Part 2

6K 547 18
                                    

"Eh. Itu bukannya Gilang, Ngga? Sama temen-temen band kamu juga kan?"

Reno mengikuti arah pandang Bianca. Ia melihat ada lima orang yang menuju ke arahnya. Di depannya, Angga sudah melambaikan tangan ke arah lima orang itu. Memberi pertanda pada mereka untuk menuju ke tempat ia berdiri. Sepertinya mereka memang anggota band Angga. Reno tahu bahwa temannya itu memiliki band yang bisa dibilang lumayan karena mengingat jadwal Angga yang tiap malam berganti dari satu kafe ke kafe lainnya untuk menghibur di sana bersama bandnya. Tapi baru sekarang Reno bertemu dengan anggota band Angga.

Reno memerhatikan kelima orang yang sedang berjalan ke arahnya. Oh, bukan. Reno tidak benar-benar memerhatikan semuanya. Ia hanya memandang lekat ke satu orang. Perempuan dengan dress hitam hampir menyentuh lutut. Reno terus mengamati penampilan cewek itu. Rambut lurusnya dibiarkan terurai, dengan hiasan bulu-bulu putih di samping kanan kepalanya. Pump heels hitam beludru yang membungkus kakinya. Make up tipis yang menghiasi wajahnya. Elegan. Satu kata itu yang terlintas di benak Reno saat memandang lekat ke arahnya.

"Itu Aruna kan, Ngga? Junior kita yang kelas sepuluh?" Bianca bertanya pada kekasihnya yang sedang melambaikan tangan ke arah mereka

Angga menurunkan tangannya. Dahinya berkerut. Memandang ke arah perempuan yang dimaksud Bianca.

"Iya Bi, itu Aruna." Reno membatin. Sekaligus meyakinkan dirinya sendiri.

"Eh. Aruna pacarnya Gilang?" Bianca terlihat kaget. Ada sedikit kebahagiaan di suaranya. Memang dari keempat anggota band Angga, dia paling dekat dengan Gilang.

Reno tersentak mendengar suara Bianca. Ia semakin menajamkan pandangannya. Nafasnya tercekat saat melihat ke arah tangan Aruna yang memang sedang digenggam oleh lelaki di sebelahnya.

"Hello, birthday girl." Lelaki yang sedari tadi berjalan dengan menggenggam tangan Aruna kini mengulurkan tangan kanannya setelah ber high-five ria dengan Angga.

Bianca tersenyum. Menyambut uluran tangannya dengan hangat. "Thanks, Lang."

Setelah diawali dengan Gilang, anggota band Angga yang lain bergantian mengucap selamat kepada Bianca. Bianca membalasnya dengan senyuman manis dan ucapan terimakasih yang tulus.

Reno sedari tadi terus memandang lekat ke arah perempuan yang saat ini berada di hadapannya. Perempuan itu terlihat mengarahkan pandangannya ke sekitar ruangan pesta. Memerhatikan sekeliling dengan seksama. Reno kemudian mengarahkan pandangan ke arah tangan Aruna yang sedang digenggam erat oleh orang lain. Reno merasa hatinya serasa diremas kuat.

"Selamat tambah umur ya, Kak Bianca. Maaf ya aku jadi penyusup. Diajakin Gilang nih." Reno mendengarkan suara Aruna yang merdu. Matanya tidak lagi mengamati Aruna. Berusaha agar tidak tertangkap basah sedang mengamatinya. Dari ekor matanya, Reno melihat Aruna tersenyum ke arah Bianca setelah memberinya kado berbungkus kertas berwarna marun.

"Santai, Runa. Gak apa kok. Makasih ya udah dateng." Bianca menepuk pelan bahu Aruna.

Bianca mengalihkan pandangannya ke arah Gilang. Memandang Gilang dengan senyum yang tertahan. "Gilang, Aruna ini pacar lo?"

Mendengar pertanyaan Bianca, Reno merasa lega karena ada Bianca yang menyuarakan isi hatinya yang sedari tadi rasanya mengganjal di tenggorokan.

"Aruna itu-"

Reno merasakan jantungnya berdegup kencang menunggu jawaban dari Gilang saat terasa ada yang menghantam pelan kepalanya.

"Woi."

"Anjir Adrian. Gak tepat banget sih datengnya,"  batin Reno sembari mendengus kesal.

"Sakit, bego. Gila lo, main toyor kepala orang."

Adrian yang datang tiba-tiba, membuatnya tak bisa mendengar dengan jelas penjelasan status antara Aruna dan Gilang Gilang itu.

