Sherin menurut, ia langsung merebahkan badannya dan diselimuti oleh Veno. Veno pun ikut bergabung dengan adiknya. Keduanya tidur dalam damai.

Nadia dan Kenzo membuka pintu kamar Veno perlahan, mereka melihat kedua buah hatinya sedang tertidur pulas. Nadia mengelus rambut Veno dengan lembut, ia tidak ingin tidur anak-anaknya terusik.

Pagi ini, para sahabat Theressa mengeluarkan aura yang mencekam dan tampak raut kesedihan yag tercetak jelas di wajah mereka. Wajah Cilla dan Irene nampak sembab karena habis menangis dalam waktu yang terlalu lama.

"Gua gak habis pikir sama orang yang udah sekap dan siksa Ressa." Cilla menghembuskan nafasnya dengan kasar, Irene mengangguk membenarkan. Mereka berdua sudah tahu tentang video itu. Karena Rian mengirimkan pada Nico dan Gangga.

Indy dan kedua sahabatnya merasa kasihan pada sahabat Theressa. Ia bangun dari duduknya dan menghampiri bangku sahabat Theressa yang tidak jauh dari tempatnya. "Mau gua bantu ngga?" tawar Indy. Nayla tersenyum menanggapi tawaran Indy, "Gak usah Ndy, udah dibantu sama anak-anak Cangkemanz kok. Makasih ya." Nayla tersenyum dan dibalas dengan senyuman juga oleh Indy.

Bel telah berbunyi, semuanya kembali ke bangku masing-masing.

Beberapa menit berlalu, Irene dan sahabatnya tidak bisa berkonsentrasi belajar. Mereka berempat memilih untuk tidur saja.

Bel istirahat berbunyi, Rian dan ketiga sahabatnya berlari menuju parkiran mobil. Gangga mengirim pesan pada Cilla mengabari bahwa mereka akan pergi mencari keberadaan Theressa.

Mereka pergi dengan mudah, karena para guru sudah tahu berita tentang Theressa yang diculik. Jadi para guru membiarkan sahabat-sahabat Theressa termasuk anak-anak Cangkemanz keluar sekolah bertujuan mencarinya.

"Yang sekap Theressa hebat banget sampe kita gak tahu tempat dia sembunyiin Theressa." Rian mengangguk dan tetap fokus dengan jalanan di depannya.

Setelah tiga jam, mereka tidak menemukan tempat Theressa disekap.

🍂🍂🍂

Sudah lima hari Theressa disekap di rumah tua yang letaknya di tengah hutan. Sudah lima hari pula, sahabat dan keluarga Theressa mencari keberadaannya.

"Ma, Pa, Rere takut.." lirih Theressa saat melihat David membawa ikat pinggang. Theressa yakin ia akan dipukuli dengan ikat pinggang itu.

Badan mungil Theressa yang tadinya putih, bersih, dan mulus itu sekarang penuh luka dan lebam. Badan Theressa yang tadinya berisi, sekarang sangat kurus. Tenaganya pun melemah. Selama Theressa disekap, ia tidak pernah diberi makan. Ia hanya disuruh memuaskan nafsu David saja. Dan setiap disuruh untuk memuaskan nafsu David, ia selalu menolak. Dan akhirnya ia akan disiksa oleh David.

Kondisi Theressa sangat menyedihkan kali ini. Selain badannya penuh luka dan lebam, hoodie yang tadinya ia pakai pun kini sudah dilepas. Legging yang membalut kaki Theressa pun sudah sobek.

Theressa hanya berharap ada orang yang menemukannya sebelum ia meninggal dengan kondisi mengenaskan.

"Yo bantuin Rere..." batinnya.

Setelah Theressa mengucapkan kalimat itu dalam benaknya, terdengar suara petir yang menggelegar seolah semesta mendengarkan suara batin Theressa.

Petir terus berbunyi saling menyahut. David menunduk menutupi telinganya dan melihat ke arah Theressa. Tiba-tiba saja Theressa menatapnya dengan nyalang. Bola matanya terlihat berubah warna menjadi merah dan memancarkan aura kemarahan.

Theressa [COMPLETED]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن