26-Kalau Bisa Dua kenapa Harus Satu

Bắt đầu từ đầu
                                    

"Nih," Arga menyerahkan dua pack pembalut kepada Syera.

"Ada sayapnya 'kan?" Tanya Syera seraya membolak-balikkan bungkus pembalutnya.

Arga menggeleng kuat. "Gak tau gue."

Syera menghela nafasnya perlahan saat ia menatap pembalut yang ada ditangannya. Sebenarnya pembalut yang diambil Arga salah, seharusnya cowok itu mengambil pembalut yang ada sayapnya.

Tapi ya--- sudahlah. Lagipula, Arga mau berkorban malu demi dirinya. Sudah sepatutnya Syera menghargai Arga, bukannya malah marah-marah.

"Syer." Panggil Arga.

Syera menoleh. "Apa?'

"Emang kalo pake yang ada sayapnya gak bakal terbang?" Tanya Arga dengan polosnya.

"Maksud lo?" Tanya Syera dengan bingung.

Arga menggarung tengkuknya yang tidak gatal. Apa pertanyaannya tadi salah? Bukannya iya, jika ada sayapnya bakal menerbangkan seseorang.

"A-anu, maksudnya itu kalo itu ada sayapnya lo gak bakal terbang gitu?" Tanya Arga. Sungguh, ia seperti anak yang baru mengenal hal-hal seperti ini.

Demi apapun Syera ingin tertawa sekencang-kencangnya. Hey! Ini hanya sayap kecil yang terbuat dari plastik. Beda lagi kalau sayap malaikat, baru bisa membuatnya terbang.

"Gak lah aneh-aneh aja lo!"

"Siapa tau 'kan?"

Syera menoleh, kemudian menyodorkan satu pack pembalut ke arah Arga."Mau nyoba?"

"Gak! Aneh lo!"

"Dosa ngatain istri."

Arga tertawa kecil kemudian ia mengambil alih troli yang didorong oleh Syera. "Mau naik gak?"

"Emang kuat? Gue berat loh,"

"Seberapa berat sih, bocil ini, hm? Lo sama lidi aja masih Beratan lidi," ledeknya.

Syera mencibikkan bibirnya kesal. Jangan kira Syera ini cacingan, masalahnya, mau usaha bagaimanapun Syera mencoba gemuk, tetap saja tidak bisa. Keturunannya saja kecil semua, dari mulai ayah dan ibundanya.

Begitu Suara sudah memposisikan dirinya duduk didalam troli yang berisikan beberapa belanjaannya, lantas cowok itu mendorongnya dengan pelan untuk menuju kasir.

"Adiknya juga mau di chekout, mas?" Tanya mbak-mbak kasir tersebut sembari memasukkan barang belanjaan milik pembeli lainnya.

Tolong diulangi, mbak-mbak kasir ini menyebutnya dengan sebutan adik? Syera terkekeh pelan, segitu mungilkan badan Syera sampai tidak tahu jika dirinya istri sahnya seorang Argantara Reynand.

"Siapa yang lo bilang adik? Dia?" Tanya Arga, kemudian menunjuk Syera dengan dagunya.

Mbak-mbak kasir tersebut mengangguk. "Iya, adik ini. Siapa lagi coba kalo bukan adik ini? Masih SMP ya, dek?" Tanyanya sok akrab.

Arga menatap Syera yang turut juga menatapnya dengan sebal. "Dia bukan adik gue," cowok tersebut menyimpangkan tangannya didepan dada. "Tapi anak saya."

Tampilan keras ia rasakan pada lengannya, Syera-lah pelakunya. "Awas, lo!"

Arga terkekeh pelan melihat raut wajah kesal dari bibir istrinya. Cowok itu mengambil sebuah kartu ATM yang ia simpan didalam dompetnya, kemudian menyerahkan kepada sang kasir.

"Dia bukan adik gue, gak liat lo seragam kita samaan?"

Mbak-mbak kasir tersebut sempat melirik keduanya yang mengenakan seragam putih abu-abu. Maklum saja, mbak kasir ini sedikit buta warna.

ARGANTARA Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