24-Surga Dibawah Telapak Kaki Arga

Start from the beginning
                                    

Gadis itu menatap tajam sang pelaku kemudian mengambil liptintnya didalam kotak sampah. "Siapa yang centil? Gue pake ini biar gak pucet kali!" Ucapnya kesal.

"Ya, gue gak suka," ucap Arga.

Syera mengerutkan dahinya. "Gak suka kenapa? Gak suka gue tampil cantik? Maunya gue kayak gembel, gitu?" Tanya Syera diiringi kekehan kecilnya.

Arga membungkukkan badannya mensejajarkan tubuh tingginya dengan tubuh pendek Syera.

Arga mencolek pelan hidung Syera. "Gue gak suka, apa yang seharusnya gue doang yang liat, malah diliat sama banyak orang."

°°°°°

Selama diperjalanan, Arga dan Syera tak henti-hentinya menahan tawanya. Ada saja hal kecil yang mereka jadikan sebagai lelucon, tak perduli lagi jam menunjukkan pukul 07:10, yang artinya mereka sudah telat beberapa menit.

"Uuuuh! Ini akang gemesin pisan, duuh! Marni jadi terpesona, deh! Yang belakang pasti pacarnya, ya? Yuk, mbak, tuker posisi sama Marni," ucap banci bernama Marni pada dua insan berbeda jenis tersebut.

Syera bergidik ngeri lantaran lengannya yang dicolek oleh Marni. Sedangkan Arga, cowok itu malah tertawa kecil melihatnya.

"Emang lo mau sama gue, Mar?" Tanya Arga pada banci kaleng tersebut.

Syera melebarkan bola matanya, jangan sampai posisinya teralihkan hanya karena banci sialan ini.

"Arga!" Geram Syera.

Arga melirik Syera sekilas kemudian beralih menatap Marni yang tersipu malu dengan ucapan Arga. "Kalo itu jangan ditanya lagi. Seratus persen Marni mau, kang!" Ucapnya antusias.

"Lewati istri gue dulu. Dia galak, kalo marah suka gigit orang." Ujar Arga seraya melirik Syera.

Marni bergidik ngeri. "Iiih! Pacar kamu kanibal ya, kang? Nggak jadi deh! Hus-hus sana!" Usir Marni.

Arga menahan tawanya begitu juga dengan Syera. Cowok dengan setelan seragam putih abu-abu yang terpasang rapih di badannya itu, lantas menancap gas motor scoopy-nya lantaran lampu merah yang sudah berubah warna menjadi hijau.

Syera menaruh dagunya diatas bahu Arga. "Ga, lo suka sama Marni?" Tanyanya.

"Gila lo! Gue masih lurus, masih suka donat!"

Syera memukul bahu Arga pelan. "Mulut lo! Inget neraka!"

"Lo juga inget, jaga sikap lo sama gue, nurut jangan bantah. Surga lo ada digue bukan di nyokap lo lagi. Lakuin kesalahan siap-siap masuk neraka!" Ujar Arga.

Syera mengidikkan bahunya tak peduli akan ancaman Arga. "Kan dosa istri ditanggung suami. Gue masuk neraka, lo juga masuk neraka," ucapnya diiringi kekehan kecilnya.

Arga menoleh ke arah Syera sekilas. "Kalo udah tau sama-sama masuk neraka, jangan nambah beban gue lagi. Cukup beban dunia aja, jangan beban akhirat."

"Iya, sayang."

Arga mengerem motornya dengan mendadak, hingga membuat para pengendara motor dibelakangnya turut mengerem motornya mendadak juga.

"Heh, mas! Kalo mau berhenti hidupin lampu sein-nya dulu dong! Untung aja saya gak nabrak kamu!" Tegur ibu-ibu anak satu yang berada dibelakang motor Arga.

Arga menoleh. "Iya, maaf, Bu. Tadi ada tikus lewat makanya saya ngerem." Ucapnya ngelantur.

Syera memukul helm yang dikenakan Arga. "Hampir aja lo bikin gue celaka!"

Cowok itu sedikit menoleh. "Lo tadi bilang apa?"

Gadis itu mengerutkan dahinya bingung. "Yang mana?"

Arga menggeleng. "Gak, gak jadi."

"Pegangan, gue mau ngebut. Udah telat banget ini kita." Ucapnya seraya menarik kedua tangan Syera untuk melingkar pada perutnya.

Dan benar, detik itu juga, Arga melesatkan motornya dengan kecepatan tinggi. Bahkan hampir saja Syera terjungkal kebelakang jika saja gadis itu tidak memeluk erat perut Arga.

°°°°
Arga menggenggam telapak tangan mungil Syera, tak sedikitpun ia memberikan celah pada gadisnya. Mereka berdua bisa bernafas lega lantaran semua dewan guru mengadakan rapat dadakan. Jadi, tidak ada yang menghukumnya saat ini.

"What! Gila lo, Syer! Lo udah di catat alpha dibuku sekretaris, dikira lo gak berangkat. Taunya lo telat!" Pekik Ghea. Gadis itu berdiri didepan papan Mading membaca pengumuman terbaru disana.

Syera menoleh. "Terus, absennya sama dia udah dikumpul belom?" Tanyanya.

Ghea menarik permen susu dari dalam mulutnya. "Belom kayaknya. Coba deh, Lo kekelas aja. Gue mau baca informasi dulu, belom selesai soalnya."

Syera mengangguk, kemudian ia menarik tangan Arga untuk melanjutkan langkahnya.

"Diem dikelas aja, jangan suka keluyuran tebar pesona kesana-kemari," ucap Arga saat mereka sudah berada didepan kelas Syera.

Syera berdecak, apa-apa serba salah mulu. Keluar kelas tidak boleh, apa-apa disangkut pautkan dengan kata 'tebar pesona'.

"Lo kali yang tebar pesona. Gue mah gak pernah," sahut Syera.

Telapak tangan Arga terangkat mengacak-acak rambut tebal Syera. Ini yang patut dipertanyakan bagi kaum Adam, kenapa sih, suka ngacak-ngacakin rambut cewek? Dikira dandan itu enak kali.

"Yaudah masuk. Nanti gue kesini kalo udah pulang,"

Syera mengangguk, gadis itu hendak membalikkan badannya sebelum tarikan pada lengannya membuatnya kembali menghadap Arga.

"Apalagi? Gue belom ngomong sama sekretaris gue kalo----" Syera mematung ditempat lantaran dengan terang-terangan Arga mengecup kedua pipinya.

"Morning kiss-nya belom," ucap Arga seraya mengedipkan sebelah matanya.

"ASTAGHFIRULLAH! GHEA GAK LIAT APA-APA KOK, SUMPAH! GHEA GAK LIAT ARGA YANG CIUM PIPI SYERA, SUWER DEH!" Pekik Ghea seraya menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.




°°°°°

ARGANTARA Where stories live. Discover now