Part 10. Approval

18 3 0
                                    

Pertemuan pertama dengan petinggi – petinggi di perusahaan Kun sedang berlangsung

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Pertemuan pertama dengan petinggi – petinggi di perusahaan Kun sedang berlangsung. Jihye tidak dapat menyembunyikan kegugupannya, Ten yang memperhatikan kondisi itu tiba – tiba menggenggam tangan Jihye, lalu mengusapnya lembut dengan ibu jarinya. Otomatis Jihye menoleh ke arah Ten, pemuda itu tersenyum lembut. Saat itu Johnny sedang menjelaskan power point-nya dibantu oleh Taeyong.

Sentuhan tangan Ten sedikit mengurangi kegugupannya, Jihye menarik tangannya. Kondisinya saat ini berubah, ia lama – lama malah gugup karena Ten. Tidak bisa dipungkiri, perasaannya selama ini tidak hilang. Ia juga tidak menguburnya dalam, malah pertemuannya dengan lelaki itu semakin memperdalam kerinduannya. Ia menarik tangannya bukan karena ia tidak menyukai perlakuan lembut Ten, ia takut Ten menyadari kalau selama ini ia hanya dalam posisi bertahan.

"Baiklah, demikian penjelasan ini." Ujar Johnny di ujung presentasinya. "Saya harap, sudah mewakili jawaban dari pertanyaan – pertanyaan yang bapak dan ibu sampaikan."

Lalu tepuk tangan beberapa orang yang berada diruangan itu mengisi keheningan yang ada disana.

"Baiklah, kami akan menerima proposal ini." Ujar salah seorang yang duduk di samping Kun.

"Kami akan mempersiapkan surat kontraknya dalam 2 hari ini, sebelum ditandatangani kita akan membahas draftnya besok."

"Terimakasih."

Rapat berjalan dengan lancar, Kun kembali mengambil alih waktunya Johnny dan kali ini bukan Ten melainkan Taeyong. Ten bukan bagian dari proyek, jadi ia tidak diperlukan untuk proses pembuatan surat perjanjian kerja.

 Ten bukan bagian dari proyek, jadi ia tidak diperlukan untuk proses pembuatan surat perjanjian kerja

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

"Masih gugup?."

Suara Ten memecah keheningan diantara mereka.

"Sudah lebih baik."

"Aku juga pernah mengalaminya, karena itu aku tahu rasanya bagaimana." Jelas Ten.

"Terimakasih."

"Bagaimana kabarmu?."

Jihye menoleh, Ten berdiri disampingnya ikut menatap ke luar. Pemandangan dibalik dinding kaca yang memamerkan keindahan kota Beijing dari sana. Ten menyerahkan sekaleng minuman coffee late, kesukaan Jihye.

FACE TO FACEKde žijí příběhy. Začni objevovat