Chapter 9

1K 77 1
                                    


*

Aku tahu aku jatuh cinta padamu karena kenyataanku akhirnya lebih indah dari mimpiku.

*

"Hahahh... mampus juga mereka!"

"'Masa18' dilawan, salah besar"

"Sentil dikit aja langsung tumbang!"

"Hm... beraninya main kotor"

Begitulah sumpah serapah yang mereka katakan. Jatno dan yang lain segera menaiki motornya, sedangkan Takia hanya diam di tempat karna tak tahu harus berbuat apa.

"Jadi, gimana?"

Tanya Nawal pada mereka.

"Sudah pastilah, 'Masa18' selalu menang!"

Balas Jatno yang diangguki semua anggota 'Masa18'.

"Oh ya, kalian gak papa kan?"

Tanya Latif pada dua orang yang disandra tadi, Takia dan laki-laki yang diketahui bernama Urianto.

"Gue gak papa, sory udah buat kalian jadi kesusahan gini"

"G-gua juga, thanks udah selamatin kami"

"Hahahahh, sans aja. Kita semua kan saling ngelindungi, sekalian juga buat anak 'Salstreet' kapok karna perbuatannya"

Ucap Muzaffar membuat yang lain tersenyum juga terkekeh.

"Udah. Kalian semua boleh balik"

Ucap Esme yang kemudian anggota 'Masa18' berangsur bubar dari sana.

Sebelum Nawal pergi dari sana, ia menoleh ke arah Takia yang terlihat sulit berjalan karena kakinya terluka.

"Naik"

Ucap Nawal pada Takia.

"G-gua?"

Pertanyaan polos dari Takia keluar dari mulutnya dan membuat Nawal menatap Takia dingin.

"Ee... gua naik taksi aja"

"Cepat naik"

Ujar Nawal lagi dengan nada tak terbantahkan. Takia pun berjalan ke arah motor Nawal, namun seketika berhenti saat Nawal memasangkan jaketnya pada tubuh Takia yang terlihat sedikit terbuka. Takia yang diperlakukan seperti itu langsung memerah karena malu. Setelahnya ia naik motor Nawal dan pergi dari sana meninggalkan Esme yang kini sendirian mengadu sakit karena pertarungan tadi.

"Aish... kalo gini jadinya gue gak bisa ketemu Brisa, apa jadinya kalo dia liat gue kayak gini"

"ESME!"

Sebelum Esme menyalakan motornya, tiba-tiba terdengar suara teriakan seorang gadis yang sangat familiar di telinga Esme. Saat menoleh ke arah suara, ternyata benar gadis yang meneriaki namanya itu adalah sang kekasihnya sendiri, yang tidak lain adalah Brisa. Tampak ia sedikit ngos-ngosan karena berlari. Ada rasa senang dalam diri Esme tapi juga sedikit cemas. Esme berusaha terlihat biasa saja di depan Brisa.

"H-hai, Ris. Kok kamu disini? Kamu kan lagi sakit, harusnya kamu-..."

"Esme, kamu enggak apa-apa kan?! Itu muka kamu kenapa luka-luka gitu?! Trus ada banyak lebam di tubuh kamu?! Apa yang terjadi sama kamu?! Sakit gak?! Kenapa enggak diobatin?!"

"E-eh, Ris, itu-..."

"Aku juga SMS kamu tapi gak dibalas! Panggilan aku juga enggak dijawab! Aku tunggu-tungguin kamu dirumah, tapi gak datang-datang! Kamu itu darimana?! Sebenarnya apa yang terjadi sama kamu?! Jawab ESME! Kenapa malah diam aja?!"

Yang TercintaUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum