BAGIAN 28

37 29 13
                                    

Ahra membuka matanya perlahan. Silau lampu membuatnya beberapa kali mengerjapkan matanya. Menyesuaikan cahaya lampu diruangan yang serba putih itu. Beberapa orang yang dikenalnya berkerumun disekelilingnya. Namun dari sekian orang diruangan itu. Ada satu wajah yang tidak dia lihat.

"Sharga" Ucap Ahra dengan suara sangat kecil hampir tidak terdengar.

"Kau mencari siapa, Ahra?" Tanya Sang ibu sambil mendekatkan telinganya pada mulut Ahra agar lebih jelas.

"Sharga" Kembali nama itu disebut.

Ibu Ahra tampak tidak suka mendengar Ahra menyebut nama Sharga. Dia menatap Ahra lalu mengelus rambut Ahra lembut.

"Untuk saat ini, bisakah kau tidak memikirkan dia dulu, Ahra? Kau hanya perlu memikirkan kesembuhanmu"

Ahra menggeleng. Perlahan air mata mengalir dari sudut matanya.

"Sharga" Lagi Ahra mengulang menyebut nama Sharga.

Tak lama pintu terbuka. Pemilik nama yang disebut Ahra itu langsung berlari menghampiri wanita yang begitu dicintainya itu. Di peluknya wanita yang tengah berbaring lemah dengan posisi miring itu dengan sayang. Berkali-kali Sharga mengecup kening Ahra. Tidak peduli lagi orang-orang disekitarnya.

"Sharga"

"Aku disini, sayang"

Perlahan Sharga melepas pelukannya pada Ahra. Dia tau punggung sebelah kiri Ahra baru saja selesai dioperasi. Karna itu dia takut akan menyakiti wanitanya. Diusapnya air mata yang mengalir dari kedua mata indah Ahra.

"Kenapa menangis? Sudah kukatakan jika dihadapanku, kau hanya boleh tersenyum"

"Aku takut, aku takut kau meninggalkanku"

"Tidak akan, aku tidak akan pernah meninggalkanmu, tidak lagi, percaya padaku"

Sharga menyatukan keningnya dengan kening Ahra. Hidung mancungnya menyentuh hidung Ahra. Mereka seolah lupa dimana mereka berada.

Ibu Ahra yang melihat itu seolah ikut terharu. Dia melihat ada kebahagiaan yang terpancar dimanik mata serupa milik suaminya itu. Hati kecilnya seolah berkata bahwa dia tidak boleh memisahkan mereka. Kebahagiaan Ahra adalah bersama Sharga. Namun disudut lain hatinya masih tidak terima dengan apa yang terjadi hari ini pada Ahra.

"Ekhem... Apa dramanya sudah selesai?" Tanya Diaz memecah suasana romantis itu.

El yang berdiri didekatnya menyikut perut Diaz dengan sikunya. Memberi isyarat bahwa pria itu merusak suasana.

"Apa? Aku tidak salah kan?" Tanya Diaz dengan muka sok polosnya.

Sharga dan Ahra jadi salah tingkah mendengar celetukan Diaz. Keduanya saling menjaga jarak. Melihat kecanggungan itu, membuat Hirham menghampiri kakaknya.

"Seperti apa rasanya dioperasi? Sudah dua kali kau masuk rumah sakit, apa ini akan menjadi kebiasaanmu sekarang?" Tanya Hirham sambil mengacak rambut sang kakak.

"Enak saja, memangnya kau pikir menyenangkan berada ditempat tidur ini? Kalau boleh, aku ingin pulang sekarang" Jawab Ahra cemberut.

Love Story Of Sharga & Ahra ✅(Tamat)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt