60. Menjenguk

Mulai dari awal
                                    

Bunganya yang cantik yang mampu memikat manusia dan durinya yang tajam mampu melukai manusia. Itu licik, seperti Xinxin, pikirnya.

"Ahhh ... maafkan aku Xinxin, kau menjadi bahan omongan pikiran burukku, walau kenyataannya memang begitu, haha ...."

Sembari berendam, sesekali Niura memikirkan cara untuk membongkar rahasia-rahasia Xiuhuan dan Xinxin. Sebenarnya ia tidak ingin terlibat, namun, nyawanya akan terancam jika cacing-cacing itu terus dikendalikan oleh mereka.

Ia tertawa saat sebuah pikiran konyol melintas dalam pikirannya. Entah mengapa ia membayangkan bahwa saat ini Roiden sedang menjadi penghulu dadakkan untuk Yangyang dan Xin Qian di pulau terpencil itu, entah apa namanya.

***

"Tolong rias diriku dengan penampilan mewah yang elegan. Jangan penuh hiasan namun tetap berkelas."

Niura telah selesai berendam dan saat ini para pelayan tengah kewalahan dengan keinginan tuan baru mereka, Xiao Li palsu. Masalahnya, standar kecantikkan Niura sangat berbalik dengan putri Xiao Li dulu.

"Baik, Tuan Putri, gaun warna apa yang ingin anda pakai hari ini?"

Niura sedikit berpikir untuk ini. "Emm ... gaun hijau tua yang melambangkan ketenangan, jangan bawakan gaun dengan banyak sulaman, aku lebih suka yang lebih polos," jawabnya setelah berlarut dalam pikirannya.

"Baiklah." Para pelayan itu memakaikan gaun cina yang lebih mewah dari hanfu yang biasa ia pakai. Yah, dengan sedikit sulaman emas asli dan kalung angsanya yang cantik. Sangat kontras dengan kulit putihnya.

"Geraikan saja," gumam Niura saat melihat salah satu pelayan hendak mengikat dan menusuk rambutnya dengan hiasan yang berat.

Niura memakai cadar hitam gradasi hijau transparannya yang masih bisa memperlihatkan bibir indahnya. Para pelayan itu terkesima dengan penampilan Niura yang bisa dikatakan menyaingi Dewi kecantikkan. Sangat luar biasa.

Tepat setelah Niura siap dengan penampilannya, beberapa pengawal menjemputnya untuk segera memasuki tandu menuju Istana Quon yang biasa disebut Istana Atas. Mungkin karena letakknya yang berada di Atas bukit, dan di dalam bukit itu terdapat paviliun hitam tempat penjara bawah tanah. Tentu Niura tidak asing lagi dengan tempat itu, tempat yang menjadi saksi mata kekejaman Mendiang Selir Tian Hua, kedua putrinya, dan Xin Qian kecil.

Para pelayan berjalan di belakang tandu bersama para kasim yang mengangkat tandu hingga sampai di Istana. Entah mengapa mereka terlihat bahagia, tanpa sedikitpun raut penat dalam wajah mereka.

Rombongan Putri Mahkota telah melewati kota-kota yang dikelola oleh Kaisar Hongli saat ini. Kini  rombongan itu telah memasuki gerbang Istana Kekaisaran Quon.

Banyak sekali tabib-tabib yang berlalu lalang berusaha untuk menyembuhkan penyakit jenis baru Kaisar mereka. Para tabib itu terlihat berjalan terburu-buru dengan membawa segala macam perlengkapan dan obat-obatan.

Di luar Istana terlihat jajaran tandu dan kereta kuda milik para Kaisar yang telah tiba.

Niura yang dipersilahkan untuk turun dari tandunya langsung menyibakkan kain penutup tandu dan mengeluarkan satu kakinya terlebih dahulu, sangat anggun. Saat itu pula pandangan semua orang tertuju padanya. Mereka semua terkejut dengan kedatangan seorang gadis cantik dengan rambut berwarna biru gradasi merah yang memakai pakaian sederhana tanpa perhiasan yang mencolok, terlihat sangat enak dipandang apalagi gadis itu memakai cadar transparan.

Niura berjalan dengan perlahan saat melihat tiga orang remaja seusianya menghampiri keberadaannya dengan pembawaan yang penuh tata krama. Niura menyipitkan matanya saat mengetahui siapa tiga remaja yang menyambutnya itu.

Princess of Rainbow Element [Repost]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang