Chapter 01

11 3 8
                                    

Dua manusia beda jenis itu terhempas. Bobot tubuh mereka sama-sama cukup kuat untuk membuat mereka terjatuh diarah berlawanan. Belum lagi kecepatan lari mereka sebelumnya.

Sebut saja Arin dan Zay. Dua murid satu sekolah, yang baru kali ini dipertemukan dengan tidak elit.

"Siapa yang nabrak gue sih? Gak lihat jalan luas bener gini main lewat aja." Arin, gadis itu tak sadar bahwa dirinya juga salah dalam hal ini. Lari dikoridor bukanlah contoh baik, apa lagi lari dari kejaran guru akibat bolos.

"Maaf ya mbak, eneng, atau apalah. Ini koridor juga jalan umum. Bukan gue doang yang salah, elo juga salah, sadar diri dong." Zay balas mengomel dengan sebelah tangannya ia ulurkan untuk membantu berdiri.

Menepuk-nepuk debu yang ada di roknya, lantas menatap pelaku sekaligus korban dari adegan picisan ini.

Smirknya, "Dari dulu kodratnya cewek selalu benar. Dan cowok selalu salah," tuturnya. "Masalah begini juga harusnya lho yang minta maaf dong! Di film-film itu, kalau dua orang tabrakan, si cowok pasti pegangin pinggang si cewek biar gak jatuh, tahu!" Sambungnya ngegas, sembari mengibaskan rambutnya.

Laki-laki itu mendengkus kasar. Tak ubahnya senyum itu tetap timbul. "Jadi apa kayak gini?" Ambigu. Namun membuat siswi tersebut membelalakkan matanya ketika merasakan tarikan kuat dari pinggangnya.

Kini jarak mereka tipis, dengan kedua tubuh mereka layaknya berpelukan. Sedang posisi yang nyata adalah Zay merapatkan tubuh mereka, dengan tarikannya pada pinggang Arin menguat. Namun, Arin justru menaruh kedua tangannya pada dada bidang Zay guna menahan kedekatan mereka.

"Heh! Lepasin tangan lo dari pinggang gue!" Arin berseru keras, dia menelan ludah kasar, kala merasakan detak jantung laki-laki dihadapannya.

"Kalau gue gak mau?" Arin kelabakan ditatap seintens itu, "Ya harus lepaslah."

Zay tertawa dalam hati. Perempuan yang tadi terlihat angkuh, ternyata dapat ditaklukkan hanya dengan cara sepele.

Perlahan Zay melepas pelukannya. Arin sudah bersiap-siap kabur, sebelum tangannya dicekal begitu erat.

"Sekarang mau lo apa sih?!"

"Kita belum kenalan secara resmi lho beb."

"Bodo amat. Siapa yang mau kenal sama lo ha?" Zay menyisir rambutnya kebelakang ketika mendengar penutaran perempuan anonim didepannya.

Tanpa memperdulikan protesan gadis tersebut, Zay tetap memperkenalkan dirinya. "Zayan Addar. Biasa dipanggil Zay. Khusus lo boleh manggil gue sayang, bebeb, honey, prince, akang, mas, atau kang mas. Sakarepmu!"( Terserahmu!)

Arin mengerjap linglung, yang dihadapannya ini ... manusia'kan? Kenapa narsis sekali?!

Menjabat tangan Zay, Arin berucap, "Clarinta Dian Pramusita. Orang manggil gue cewek gatel, kecentilan, rese, dan gak tahu diri. Bye!" Setelahnya Arin menghempas tangan Zay begitu saja, tanpa melihat reaksi Zay yang seperti patung.

"Fiks, kalau ketemu lagi berarti jodoh gue."

Takdir, ketidaksengajaan, kebetulan, atau apapun namanya. Hari itu akan mengubah dua pasang insan dimasa depan. Baik atau buruk, suka atau tidak, rencana semesta selalu membawa hal-hal baru dikehidupan seseorang. Entah kenangan, perpisahan, pendatang, bahkan pasangan.

Semesta selucu ini tanpa kamu minta kehadirannya, tanpa kamu cegah kepergiannya, karena semua sudah benar-benar ketentuan yang ada.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bobrok CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang