5. Mau kasar atau lembut ?

8.8K 271 7
                                    


"Aku sudah siap sekarang," kata Khun.

Alfa-nya, Bam mengamatinya dalam diam.

Khun menganggap perilaku Bam sedikit konyol. Jadi ya, Khun kalah dalam taruhan dan kelelahan. Tapi Bam tidak perlu bersikap seolah-olah dia terbuat dari kaca yang sangat rapuh.

Meskipun, itu bagus kerena dia merasa dimanjakan oleh Bam. .

"Ayo," kata Bam sambil mengulurkan tangannya. Penisnya tegak dan keras, tetapi matanya jernih dan tenang.

"Ah," jawab Khun, mengulurkan tangan untuk menyentuh ereksi Bam, "biarkan aku membantumu dengan itu-"

Bam menangkap tangannya. "Khun," katanya. Dia menggunakan nada suara khusus yang Khun anggap sebagai suara alfa-nya. Suara Bam lebih dalam dari nadanya biasanya menandakan tidak ada ruang untuk berdebat.

"Apa?" Khun menjawab, pura-pura tidak tahu, "apa kau tidak menginginkanku?" Dia memiringkan kepalanya ke samping.

Bam menarik napas pelan. "Kau akan memberitahuku jika itu terlalu berlebihan untukmu," katanya.

"Ya," jawab Khun.

"Serius," ulang Bam, "kamu hampir pingsan sebelumnya."

Khun tidak pernah bilang, tapi baginya saat-sat seperti ini sangat berharga. Bam sangat seksi saat dia mengambil kendali.

"Aku janji," janji Khun, "sekarang biarkan aku menyentuhmu."

Bam tidak langsung menjawab dan mengamati wajah omeganya sesaat. "Baiklah," jawabnya.

Dia menyeret Khun kedalam ciumannya. Tangannya yang hangat menyentuh punggung Khun.

Khun mulai membelai ereksi Bam.

Bam mengeluarkan geraman keras, dan tangannya meluncur ke pantat Khun, mengangkatnya ke atas, duduk di pahanya. Salah satu tangannya membelai perut Khun dan terus bergerak ke bawah, menuju ereksinya.

"Ah- Baaammm," Khun menghela napas di leher Bam saat pria emas itu mulai menyentuhnya.

Bam dengan lembut menarik tangan Khun dari kemaluannya dan kemudian bergerak, menggosokkan kedua ereksi mereka.

"Enak?" Tanya Bam. Sensasi nafasnya di telinga Khun membuatnya bergidik.

"Ya," jawab Khun. Dia bisa merasakan cairan licin menetes di pahanya, dan rasa penuh yang muncul di perutnya.

"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Bam.

Sangat manis untuk Bam mengkhawatirkannya saat ini, tetapi Khun tidak memiliki kemampuan untuk membuat keputusan lagi. Sensasi kedua ereksi mereka yang bergesekan dan jari Bam sangat mengganggu.

"Apa yang ingin kamu lakukan.....hahh?" Khun tersentak.

"Hmm," Bam bersenandung sambil berpikir, "bagaimana dengan yang kita bicarakan hari sebelumnya?"

Apa yang mereka bicarakan sebelumnya? Otak Khun tidak bisa berpikir.

"Tentu," jawab Khun.

"Kau tidak ingat kan?" Tanya Bam. Dia memiliki seringai puas di wajahnya mengetahui fakta tindakannya membuat Khun sampai tidak bisa berpikir lagi.

"Oke, aku tidak," Khun mengakui, "tapi aku yakin jika ebelumnya aku setuju, maka aku juga akan setuju sekarang."

Bam terkekeh pelan. Itu sangat seksi bagi Khun. Tawa Bam seharusnya tidak boleh seseksi itu.

"Kamu hanya akan diam, Sayang," jelasnya, "disaat aku akan membuatmu merasa lebih baik."

Ah, itu terdengar seperti sesuatu yang akan disetujui olehnya entah sebelumnya atau saat dia tidak berpikir seperti saat ini.

"Bagaimana menurutmu?" Bam bertanya, "siap?"

"Tentu. Kau pikir aku siapa ?," jawab Khun.

"Bagus," jawab Bam. Dia berhenti membelai ereksi mereka dan mengangkat tangannya untuk menyeret Khun kedalam ciuman.

Khun tidak bisa menahan erangan senang yang muncul tenggorokannya. Dia maju untuk memperdalam ciuman itu.

Bam mengeluarkan geraman senang sebelum dengan lembut menarik ciumannya. Dia lalu menyelipkan tangannya ke bawah Khun, mengangkatnya memutarnya dan meletakkannya di pahanya membuat kaki Khun terpaksa terbuka karenanya.

Rasa panas mulai muncul di perut Khun. "Sepertinya kau punya rencana untuk ini," komentarnya pada Bam.

"Ya," jawab Bam sambil mencium bahu Khun. "Aku sudah memikirkannya, kamu tahu, saat kamu tidur kemarin malam."

"Oh ya?" Khun bertanya. "Jangan bilang kau membayangkan semua hal yang akan kau lakukan terhadapku saat ini sembari masturbasi?"

"Tepat sekali." Bam menyeringai.

Khun bergidik mendengar kata-kata Bam.

"Imajinasi adalah pengganti yang buruk dari yang asli, tentu saja," gumam Bam sambil mengangkat tangannya ke paha Khun. Tangannya yang lain berhenti di perut Khun."Lebih baik aku melakukannya denganmu daripada dengan imajinasimu".

"Kamu punya aku sekarang," kata Khun, "apa yang akan kamu lakukan ?"

"Hmm... ada beberapa pilihan," jawab Bam. "Aku bisa menyiapkanmu dengan jariku dulu, atau aku bisa menjejalkanmu dengan penisku tanpa persiapan sama sekali."

"Aku memilih yang terakhir," kata Khun.

"Sangat tidak sabar," Bam tertawa.

"Aku bukan putri yang rapuh," Khun mendengus, "Aku bisa mengatasinya."

"Bukan masalah apakah kamu bisa menanganinya," jawab Bam. "Apa ini yang kau inginkan?"

"Ya! Buat aku berteriak dengan penismu," Khun menuntut sebelum mengalihkan pandangannya. Malu.

Bam tertawa terbahak-bahak di belakangnya dan mendorong Khun ke depan. "Baiklah, Sayang," dia terkekeh, "Kepuasanmu adalah tugasku."

Bam mengangkat Khun dan menyiapkan ereksinya di depan lubang Khun. "Pegang erat-erat," dia berkata, sebelum mulai memasukkannya dengan kasar.

Khun tersentak. 

Shit. 


TBC or not ?

Silahkan vote jika ingin dilanjut

Aku milikmu, Bam (18+)Where stories live. Discover now