Chapter 18

1.5K 119 4
                                    

Halloo!!!

Update lagi nih, walaupun cuma dikit, hehehe


Happy Reading^^


Entah yang keberapa kalinya Hanin terus melirik arloji di tangannya. Ia terus-terusan menggerutu mengumpati Bian yang tak kunjung datang.

Saat Hanin akan memesan ojek online suara klakson mobil menghentikan tindakannya. Ia melihat mobil Bian telah berada di depan rumahnya. Tanpa ba bi bu Hanin pun langsung masuk ke dalam mobil.

"Dok cepat jalan, saya gak mau telat." ujar Hanin sambil memasang seatbelt.

"Sorry saya kesiangan tadi." kata Bian.

Hanin hanya mencibir. Dalam hati ia terus merutuki Bian.

"Kalau saya telat Dokter harus tanggung jawab!" ucap Hanin.

"Tanggung jawab apa? Nikahin kamu?" tanya Bian sambil menyunggingkan senyum.

"Nikah aja bahasanya! Tanggung jawab ganti gaji saya yang dipotong gara-gara telat." ujar Hanin.

"Bukan hanya gaji, ntar kamu saya nafkahin kok." ucap Bian dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya..

Hanin merinding mendengar kata-kata Bian yang terus nyerempet ke yang namanya pernikahan. Apalagi senyum Bian yang sialannya tampan itu tak lepas dari wajahnya.

"Dok bahkan hubungan kita belum 24 jam lho, tapi omongannya menjurus ke nikah aja." ucap Hanin.

"Kamu dan saya udah sama-sama dewasa, jadi hubungan itu bukan untuk main-main lagi." jawab Bian.

"Bukan untuk main-main iya. Tapi gak gini juga konsepnya!" kata Hanin.

Bian hanya terkekeh mendengar ucapan Hanin. Entahlah jatuh cinta membuatnya sedikit gila, biasanya ia kesal dengan ucapan-ucapan Hanin yang selalu bisa menaikkan tekanan darahnya. Tapi sekarang kedengarannya malah begitu merdu. Bian sepertinya benar-benar akan gila.

Hanin menatap gusar jalanan di depannya. Sudah Hanin duga jam segini lalu lintas pasti macet. Jarak dari rumahnya ke rumah sakit memang dekat, namun jika macet begini alamat ia kesiangan. Dan sepanjang perjalanan karier nya di rumah sakit hari ini akan menjadi sejarah pertamanya kesiangan. Yang lebih mengesalkan penyebab dirinya kesiangan adalah pria di sampingnya yang saat ini tengah tersenyum lebar.

Mobil berhenti tepat di lobby dan Hanin menghembuskan napas lemah. Pukul 07.15 dan itu artinya Hanin kesiangan 15 menit.

"Udah jangan cemberut. Ntar saya ganti gaji kamu yang dipotong." ucap Bian ketika melihat wajah Hanin yang tertekuk masam.

"Hemmm." Hanin hanya bergumam pelan.

Tanpa berkata apa-apa lagi Hanin segera keluar dari mobil dan berjalan dengan tergesa-gesa.

Bian hanya menatap Hanin yang semakin menjauh, ia terkekeh pelan. Pasti ini pertama kalinya wanita itu kesiangan.

Hanin hanya tersenyum canggung ketika bertemu dengan kepala instalasi-nya.

"Tumben kesiangan Nin?" tanya Rima rekan Hanin.

"Ojek gue telat jemput." jawab Hanin singkat.

Ia melihat beberapa resep yang sudah ada, Hanin memejamkan matanya sejenak. Oke Hanin! Lupakan kekesalan kepada Bian dan mulai bekerja, Hanin berbicara sendiri dalam hatinya.

***

Hanin membereskan barang-barangnya dan bersiap akan pulang, namun ponsel di sakunya bergetar.

Rencana [Telah Terbit]Where stories live. Discover now