Six: Habit

72 22 1
                                    



"Kalian sudah kencan?"

Mingyu menggeleng, "dia bukan tipe orang seperti itu, dia orang yang sederhana, tapi sulit untuk meluluhkan hatinya."

"Dia itu tidak punya hati." Jawab Minghao sambil menyibak rambut depannya ke belakang, sudah mulai panjang.

Mingyu terkekeh dengan jawaban Minghao, mereka baru pulang kerja kelompok di rumah Dokyeom, sialnya Minghao satu kelompok dengan Yuju, gadis yang pernah ia cium di perpustakaan beberapa hari lalu, ia malu sekali, untung saja Yuju bersikap seolah tidak ada hal aneh yang pernah terjadi diantara mereka.

"Ya karena aku sudah merebutnya," balas Mingyu dengan tawa diujung.

Minghao tersenyum tipis, ia rasa sudah saatnya belajar melupakan dan merelakan Raeyoung, ia tak perlu lagi terlalu mengejar Raeyoung, gadis itu akan punya Mingyu yang jauh lebih baik darinya, walaupun cemburu masih terus membara di hati Minghao mencoba rela jika suatu hari nanti Raeyong memang memilih orang lain ketimbang dirinya.

"Bagaimana kemajuan hubungan kalian?" Tanya Minghao agak tertarik, ia sedikit mencoba membandingkan caranya dulu dan Mingyu sekarang.

Mingyu mengendikkan bahu, ia mendadak tersipu sendiri, "kami masih seperti biasa, dia tipe orang yang sulit didekati, aku juga masih malu dan takut untuk lebih dekat dengannya.

"Kau harus berani Gyu," balas Minghao dengan senyum palsu.

Mingyu mengangguk senang, mendengar Minghao yang menyemangatinya seperti itu Mingyu menjadi malu sendiri sekaligus bersemangat, ia termotivasi, itu artinya Minghao menyetujui hubungan mereka "aku akan berusaha," ucap Mingyu dengan senyum girang, "jika kami kencan kau akan jadi orang pertama yang kutraktir, kau bebas memilih makanan dan minuman apapun sesukamu."

Mingyu mengangguk sambil menurunkan tangan Mingyu dari bahunya, "tidak perlu, jika kalian bahagia akan akan turut bahagia."

"Baiklah-baiklah," jawab Mingyu senang, ia tertawa lalu merangkul Minghao, "aku akan tetap mentraktirmu, atau mungkin..."

Minghao menoleh pada Mingyu yang tampak berpikir, ia tak bisa menerka apa yang Mingyu pikirkan.

"Atau apa?" Tanya Minghao penasaran.

Ditanyai seperti itu Mingyu malah tersenyum sendiri.

"Apa?!" Tekan Minghao lagi.

"Aku akan mengenalkanmu pada gadis di akademi seniku, sepertinya kalian akan cocok."

Minghao terkekeh, ternyata hal itu, dia mendorong Mingyu hingga berjarak beberapa meter dengannya, ia belum siap untuk memulai hubungan baru.

"Yak!" Mingyu berseru kesal.

Minghao mengerutkan dahinya lalu tertawa, "apa?" Katanya dengan ekspresi lucu yang dibuat-buat.

"Aku akan tetap mengenalkanmu dengannya, kita akan double date suatu hari nanti."

Minghao tak menanggapi perkataan Mingyu, ia memilih berjalan duluan meninggalkan Mingyu yang tak lama berlari mengejarnya.

Begitu sampai persimpangan keduanya berpisah, Minghao mengenakan earphone menikmati suasana senja yang mulai berganti malam sembari menyusuri trotoar menuju rumahnya.

"As i fell my lips that used to always call you
Go completely dry
I realized it, like habitual words
That i used you yearn and call for you
I want to embrace you
And i laugh like back then, i want to tell you

When i close my eyes and count 1, 2
I fall asleep and in the dream
Without me knowing , i look for you
Saying that i want to forget , must have been a lie

No, that's no it
Rather, it became habit, so
Right now too, you're name that i'm calling again
I want to at least forget it. "

Habit- Seventeen

Dan sialnya sebuah lagu dalam playlist yang terputar begitu wakili perasaannya sekarang, Minghao menghela nafas menjaga agar air matanya tidak turun.

8 Februari, Minghao harus benar-benar melupakan Raeyoung sebelum menjadi kebiasaan buruk.



 ✔ [1]30 Day's in February[Xu Minghao]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