1

6.9K 647 15
                                        

Pria manis dengan luka sayatan diseluruh tubuh telanjangnya itu hanya bisa terengah. Ia lelah. Demi tuhan ia sangat lelah dengan hidupnya ini. Tempat yang ia tempati saat ini di dominasi oleh besi dan cermin. Tak ada siapapun di dalam penjara ini kecuali dirinya.

Tapi ini bukanlah penjara untuk seorang penjahat pada umum nya. Tempat ini lebih mirip ruang isolasi di rumah sakit jiwa. Ruangan yang luas, tak ada kursi, tak ada meja, tak ada ranjang, bahkan tembok pun terbuat dari cermin sehingga ia bisa melihat seluruh tubuhnya yang rusak ini. Sepanjang hari kedua tangan nya di rantai pada kedua sisi penyangga besar yang terbuat dari besi, dan bagian kepalanya ditutupi oleh perban. Ada saat di mana tangan nya akan berhenti di rantai, yaitu hanya ketika ia dimandikan.

Nafasnya berhembus pendek, ia kelelahan karena sejak tadi meronta sembari mengeluarkan semua emosinya karena Papa memberitahu melalui pengeras suara kalau setengah jam lagi ia akan diberikan obat penenang.

Dan benar saja, beberapa saat kemudian derap langkah kaki terdengar dari luar ruangan luas ini. Kepala nya terangkat untuk melihat tepat pada pintu masuk yang ukurannya begitu besar. Binar mata bulat nya terlihat tak senang, semua kebencian dan rasa ingin memusnahkan muncul kepermukaan. Dari kejauhan seperti ini, hidung mungil nya dapat mencium bau obat obatan dan alat tajam yang terbuat dari besi.

"Taeyong"

"Taeyong.. kau mendengengar suara ku?"

"Lee Taeyong"

Itu suara lembut dokter perempuan—Im Nayeon, yang selama ini selalu berbicara padanya melalui pengeras suara setiap hari. Sekarang terdengar lagi untuk memberi peringatan padanya untuk tidak menyakiti dokter siapapun yang masuk kedalam.

Suara kunci pintu besar itu terbuka, dan matanya melihat dua orang pria masuk kedalam membawa masing masing satu nampan, satu berisi makanan dan satu lagi obat bius dan alat medis. Bola mata Taeyong sontak berubah menjadi merah, ia merasa terancam. Ini akan menjadi siksaan lagi untuknya.

"Taeyongie, papa datang membawa makanan kesukaan mu"

Taeyong masih tak bergeming karena matanya masih mengwasi pria berjas putih yang berdiri disamping pria yang ia dipanggil Papa dokter tinggi itu—Dokter Hyunjae, orang yang membawa nampan obat.

Papa kemudian menghampiri Taeyong, dan mensejajarkan dirinya dihadapan pria mungil itu,"Taeyong, disini ada ikan tuna, udang, dan susu sapi murni. Papa akan menyuapimu karena ini semua benar benar banyak"

"Aku tidak ingin memakan nya"

"Kenapa hm? kau tidak lapar?"

Taeyong hanya diam tak menjawab, ia bahkan tak berselera memakan makanan yang dibawa meskipun perutnya ingin. Ia hanya menginginkan bisa keluar dari tempat mengerikan ini.

Johnny—Pria yang sejak kecil Taeyong panggil dengan sebutan papa itu tak kehabisa akal untuk membuat siluman kucing ini agar memakan makanan nya. Tangan besar itu kemudian mengangkat ikan tuna besar yang masih utuh dan mendekatkan nya pada taeyong.

"Ikan ini sangat besar Taeyong, kau yakin tak ingin mencium baunya? perutmu pasti meronta"

"Aku.Tidak.Mau" ucap Taeyong dengan penekanan disetiap kata nya.

"Papa memancing ikan tuna untukmu di laut kemarin, dan kau menolaknya? Hati papa sakit, Taeyongie"

Tiba tiba muncul sebuah rencana besar di kepalanya dan ia akan melakukan itu untuk bebas. Tatapan nya melembut, dan tersenyum kecil pada papa,"Baiklah, maafkan Yongie papa"

Johnny tersenyum lembut kemudian mengusap rambut tebal si pria mungil.

"T-tapi Papa.. aku ingin makan sendiri.."

Johnny mengernyit,"kenapa kau ingin makan sendiri?"

"Tangan besar papa tidak akan bisa bahkan hanya untuk merobek sirip tuna besar itu papa, biar kan aku dan cakar kecil ku saja yang melakukannya"

Johnny tertawa gemas,"Baik kalau begitu, kau bisa makan semuanya sendiri."

"Papa.. bagaimana aku bisa makan, kalau tangan ku terjebak di besi berat ini."

Pria dewasa didepannya agak ragu untuk membuka rantai yang mengikat tangan Taeyong. Tapi jika selera makan Taeyong hilang jika terlalu banyak berdebat masalah rantai, Johnny akan sulit untuk membujuknya lagi. Jadi lebih baik ia lepaskan saja untuk makan Taeyong kali ini.

"Hyunjae, tolong katakan pada Nayeon untuk melepaskan pengunci rantai-nya"

Dokter yang sejak tadi hanya memperhatikan dari belakang Johhny, kemudian menggangguk dan pergi keluar ruangan. Hyunjae bahkan lupa kalau nampan berisi obat bius ia bawa juga bersamanya.

Taeyong menyeringai dalam diam, ia menatap lamat ikan yang tergeletak di lantai. Ia harus makan banyak dulu sebelum memulai semua rencananya.

Papa pasti terkejut!





TBC

NEKOMATA [JAEYONG]Where stories live. Discover now