14

2.2K 241 25
                                        

Ciuman itu terasa semakin dalam setiap waktunya. Jung Jaehyun mendominasi semuanya, sementara Taeyong yang kewalahan hanya bisa membalas semampunya. Melepaskan sekilas hanya untuk menatap Taeyong sebelum akhirnya ia mencium lagi pada kening.

Jaehyun menatap lekat pada netra indah milik Taeyong yang bulat dan bersinar mengangumkan seakan semua keindahan hanya ada didalam sana.

Jaehyun terhanyut pada sosok dihadapannya untuk kesekian kali, bibir tebal itu kembali bertemu dengan bibir tipis milik Taeyong. Dan ciuman manis itu terpaksa harus berakhir ketika ponsel Jaehyun berdering dan menampilkan mana seseorang.

Winnie calling..

"Oh gosh"

Ia terbagun, dan bergegas menjawab telepon dari kekasihnya.

"E-eum halo Win. Hai" ucapnya gugup

Jaehyun kemudian pergi keluar untuk berbicara di telepon. Sementara Taeyong masih terdiam ditempat dimana ia dicumbu dengan liar tadi. Taeyong merasakan sisa sisa hangat dari bibir Jaehyun dan tubuhnya. Yang tadi itu sangat membuatnya bingung tapi mengagumkan. Tubuhnya suka pada apa yang Jaehyun lakukan tadi.

Jiyun benar benar mengesankan!

Taeyong menggerakkan ekor nya kekiri dan kekanan. Perasaan nya benar benar baik hari ini.

Bermain main dengan ekornya sembari menunggu Jaehyun kembali. Karena Taeyong ingin meminta lagi sesuatu yang hangat seperti tadi.

Taeyong menyukainya😸

Pria kecil itu terus menunggu Jaehyun dan tak berpindah sedikitpun dari posisi nya yang tadi. Taeyong memeluk ekor lembutnya, tetapi karena terlalu lama si kucing manis akhirnya tertidur sembari memeluk ekor dengan lucunya.

Jaehyun baru saja menyelesaikan percakapan nya dengan Winwin. Perasaan nya sangat kacau sekarang, ia dan kekasihnya baru saja bertengkar tadi. Winwin mengatakan bahwa sangat marah padanya, namun Jaehyun tak tahu apa sebab dari kemarahan pria manisnya itu. Dan belum sempat ia menenangkan Winwin ucapan pria manis beberapa menit lalu menjadi penyebab kacaunya perasaan Jaehyun.

"Mari kita akhiri saja Jaehyunie~"

Ia menghela nafas kasar. Wajah sedih seakan tak bisa ia tutupi dari siapapun.

Pria yang kacau itu kembali untuk menemui pria lain yang ada di dalam rumahnya sekarang.

Entah sudah berapa lama ia meninggalkan Taeyong sendirian, dan saat ia kembali matanya menangkap sosok menggemaskan yang sedang tertidur sembari memeluk ekor.

Perasaan kacaunya menghilang begitu saja, hilang seperti angin. Seakan kejadian tadi tak pernah terjadi dalam hidupnya. Sudut bibir tebal itu membentuk sebuah senyuman kecil penuh arti.

"Ahh aku baru tahu kalau ada jenis mahluk aneh dan menggemaskan seperti mu"

Jaehyun mendekat kemudian duduk dibawah agar bisa menatap Taeyong lebih dekat ketika ia terlelap. Tangan besarnya mengusap rambut Taeyong, kemudian naik sedikit untuk membelai telinga mirip kucing itu. Ia merasakan betapa lembutnya bulu bulu pendek yang tumbuh disekitarnya.

"Kau ini sebenarnya apa?"

•••

Dengan sisa sisa tenaga yang ia punya, Ten berjalan keluar hutan. Berharap ia akan bertemu dengan seseorang yang baik hati siapapun itu. Asalkan bukan Johnny.

Wajahnya memerah, ia merasakan bahwa kepalanya semakin pening. Penglihatan nya bahkan terasa buram. Tubuhnya sangat tersiksa.