Reno memandang ke arah Adrian yang tidak bersuara lagi. Biasanya ia akan mendengar kekehan setelah Adrian menoyor kepalanya seenaknya. Reno tau, Adrian juga terkejut melihat siapa yang sedang berdiri di dekat mereka saat ini

"Kok dia ada di sini?" Adrian berbisik ke arah Reno

Reno hanya mengedikkan bahu.

"Eh itu pacarnya Ren?"

"Yaelah. Itu juga yang gue pingin tau, Adrian," batin Reno masih kesal

*****

"happy birthday happy birthday happy birthday, Bianca"

Reno ikut bertepuk tangan meriah setelah Bianca meniup lilinnya saat lagu happy birthday berhenti dinyanyikan untuknya. Bianca bergantian mencium Papa Mamanya, Adrian, dan Angga. Perempuan itu terlihat senang di pesta ulang tahunnya. Ya kalo dipikir, siapa sih ya yang tak menyukai perayaan ulang tahun. Dimana ada kekasih, orang tua, dan semua orang yang disayangi ada di sana. Undangan pesta kecil-kecilan Bianca ini kebanyakan dihadiri oleh murid kelas sebelas, teman-teman Bianca yang dia kenal. Atau bahkan hampir semua anak kelas sebelas ada di sini, mengingat sikap Bianca yang supel jadi dia memiliki banyak teman.

Sedari tadi Reno tak lepas memandangi Aruna yang sekarang berdiri diapit Angga dan Gilang. Penampilannya malam ini terkesan elegan sekaligus mendung . Kenapa begitu? Karena yang Reno tahu, apa yang seseorang pakai, itu yang mencerminkan suasana hatinya. Simplenya, kalau orang jatuh cinta, dia akan memakai pakai warna pink atau warna cerah, karena dia sedang bahagia. Nah Aruna? Dia serba hitam. HipotesisReno diperkuat karena senyuman yang sedari tadi disunggingkan Aruna, tak pernah sampai ke matanya. Aruna terlihat kelam. Seolah-olah awan mendung ada di atas kepalanya.

Hati Reno rasanya ada yang terus meremas-remas setiap kali senyum Aruna ditujukan untuk Gilang, genggaman tangan mereka, atau apa lah itu pemandangan yang membuat Reno merasa gerah.

Anjir lah, mereka ada hubungan apa sih. Reno benar-benar merasa kesal.

"Eh, bego. Jangan diliatin terus. Muka lo udah kayak bakal makan orang bulet-bulet tau gak," bisik Adrian tepat di telinga Reno. "Relax, man."

"Relax relax 'pala lo." Reno menggeram dalam hati

"Salah lo sendiri demen banget liatin punggung tuh cewek. Maju kek. Gimana mau deketin kalo lo cuma liat dia dari belakang. Liat dari jauh. Lo ganteng tapi kalo udah masalah begini, bego lo kambuh ye, Ren." Adrian terkekeh.

Refleks Reno menjitak kepala Adrian. Ngomong udah seenak udelnya. Memuji tapi menghina dalam satu kalimat sekaligus.

*****

"Oke guys, yuk mari kita kumpul kesini. Karena sebentar lagi, Rush akan tampil." MC menyebutkan nama band Angga, yang memancing tepukan dan teriakan riuh dari undangan Bianca yang menjelma jadi penonton konser dadakan di depan panggung kecil.

"Aku naik dulu ya, Bi." sekilas Angga mencium pipi kanan Bianca. Bianca hanya mengangguk dan membalasnya dengan senyuman.

Refleks Reno memerhatikan melalui ekor mata, apa yang dilakukan Gilang dan Aruna. Ingin tahu apa mereka akan melakukan hal yang sama dengan Bianca-Angga.

"Bianca, gue titip Aruna ya." Itu suara Gilang. Bianca menanggapi dengan mengaitkan telunjuk dan ibu jarinya sambil tersenyum. "Aruna, jangan kemana-mana, oke?" Gilang mencium kening Aruna. Dahi Reno mengernyit penasaran saat melihat Aruna seperti menggumamkan sesuatu.

Reno menghela napas panjang sembari membuang muka ke arah lain. Adrian menepuk-nepuk bahu Reno. "Panas, Bro? Lo perlu gue kipasin gak?" Adrian tertawa geli.

Kesal, Reno menjitak kepala Adrian sepenuh hati-lagi

*****

TrustWhere stories live. Discover now