4

8.7K 627 25
                                    

Aku merindukan keluargaku. Dad, Mom, dua adik kecilku yang lucu, Sophie dan Louisa. Entah bagaimana rupa mereka sekarang tapi yang tertinggal diingatanku saat ini adalah aku punya seorang Ayah yang tampan dan Ibu yang cantik, mereka adalah orang tua yang hebat yang menerapkan banyak aturan kepada tiga orang anak gadisnya. Sementara dua adik kembarku adalah gadis-gadis kecil yang agak nakal, di hari ulang tahunku yang tujuh belas tahun mereka menghias sepraiku dengan crayon.

Bagaimana keadaan mereka sekarang? Apakah orang tuaku sudah punya banyak uban dan juga keriput di wajahnya? Apakah adik-adikku sudah mulai memasuki fase remaja? Aku tidak ingat apa pun.

"Selamat pagi"

Suara Adam Knox mengalihkan perhatianku. Pria itu berdiri di ambang pintu dengan mangkuk kecil di tangannya lalu berkata, "Ini saatnya untuk mengoleskan salep di sikumu"

Aku mengangguk, "Baik"

Adam masuk dan dengan langkahnya yang jantan dia menghampiriku. Saat ini surai hitamnya yang panjang tergerai dan basah, aku juga bisa mencium aroma aftershave-nya, ya, Tuan Tarzan ini baru saja selesai mandi.

"Sarah mengatakan kepadaku kalau kau sudah bisa melepas krukmu hari ini. Dan aku juga akan membantumu mengoles krim ini untuk yang terakhir kalinya" ucap Adam. Ini pertama kalinya aku mendengar Adam Knox berbicara lebih dari satu kalimat, yeah agak aneh mendengarnya.

Aku mengangguk dan membiarkan Adam duduk di tepi ranjang. Ia dengan hati-hati  melepaskan kruk dari tanganku. Tanganku sudah sembuh tapi rasanya masih kaku, Adam mulai mengoles krim hijau itu di permukaan sikuku, tubuhku menegang merasakan getaran aneh yang terjadi saat ia menyentuhku.

"Apakah sakit?" tanya Adam yang mendadak berhenti.

Aku menggeleng sambil menggigit bibir bawahku dengan gugup, "Ah, tidak, i-itu.....um, tidak sakit kok"

Adam pun kembali melanjutkan pekerjaannya.

Setelah krim teroles sempurna, Adam mengambil dua lembar daun dan membalurinya dengan minyak, aku tidak tahu itu minyak apa tapi yang jelas baunya sangat tidak enak. Ia menggunakan daun dan minyak itu untuk menutupi salep di sikuku lalu mengikatnya dengan kain kasa yang ia gunting tipis.

"Selesai" ucapnya.

Aku mengangguk pelan, "Terima kasih, Mr Knox" kataku.

Adam bangkit lalu mengambil mangkuknya, "Aku akan kembali bekerja" ucapnya.

Pria bertubuh besar itu berjalan menuju ke pintu keluar sementara lidahku masih kelu tidak bisa mengatakan apa pun. Sungguh aku ingin memintanya untuk berhenti, aku ingin mengatakan sesuatu mengenai keluargaku yang sedang ia cari. Tapi entah mengapa sulit bagiku untuk meminta Adam bertahan sebentar di sini.

Tiba-tiba saja langkah Adam terhenti, pria itu berbalik dan memandang lurus ke arahku sambil berkata, "Aku akan ke kota malam ini. Kau mungkin butuh sesuatu?"

Spontan kedua alisku terangkat naik tapi kemudian aku menggeleng. Adam mengangguk dan hendak melanjutkan langkahnya namun seketika itu juga aku memanggilnya, "Mr Knox!"

Adam menoleh.

"Bisakah aku meminta sedikit waktumu, ada sesuatu yang ingin kukatakan"

Dia diam sejenak di tempatnya kemudian  kembali ke tepi ranjang dan mendudukan dirinya di sana, "Ada apa?"

"A-aku pikir, aku sudah siap untuk membantumu mencari keluargaku"

Meskipun air mukanya terlihat tenang tapi aku bisa merasakan betapa terkejutnya Adam, "Itu bagus" sahutnya.

Aku menjilat bibir bawahku yang mendadak mengering lalu mulai menjelaskan, "Aku anak dari Riot Tanner, sejauh yang bisa kuingat kami tinggal di Georgetown, aku bisa ikut denganmu untuk menemukan mereka" kataku.

The Touched Of Tarzan (Completed)Where stories live. Discover now