"Ini sangat menyakitkan.."

Ten terus berjalan sembari berpegang pada batang pohon yang menjulang, ia hampir sampai pada jalan besar diluar hutan. Hingga matanya menangkap sosok pria yang sedang menghentikan mobilnya di seberang jalan.

Ia menyebrang jalan dengan tergesa, hatinya senang saat ia bisa menemukan orang lain yang ia harapkan bisa menolongnya. Ten telah mencapai mobil itu kemudian mengetuk kacanya.

Tuk tuk tuk

Pria itu menoleh dan sangat terkejut melihat Ten. Dengan menggunakan bahasa isyarat, Ten meminta pertolongan pada pria di dalam mobil. Tubuhnya sudah sangat lemas sementara pria di dalam mobil sepertinya tidak sedikitpun berniat memberi pertolongan karena ia terburu buru menyalakan mesin mobilnya.

Ten sangat pasrah pada keadaan, jika mungkin takdirnya harus mati hari ini. Ia sungguh akan menerimanya, dan mungkin nanti meminta pada Tuan untuk membangkitkan arwahnya kemudian menghukum Johnny.

Kesadarannya perlahan lahan memudar, hingga ia merasakan bahwa tubuhnya ambruk diatas aspal.

Namun sebelum matanya benar benar tertutup, ia bisa melihat bahwa pria tadi keluar dari mobilnya.

Syukurlah.

•••

Pria tua yang baru saja keluar dari mobilnya mendekat perlahan dengan gemetar melihat seseorang dihadapan nya tergeletak lemah. Apakah ia mati?

Wajahnya kotor dan terlihat pucat. Di kedua sisi kepalanya mencuat telinga kucing berbulu hitam yang halus. Dan.. ekor?

"Ia pasti penghuni hutan iblis.."

•••

Ia menelan semua rasa sakitnya ini sendirian, berjalan keluar apartemen sembari memegangi luka yang terus mengeluarkan darah segar. Hingga ia sampai pada lantai paling bawah, seseorang yang sepertinya adalah pengurus apartemen ini terkejut saat melihat pria tinggi ini sudah berwajah pucat dengan luka mengerikan di tubuhnya.

"T-tuan apa yang terjadi denganmu? Ya tuhan ini mengerikan. K-kau tunggulah disini, aku akan memanggil ambulance untuk datang kemari"

Pria tadi membawa Johnny untuk duduk kemudian berlari sesegera mungkin menelepon ambulance. Pengunjung lain yang datang ke apartemen pun terkejut begitu melihat Johnny dan mulai mengerumuni nya. Mereka menerka nerka bahwa ada pembunuh berantai berkeliran di apartemen, membuat semuanya menjadi was was.

Johnny sudah mulai melemas, pandangan nya terasa buram bahkan hanya untuk melihat sekitarnya yang sepertinya ramai. Nafasnya mulai tersendat dan ia merasa sangat mengantuk saat itut juga.

Ia sangat paham, ketika kau pendarahan atau hidup di tengah badai salju, jangan pernah tertidur atau kau akan mati saat itu juga.

Ia sebisa mungkin menahan kantuknya sembari terus memikirkan kemana kemungkinan Ten akan pergi setelah melakukan tindakan gila ini.

Terdengar suara ambulance mendekat, orang orang disekitarnya memberi ruang agar para petugas mengurusnya. Tubuhnya melemas, ia tak sanggup untuk melakukan apapun karena darahnya tak berhenti keluar.

"Tuan, tolong jangan tertidur. Tahan sebentar saja karena kita akan segera sampai ke rumah sakit."

Johnny hanya mengedipkan matanya perlahan sebagai jawaban.

Rasanya ia akan mati sebentar lagi.

Tapi ia tak ingin, karena belum menemukan Taeyong dan Ten untuk kembali.

Penelitian nya tak boleh berakhir seperti ini. Uang nya sudah banyak terkuras dan tak boleh gagal.

•••



TBC

NEKOMATA [JAEYONG]Where stories live. Discover now