Two: Smililing Flower

137 25 5
                                    



"Kinerjamu agak buruk akhir-akhir ini, kenapa? Kau ada masalah?"

Minghao menggeleng, tangannya bergerak sendiri asyik mencorat-coret kertas sketsa yang tadinya digunakan untuk menggambar desain rak untuk pameran foto lusa, tetapi ya sekarang sudah tidak berbentuk lagi.

Mingyu melengos heran, sekolah mereka sedang mengadakan event pameran lusa, sebelumnya Minghao bersemangat mewakili kelas mereka untuk memamerkan hasil jepretannya pada event itu, tetapi hari ini Minghao bereskpresi lesu dan bilang jika tak banyak foto yang berhasil ia ambil.

Tadinya Mingyu pikir Minghao sedang stres dengan ujian atau masalah lain, karena tak biasanya Minghao berekspresi selesu itu, terkadang memang lesu tetapi tak lama akan ceria lagi, tetapi begitu Dokyeom datang dan melontarkan candaan Minghao tetap tidak tertawa, Mingyu berani menjamin ada yang tidak beres dengan Minghao.

"Annyeong."

"Oh, annyeong RaeRae!"

Gadis dengan tubuh tinggi semampai dan rambut panjang tergerai itu tersenyum ceria hingga matanya membentuk lengkungan, ia melepaskan tas kamera dan diletakkan di atas meja, tepat di depan kertas yang Minghao coret.

Raeyoung melirik sebentar pada Minghao lalu membuka tas, mengeluarkan kamera dari dalam sana.

"Aku juga ingin menyumbangkan karyaku," katanya seraya menyororkan kamera, "tolong dilihat, aku harus pergi."

Mingyu mengangguk sebelum Raeyoung berbalik dan menyapa murid lain yang berpas-pasan dengannya.

Minghao menatap heran, bagaimana mungkin gadis itu bisa bersikap biasa saja setelah menyakiti hatinya.

Mingyu mengeluarkan secarik kertas dari dalam tas kamera Raeyoung, sepertinya deskripsi atau mungkin judul karya yang akan ia pajang nanti.

"If we were to become apart
Because of a mistake by God
What should we do?
Although it's hardly probable
Just thinking about it makes me sad
So i hope that at least
You don't have to think about it"

▪︎▪︎▪︎

"Kau menyindirku ya?"

"Memangnya aku bicara begitu?"

"Masalah apa ini?"

Minghao baru saja hendak membalas ucapan Raeyoung namun Mingyu muncul membuatnya mengurungkan niat, ia memilih diam.

"Bukan apa-apa," jawab Minghao.

Tadinya Minghao berjalan bersamaan dengan Raeyoung begitu keluar dari ruangan rapat para jurnalis, tetapi sekarang Mingyu berada diantara mereka berdua membuatnya harus menahan diri untuk bicara dengan Raeyoung.

"Aku memperkirakan kelas kita akan menang lagi tahun ini," ujar Mingyu bangga, ia menepuk-nepuk tutup lensa pada tas.

"Aku juga berpikir begitu," balas Raeyoung sambil tersenyum tipis, "tapi sayang karyaku belum bisa dipamerkan tahun ini."

"Jangan sedih RaeRae, masih ada event lagi semester depan," ucap Mingyu yang diangguki oleh Raeyoung.

Minghao hanya melirik kepada dua orang itu, walaupun hubungan mereka sudah berakhir tetap saja ia merasa cemburu. Ia mendadak mengingat alasan Raeyoung putus dengannya, tak suka ia menunjukkan kecemburuannya secara terang-terangan, ia harus menahannya saat ini, dan juga pastinya mereka tidak punya hubungan apapun lagi selain teman biasa.

"Mingyu, pulang sekolah bisa ke rumahku? Aku perlu bantuanmu untuk tugas matematika."

"Maaf Minghao aku ada acara lain dengan Raeyoung," balas Mingyu dengan senyum cerah.

"Acara apa?" Tanya Minghao, jiwa protektifnya mendadak bangkit.

"Tidak jadi," jawab Raeyoung cepat, "acaranya dibatalkan, pergi saja ke rumah Minghao, itu bisa lain kali, aku juga sedang ada acara lain dengan Yuju"

Mingyu mengangguk sebagai jawaban, ia beralih menatap Minghao lalu menepuk bahunya, "baiklah ayo kita ke rumahmu."



 ✔ [1]30 Day's in February[Xu Minghao]Where stories live. Discover now