" Tanya Jongin.

"Tentu sayang, nanti Jongiee di rumah ya? Tak apa kan? Apa Jongiee ingin ikut?"

"Jongiee ikut dengan Mama saja!"
Pagi harinya, Jongin bersiap dibantu sang ibu untuk berangkat ke sekolah barunya. Saat ini Jongin masih berada di kelas Lima sekolah dasar.

"Jongiee, disana jangan nakal oke? Nanti Mama akan menjemput jongiee, jangan kemana-mana dan jangan ikut dengan orang asing!" Peringkat Helena, saat dulu Helena tak akan se khawatir ini karena penjagaan anaknya sangat ketat, namun sekarang beda lagi Helena tak sanggup membayar jasa penjagaan anak ataupun body guard seperti yang suaminya lakukan dulu.

"Baik ma, Jongiee sayang Mama!" Ucap Jongin lalu berjinjit untuk mengecup pipi sang ibu

Helena yang tahu pun langsung menurunkan tubuhnya dan mengecup kening Jongin sayang, "Mama juga menyayangi Jongiee, belajar yang baik." Ucapnya.

Sang ibu pun perlahan meninggalkan jongin di depan kelasnya, menatap punggung ibunya yang perlahan menjauh. Mengusap peluh yang membasahi keningnya, dulu Jongin akan diantar dengan mobil oleh supirnya tanpa susah-susah berjalan kaki di tengah dinginnya udara pagi, tetapi saat ini berbeda Jongin harus rela berjalan kaki karena tak memiliki kendaraan seperti motor dan mobil, bahkan sepeda pun tak punya. Dan Jongin tak keberatan selama dia bersama sang ibu.

Ting tong

Suara bel sekolah berbunyi menandakan seluruh siswanya harus segera memasuki kelas yang sudah tercantum saat pendaftaran, saat ini sudah memasuki musim dingin di Rusia jadi kegiatan di luar sekolah pun terhenti dan di gantikan oleh kegiatan di dalam kelas. Jongin berjalan menuju meja-meja yang tertata rapi untuk menemukan meja yang cocok dengannya, hingga netranya melihat satu kursi yang pas sekali membelakangi mesin penghangat ruangan diatasnya, sepertinya Jongin sudah menemukan tempatnya.

"Jongiee duduk disini boleh kan?" Jongin bertanya pada dirinya sendiri. Jongin hanya khawatir jika ternyata bangku itu sudah ada pemiliknya.

"You can sit anywhere honey." Suara itu mengagetkan Jongin yang sedang melamun.

Hug Me Papa! [Dipindahkan!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang