Episode 1

917 111 0
                                    

"Brengsek! Awas saja kalau misalkan datang gak bawa pesananku! Kau bakal mati, Rusa!" Pria bertubuh mungil itu meremas lembaran kertas dengan kedua tangannya lantaran kesal dengan kedua sahabatnya, apalagi si Rusa Betina itu yang seenaknya saja membawa kunci mobilnya bersama mereka dengan alasan agar ia tidak dapat pergi sebelum mereka kembali.

Byun Baekhyun, pria mungil berparas manis itu mau tidak mau harus menunggu para sahabatnya untuk kembali tetapi ia memilih untuk keluar dari ruang kelasnya yang sebentar lagi akan diisi oleh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah selanjutnya.

Beberapa mahasiswa-mahasiswi yang masih berada di koridor berhenti sejenak dari aktivitas mereka dan masing-masing dari mereka ada yang mencoba menyapa pria mungil itu atau sekedar hanya tersenyum saja. Sedangkan yang mendapatkan perhatian tersebut hanya membalas seadanya saja dan masih tetap berjalan dengan anggunnya menuju ke taman di seberang fakultasnya dengan tujuan para sahabatnya itu akan mudah menemuinya nanti. Taman ini masih menjadi perdebatan sengit ngomong-ngomong. Entah siapa yang memulainya dan dari tingkatan berapa, tetapi fakultas Arsitektur dan fakultas Fashion Design -fakultasnya, itu seringkali berseteru dan mengklaim jika taman itu milik masing-masing fakultas. Tetapi bagi Baekhyun, semua pertengkaran itu sungguh tidak masuk akal dan kekanak-kanakan.

Ia mengambil tempat di meja panjang di bawah sebuah pohon yang agak rindang, membuatnya tidak terlalu kepanasan seperti meja lainnya. Tetapi baru saja ia duduk, rasa bosan sudah meliputi pikirannya. Jika sudah begini ia lebih baik meminta untuk dijemput saja oleh sopir keluarga dan ia bisa beristirahat dengan nyenyak di atas kasurnya yang empuk tetapi semua itu ia urungkan karena bayi kesayangannya sekarang sedang berada di tangan Luhan, si Rusa Betina dan ia tidak mungkin meninggalkannya di tangan si penyihir itu.

"Aku harus ngapain nih sekarang? Bosen!" gumamnya pelan tetapi beberapa saat ia langsung membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah buku tebal yang sempat ia pinjam dari perpustakaan fakultas. "Ya sudah, ini kesempatanmu untuk menghiburku, wahai buku manis." katanya entah pada siapa seraya mengelus dengan lembut pada sampul buku tersebut.

Tidak membutuhkan waktu lama, ia mulai terhanyut dalam keasyikan membaca dan tidak menyadari sekitarnya yang mempunyai pemandangan lain yang tak biasa. Yang ia pedulikan hanyalah gambar-gambar fashion designer terkemuka yang karyanya menjadi trend dari tahun ke tahun dan sekarang karena impiannya sedari kecil itu menjadi seperti mereka, mau tidak mau hanya topik inilah yang berhasil membuatnya tertarik. Apalagi ibunya juga seorang fashion designer terkemuka di bidang perhiasan dan aksesoris mendukungnya untuk mencapai cita-citanya menjadi seorang desainer busana kedepannya.

Semakin lama, riuh dan bisikan dari sekitarnya semakin keras saja dan itu mengganggunya walaupun ia mencoba untuk tidak terlalu peduli, tetapi beberapa saat kemudian suara-suara itu lenyap seolah tidak terjadi apapun. Dan tanpa sadar, seseorang sudah berada di ujung bangku panjang yang ia duduki. Ia bisa merasakan kehadiran orang lain yang mencoba duduk di sampingnya. Ia mencoba untuk menoleh ke arah seseorang yang tidak dikenalnya itu dan betapa terkejutnya saat ia merasakan bagian bibirnya bertabrakan dengan benda lunak nan lembut juga basah itu.

Shit! Matanya melotot saat ia sadar akan keadaan itu!

Ia mencoba berontak tetapi cengkraman tangan dari seseorang itu lebih kuat darinya, ia hanya menutup kedua matanya dan berusaha untuk membekap mulutnya walaupun orang kurang ajar di depannya berusaha untuk membuka mulutnya dengan bibir biadabnya itu.

Hampir 2 menit berakhir dan akhirnya ia merasakan bibirnya terbebas. Basah yang ia rasakan tetapi anehnya bukan perasaan menjijikan yang ia dapatkan, hanya kupu-kupu yang beterbangan di dalam perutnya.

"Manis.."

