49. | Kembalinya Ratu dan Raja balap.

Start from the beginning
                                    

"Kenapa?"

"Ya lo mikir lah!"

"Lo?!"

Derren tak terima Cheryl ngomong 'Lo'

Derren hanya butuh refleshing aja dan nenangin moodnya yang akhir-akhir ini memburuk.

Cheryl tersenyum jahil. Dia mengambil sesuatu dari kantung seragamnya.

Derren yang sedang membungkuk membetulkan tali sepatu yang terlepas, langsung berdiri saat aroma familiar menusuk batang hidungnya.

Derren memberikan sorotan tajam. Dia mengambil rokok yang barusan Cheryl hisap ke bawah untuk di injak dengan sepatu mahalnya.

"Kenapa lo buang?!"

"Lo ngapain ngerokok?!"

"Lo mau?"

Cheryl menawarkan sebungkus rokok yang masih banyak isinya.

Derren mengambil satu batang dengan wajah yang masih kesal.

"Gak usah marah, lo juga mau kan."

•••

Malam ini adalah malam yang di tunggu-tunggu oleh banyaknya orang.

Arena sirkuit kembali bersinar. Banyak orang yang datang hanya untuk menyambut kedatangan Queen racing and king racing yang kini sudah berada di lapangan.

Mereka akan menjadi rival dan menunjukan skillnya yang selama ini telah hilang.

Suara teriakan bergelora dengan bendera Delvaroz dan Reveelix yang berdiri gagah kesana kemari terkena angin malam.

Suara pluit sudah terdengar denga  bendera kecil yang di jatuhkan. Teriakan itu semakin keras saat kedua motor sudah melaju dengan kencang bagaikan angin yang lewat.

Cheryl tersenyum dari balik helm. Dia menatap suaminya yang kini menjadi Rival di area balap.

Mereka kembali lagi ke dunia bad nya masing-masing.

Garis finish sudah berada di depan mata. Dalam sekejap motor keduanya sudah sampai di dalam garis finish. Mereka seri, tidak ada yang menang, dan tidak ada yang kalah.

Keduanya sama-sama kuat tak bisa di kalahkan.

Para anggota menghampiri, dengan senyuman yang memancarkan kebahagian.

"Widih suami istri kompak bener."

"Jangan-jangan kalian janjian?"

Derren membantah. "Gak lah. Gue sama Cheryl itu emang jodoh, makannya apa-apa selalu kompak. Ya gak, sayang?"

Laki-laki itu membuka helmnya. Angin malam membuat poni panjangnya berterbangan.

Glek.

Cheryl menelan saliva. Seperti terhipnotis oleh ketampanan Derren yang sangat sangat tampan.

Ganteng banget suami gue.-Batinnya.

"Gue tau gue ganteng. Berhubung lo istri gue, jadi bebas ngeliatin gue kapan aja."

Cheryl mengumpat. Ia membuang wajah, malu dengan perkataan Derren barusan.

Anggota pada menyahut dengan mengoda ibu bosnya.

"Aduh aduh. Gemes banget sama bu bos, pengen gue rebutt."

Derren memberikan tatapan tajam.

Orang itu langsung bersembunyi di balik punggung temannya. "Maaf bos, gue cuma bercanda."

•••

Derren membantu Cheryl untuk beres-beres rumah. Berhubung sekarang hari libur, jadi dia tidak sibuk-sibuk banget.

Derren mendapat bagian untuk menjemur pakaian di depan rumah.

Kebiasaan pagi, banyak ibu-ibu kompleks yang sedang berbelanja di tukang sayur. Mereka terpesona dengan leluk tubuh laki-laki yang kini sedang menjemur pakaian.

"Aduh mas, udah ber-istri belum?"

"Ganteng banget suami saya."

"Dih halu."

"Jeng, ini masih pagi lo, jangan halu. Orang itu suami saya."

Derren yang sempat mendengar dirinya menjadi bahan ghosipan ibu-ibu, langsung berlari ngacir ke dalam rumah bergegas untuk memakai baju.

Jika Cheryl tau Derren telah memamerkan tubuhnya yang bagus itu, sudah di pastikan dia akan tidur di luar!

Apalagi tadi ibu-ibu itu sempat melihat perut kotak-kotak milik dirinya!

Cheryl keluar memeriksa pekerjaan Derren. Apakah sudah selesai atau belum.

Telingganya tak sengaja mendengar ibu-ibu yang sepertinya sedang membicarakan Derren.

"Duh, saya gak kuat liat perutnya yang kotak-kotak!"

"Saya juga jeng. Suami saya mah perutnya segeda bola pingpong."

"Kalo cowonya kayak gini mah, saya siap jadi orang ketiga."

Cheryl mengelengkan kepala mendengarnya. Dia mendekati Derren yang hampir selesai menjemur baju.

"Tadi lo gak pake baju?"Cheryl bertanya.

Derren gugup menjawabnya. "Iya, panas banget soalnya."

"Terus ngapain jemur bajunya di luar rumah? Sengaja banget ya pengen pamer perut kotak-kotak punya lo, ke ibu-ibu kompleks?!"

"Bukan begitu sayang. Aku jemur baju disini biar kena sinar matahari, jadi biar cepat kering."

"Alasan!"cibirnya pergi dengan rait wajah yang terlihat kesal.

Derren itu sangat menyebalkan!

CHERYL [END]Where stories live. Discover now