🦋 13 🦋

29 19 5
                                    

“Pemirsa, kekeringan yang melanda hampir satu tahun terakhir ini sudah berdampak pada beberapa aspek kehidupan

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

“Pemirsa, kekeringan yang melanda hampir satu tahun terakhir ini sudah berdampak pada beberapa aspek kehidupan. Masyarakat mulai mengkhawatirkan pasokan air yang semakin melangka. Maka dari itu, pemerintah akan memberikan subsidi berupa air bersih kepada 340 desa yang belum menerima bantuan tersebut.”

Amanda menatap layar televisi milik Nenek Wirma dengan lekat. Berita seputar kekeringan yang terjadi membuat Amanda khawatir. Bagaimana jika suhu tidak kunjung menurun?

Nenek Wirma berdeham keras, “kau memikirkan soal krisis ini, Amanda?”

“Iya, Nek. Bagaimana jika suhu terus meningkat? Apakah manusia akan bisa bertahan hidup?” tanya Amanda dengan sabil menompang dagu.

“Kau tenang saja Amanda. Hujan pasti akan segera turun, jangan terlalu cemas karena itu.”

“Argh, Nenek ... bagaimana mungkin Amanda gak cemas? Air itu sumber kehidupan semua mahluk. Jika air tidak ada, bagaimana manusia bisa hidup?”

Kepala Nenek Wirma mengangguk-angguk, membenarkan ucapan Amanda.

“Tapi tenang saja Amanda, firasat nenek mengatakan bahwa tak lama lagi hujan pasti akan turun.”

Amanda menguap setelah melihat Nenek Wirma menguap.

“Firasat Nenek gak selalu salah, Amanda. Lihat saja, hujan pasti akan segera turun. Mau kau percaya atau tidak, itu tidak jadi masalah.”

Hembusan nafas keluar dari mulut Amanda. Semoga saja firasat Nenek Wirma benar, Amanda sudah tidak kuat melihat orang-orang memasang wajah sedih. Mamanya dan Tio juga pasti menderita.

“Kau benar-benar akan pulang?” Nenek Wirma bertanya sambil terkantuk-kantuk.

“BMKG, menghimbau kepada seluruh masyarakat agar menggunakan masker ketika berada di luar rumah. Selain itu, tetap pastikan tubuh mendapatkan cairan yang cukup agar tidak mengalami dehidrasi.” Amanda meringis mendengarkan tayangan berita.

“Ah, iya Nek. Amanda mau pulang.”

“Pesawat atau kapal?” Tanya Nenek Wirma.

“Amanda maunya naik pesawat, biar gak terlalu lama di perjalanan.”

“Perjalanan pulang kau akan sangat lama Amanda. Selain karena jarak yang kau tempuh, pikiran burukmu itu bisa menghambat kepulanganmu.”

“Tidak, Nek. Seperti pepatah, perjalanan pulang akan selalu lebih cepat. Nenek lihat saja, besok Amanda sudah akan tiba di pulau seberang.” Amanda tersenyum simpul. Lagian juga dia pulang tidak akan berjalan kaki, kenapa Nenek Wirma mengatakan perjalanan pulangnya akan lama.

“Amanda ini bukan perjalanan lintas kota, pastilah perjalanannya akan sangat lama. Lagian kau itu, orang lain merantau ke kota. Kau malah memilih tempat ini.” Nenek Wirma menggelengkan kepalanya tidak mengerti.

Morphos Wounds [Tidak Dilanjutkan]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt