Part 11. About Time

19 4 0
                                    

Berjalan - jalan mengelilingi hotel setelah makan pagi yang kesiangan ternyata bukan ide yang buruk. Akhirnya mereka tiba di rooftop, puncak hotel itu dengan pemandangan yang menakjubkan.

"Ketua tim Seo, aku harus ke toilet." Taeyong pamit.

Jihye mengangguk kemudian ia mendekati pinggiran gedung untuk bisa menikmati pemandangan dari sana. Tanpa Jihye tahu Ten juga ternyata sudah berada disana, ia berdiri di sebelahnya memakai hoodie abu - abu yang menutupi sebagian wajahnya. Sadar seseorang datang mendekat, Ten menoleh.

Jihye?. - Pikirnya, lalu tersenyum.

Sementara itu, Kun dan Johnny yang baru kembali dari toilet bertemu dengan Taeyong di lorong.

"Loh, kau juga disini?" tanya Johnny pada Taeyong.

"Benar, pak..."

"Apa Jihye kesini bersamamu?."

"Benar."

"Oh oke..." ujar Johnny.

"Saya permisi..." pamit Taeyong.

Tanpa bicara banyak hal, Johnny bersama Kun kembali ke rooftop dan tergelak dengan pemandangan dihadapannya.

"Heol..." ujar Johnny.

"Walaupun aku telah mengetahui kisah ini dari mulut Ten sendiri tetapi menyaksikannya langsung tepat didepan mata seperti sekarang, tidakkah kau merasa agak cringy?." Tanya Kun pada Johnny.

Johnny tergelak.

"Kau tahu, nuna-ku bukan orang yang mudah didekati, tapi temanmu itu berhasil melakukannya." Ujar Johnny.

"Aku tahu." Jawab Kun. "Tapi aku tidak tahu kalau Ten begitu jatuh cinta, sampai aku melihatnya sendiri."

Mereka lalu tertawa kecil.

"Mari kita hampiri mereka." Ujar Johnny, mengejutkan.

"Tapi mereka perlu waktu untuk..."

"Tidak sekarang." Ujar Johnny. "Dia bisa mengulangnya setelah kembali dari sini."

Kun tersenyum.

Jahil sekali Johnny. - Pikirnya

"Ehm!!..."

Seseorang berdehem agak keras mengejutkan Ten, begitupun Jihye. Mereka berdua seperti sedang ketahuan sedang melakukan sesuatu yang bodoh, Jihye mendorong Ten. Mereka berdua keliahatan kikuk, apa lagi ada karena ada Kun disana.

"Sepertinya aku ketinggalan berita terbaru." Goda orang itu, tidak lain adalah Johnny.

Jihye tidak tersenyum, ia hanya menatap Ten seolah berkata 'semua karenamu' sementara Ten hanya menanggapi itu dengan menggaruk punggung lehernya yang tidak gatal.

"Bukan sesuatu yang baru." Jawabnya dengan senyuman canggung.

"Aku harus kembali ke kamarku." Ujar Jihye cepat.

"Nuna?."

Johnny menahan Jihye tapi... "Aku belum berkemas."

"Oh, ok.."

Ten juga tidak menahan Jihye untuk tetap bersama mereka, ia membiarkan wanitanya pergi meninggalkan tempat itu. Bukan karena Ten memeluk Jihye, Justru karena diamnya Ten membuat Johnny meliriknya tajam.

"Ada apa?" tanya Ten pada Johnny.

"Kau tidak mengejarnya?."

"Aku sudah memaksanya tadi, kali ini aku memberinya waktu."

FACE TO FACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang