Tangannya sibuk merapikan mangkok bekas Sharga makan.

"Ayo minum obatnya dulu" Kata Ahra sambil mengulurkan tangannya yang terdapat obat milik Sharga. Tanpa banyak protes, Sharga menurut.

Setelah selesai, Ahra mengambil peralatan makan Sharga, lalu berdiri ingin membawanya kedapur.

"Kau mau kemana, Ahra?" Tanya Sharga mencegah Ahra yang sudah bersiap membuka pintu.

"Mengembalikan ini kedapur" Jawab Ahra sambil tersenyum.

"Tidak perlu, simpan saja dimeja, nanti biar pelayan yang membersihkan" Kata Sharga.

"Tidak tidak, aku akan mengembalikannya sendiri, pekerjaan mereka sudah terlalu banyak, hanya mengembalikan ini saja tidak akan membuatku kehilangan harga diriku kan" Kata Ahra keras kepala. Diapun keluar dari kamar Sharga.

"Benar-benar tidak berubah, masih baik seperti dulu" Gumam Sharga sambil tersenyum.

Ahra menuruni tangga sambil membawa bekas makan Sharga menuju dapur. Ada 2 orang pelayan yang tengah mengerjakan sesuatu. Mereka tampak terkejut saat tau Ahra membawa bekas makan Sharga sendiri.

"Ya ampun nyonya, kenapa tidak memanggil kami saja" Kata Pelayan bertubuh kurus itu panik. Lalu segera menghampiri Ahra dan mengambil nampan yang dibawa Ahra. Pelayan yang tubuhnya sedikit lebih berisipun menghampiri Ahra. Ada tepung di bajunya yang berwarna dongker.

"Apa nyonya membutuhkan sesuatu lagi?" Tanyanya ramah.

"Tidak, lanjutkan saja pekerjaan kalian" Jawab Ahra sedikit canggung. Ahra membalikkan badannya saat Diaz datang.
"Lila, aku minta air putih...." Kata Diaz. Pria itu baru saja datang.

"Baik tuan Diaz, akan saya ambilkan" Kata Pelayan yang bertubuh berisi itu, lalu melangkah mengambil air putih yang diminta Diaz.

Diaz menatap Ahra beberapa saat.

"Hai...." Sapa Ahra lebih dulu.

Dia sedikit canggung melihat pria yang dia tau orang kepercayaan Sharga itu.

"Selamat siang nyonya" Balas Diaz sambil menundukkan badannya.

"Iya... Selamat siang" Kata Ahra menatap Diaz agak lama. Dia jadi ingat seseorang yang dia temui dipesawat saat dia pulang ketempat ibu dan adiknya.

"Aaaah aku baru ingat sekarang, kau orang yang dipesawat itu kan? Aku tau itu kau" Kata Ahra bersemangat.

Diaz menghela nafas. Sepertinya dia memang harus mengakui bahwa orang yang disebut Ahra itu dirinya.

"Ya anda benar, memang sayalah orang itu" Kata Diaz pasrah.

"Benarkan dugaanku, kenapa sebelumnya kau tidak mengaku?" Tanya Ahra penasaran.

"Saya hanya menjalankan tugas saya untuk memastikan anda selamat nyonya" Jawab Diaz sopan.

"Menjalankan tugas? Berarti kak Giu yang memintamu mengikutiku?" Ahra kembali bertanya. Diaz menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Ahra...!!!" Suara Sharga terdengar dari arah tangga. Pria itu turun dan mencari keberadaan Ahra. Diaz dan Ahra yang mendengar suara Sharga sama-sama menoleh.

Love Story Of Sharga & Ahra ✅(Tamat)Where stories live. Discover now