Part 08. It's okay

18 3 0
                                    

Kembali ke aktifitas seperti biasa setelah para tamu pergi, Johnny tidak langsung ke ruangannya tetapi mampir dulu ke ruang kerja Jihye. Diliriknya Yonggeum yang terlelap di sofa, ia lalu duduk di sofa lainnya.

"Aku terkejut karena ternyata Yonggeum berada di kantor, ia bahkan bertemu dengan Ten." Ujar Johnny pelan, ia takut suaranya mengganggu tidur si kecil.

"...untung saja ia memanggilku daddy, jadi mereka mengira Mayleen membawa putra kami saat mengantar bekal makan siang ke kantor."

"Aku tidak tahu kalau Ten akan datang, walau sudah menduga tuan Qian berteman dengannya." Ujar Jihye berusaha tenang, padahal sejak tadi ia masih mengatur perasaannya yang gelisah.

"Dan kau tahu, mereka pasti sangat dekat sampai tuan Qian mengetahui hubunganmu dengan Ten dimasa lalu."

"APA?"

"Pelankan suaramu, kau bisa membuat bangun si kecil." Ujar Johnny, ia hampir tertawa dengan respon Jihye tadi. "Untung saja kau tidak ikut makan."

"Jangan bahas lagi... okay!"

"Aku heran denganmu, sampai kapan kau akan lari nuna?."

"Aku tidak lari, jangan bicara seenaknya."

"Aku mengerti."

"Aku akan pulang lebih cepat."

"Baiklah, karena pekerjaanmu sudah beres hari ini..."

Kemudian Johnny ingat atas kunjungan orang tuanya kemari, Mayleen menceritakannya tadi pagi.

"Oh ya, sesekali pulanglah... Aku yakin ayah dan ibu merindukanmu... nuna."

"Akan ku pikirkan."

Johnny lalu melirik ke arah wadah bekal di sudut lain meja kerja Jihye.

"Makan dulu, kau bisa sakit jika memaksakan diri untuk bekerja seperti ini."

"Hmm... 10 Menit lagi"

Johnny lalu meninggalkan ruang kerja Jihye, ia bertemu dengan Jeno yang membawa air mineral untuk Jihye. Jeno tersenyum dan membungkukkan tubuhnya, memberikan hormat pada atasannya. Johnny sendiri hanya mengangguk pelan, lalu pergi.

"Nuna, ini air minummu."

Jeno memberikan sebotol air mineral pada Jihye, wanita itu mendongak dan menerima botol minum dari Jeno. Bukannya pergi, Jeno malah duduk dikursi sebrang Jihye.

"Aku hanya penasaran." Ujar Jeno.

"Apa?"

"Kalau aku pikir - pikir, apa nuna tidak merasa aneh dengan kedatangan Tuan Lee ke perusahaan kita?."

Jihye tergelak.

"Tuan Lee?. Bukankah kau sendiri tuan Lee?"

"Bukan itu.." Jeno ikut tergelak. "Maksudku, Ten Lee..."

"Apa yang membuatmu penasaran?."

"Perusahaannya dengan perusahaan ini adalah rival, itu sudah sangat jelas. Tetapi ternyata ia memiliki hubungan pertemanan dengan Pak Seo, bahkan mengenal nuna... Apa aku tidak boleh penasaran?."

"Mendengarmu seperti ini, aku jadi lapar." Jihye mengalihkan topik pembicaraan diantara mereka. "Kau sudah makan?"

"Sudah, tadi bebarengan dengan mereka."

"Kalau begitu, kembalilah ke ruanganmu."

"Baiklah."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
FACE TO FACEWhere stories live. Discover now