Satu kata itu terucap dari bibir pria tinggi yang berada di depannya itu sambil tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang rapi juga memukau karena ia tidak akan berbohong jika pria di depannya itu mempunyai wajah yang tampan. Mungkin sangat.

"Sialan!"

Tetapi ia juga tidak melupakan manusia biadab ini yang tiba-tiba datang dan mencuri ciuman pertamanya!! Dan lagi saat ia sadar ternyata mereka sudah menjadi tontonan dari banyak mahasiswa yang berada disana. Double Shit!

⎔⎔⎔

"YAK! Berhenti menarik rambutku!! Argh...!!"

"KAU SIALAN!!!!"

Teriakan kemarahan itu bersahutan dengan teriakan kesakitan dari kedua anak manusia yang sekarang berada di dalam mobil, tepatnya di mobil si pria tinggi itu. Setelah kejadian di taman, Baekhyun ditarik paksa meninggalkan tempat itu dan disinilah mereka, saling menarik dan menahan tangan satu sama lainnya.

"Berhenti!!" ucap si tinggi itu sambil menahan tangannya untuk melepaskan dari tarikan rambutnya tetapi tidak juga diindahkan olehnya. "Argh sakit..! Lama-lama aku akan menjadi botak jika kau tarik terus!!" ucapnya menahan sakit yang teramat sampai-sampai suara yang keluar dari mulutnya seperti memohon pada pria berbadan lebih kecil darinya tetapi tenaganya cukup membuatnya meringis kesakitan.

"Katakan alasanmu atau aku benar-benar akan membuatmu menjadi profesor di usia mudamu!" ucap Baekhyun masih mempertahankan cengkraman jemarinya pada rambut pria kurang ajar itu.

"Baiklah, lepaskan dulu jambakanmu ini. Gila, badan kayak kurcaci tapi tenaga seperti buto." dan sekali lagi pria tinggi itu meringis kesakitan akibat jambakan kuat dari Baekhyun.

"Cepat katakan sebelum aku menggaruk wajahmu hingga tak akan ada yang mengenalimu lagi!"

"Baiklah-baiklah.." pria tinggi itu mulai menceritakan apa alasannya ia bertindak seperti tadi dan beberapa kali ia juga harus mengerang kesakitan akibat tarikan dari Baekhyun yang merasa gemas kelakuannya itu.

"Tapi Park, tidak seharusnya kau menciumku! Di hadapan banyak orang pula! Kau gila?!" lagi-lagi teriakan frustasinya memenuhi dalam mobil ini. Baekhyun tidak habis pikir, untuk anak dari seorang pengusaha terkenal yang bergerak di bidang perhotelan dan arsitektur terkenal, juga merupakan genius di kalangan mahasiswa Arsitektur, seorang Park Chanyeol merupakan orang paling idiot yang pernah ia temui!

"Maka dari itu, kau harus membantuku, Byun." lagi-lagi Park Chanyeol yang dikenal dengan sifat dinginnya itu membujuknya dengan tatapan yang hampir membuat Baekhyun ingin muntah saja. "Yah, yah.. Kau akan membantuku 'kan?"

"Jangan dekat-dekat. Menjijikan sekali wajahmu itu." bahasa kasar itu terlontar dari mulut mungilnya tetapi si Tinggi tidak terlihat ambil hati.

"Ulu-uluh,, terima kasih, Byun. Aku akan memberikanmu bayaran yang setimpal untuk ini." ia mengelus-elus lengannya dengan nada yang lagi-lagi dibuat-buat.

Tetapi Baekhyun malah melontarkan tatapan matanya dengan galak, "Kau ingin mati?! Kau pikir aku pria murahan sampai kau harus membayarku? Wajahmu saja bisa kubeli!" ucapnya kesal. "Aku akan membantumu, tetapi bukan karena kau patut dibantu! Demi Tuhan, kau benar-benar membuatku gila! Ayahku pasti sudah mendapatkan laporan dari para anak buahnya yang menjagaku! Sialan kau!"

"Maka dari itu, Byun. Kita saling membantu, bukankah itu win-win solution?" kata Chanyeol dengan tidak tau malu. Ia yang sudah membuat keadaan kacau seperti ini tetapi ia tidak merasa bersalah sedikitpun.

"Terserah padamu saja, aku muak dengan kata-kata tidak bermutu yang keluar dari mulutmu." sambut Baekhyun dengan pasrah.

"Hei, mulut ini juga bisa membuatmu nikmat sayang.."

Sial! Seberapa tidak tau malunya manusia kelebihan kalsium bernama Park Chanyeol ini sebenarnya?

[✔] Always Trapped By You! ∣ ChanBaekWhere stories live. Discover now