32. Ikan? [Roni POV]

349 33 8
                                    

[Ngelanjutin part terakhir dari Roni POV]

Kami berpamitan kepada Galih dan mulai berjalan meninggalkan tenda, sekitar 20 langkah dari tenda entah ada dorongan apa tiba-tiba aku ingin menoleh kearah tenda tempat Galih dan Ratna berada. Ketika aku berbalik kearah tenda berada, aku melihat gerombolan pocong dan kuntilanak yang kulihat tadi subuh sedang mengerumuni tenda tempat Ratna terbaring.

Part 32

Langkahku terhenti melihat pemandangan yang untuk kedua kalinya membuat aku bergidik, mereka semua berdiam disekitar tenda Galih dan Ratna dan tidak melakukan hal yang berarti. Aku sungguh merasa penasaran dibuat oleh mereka, kenapa mereka mengerumuni Ratna? Apakah sakit yang dialami Ratna ada hubungannya dengan mereka?

"Bang Ron, ngapa kok berhenti? Ayo jalan bang!!" tegur Yana.

"Eh iya Yan sorry"

Akhirnya aku melanjutkan langkahku dan berusaha menikmati liburanku, kupikir Ratna akan baik-baik saja setelah minum obat. Yana dan Ipin menatapku dengan heran, mungkin karena aku bertingkah aneh tidak seperti dulu ketika kemah untuk pertama kali.

"Ron sini Ron foto yuk" teriak Ayu sambil mengacungkan Kamera DSLR nya.

Seperti tak ingin kalah, Popi juga melakukan hal yang sama namun dia tidak berteriak seperti Ayu, melainkan dengan tanda isyarat dia menunjuk kearahku dan kedirinya lalu memanyunkan bibirnya. Jujur sebenarnya aku tidak begitu paham apa maksud gerakan tubuh Popi, hanya saja terpikir dibenakku bahwa dia merasa tidak ingin kalah oleh Ayu.

Aku tidak menjawab Ayu dan juga gerakan tubuh Popi, yang kulakukan hanyalah tersenyum ringan kearah mereka berdua. Mereka berdua tampak tersipu ketika aku tersenyum kearah mereka, dan yang kudapati selanjutnya adalah Yana dan Ipin yang merasa seperti "IRI" kepadaku.

"Udah ah ayuk lanjutin perjalanannya, nanti keburu siang terus jadi panas" ketus Ipin.

"Ah lu pea banget Pin, kan disini pegunungan mana mungkin bakal panas" sahut Yana.

"Udah-udah ayo sekarang mah kita mending lanjutin aja perjalanannya" tegurku kepada mereka berdua.

Kamipun melanjutkan perjalanan dengan aku sebagai pemimpinnya, sementara para Ladies berjalan dibelakang kami. Sekarang kami harus menuju ke perkampungan dulu untuk bertanya kepada warga, karena aku tidak hafal kemana arah untuk menuju ke "SITU" yang Galih maksud.

Ketika dalam perjalanan turun aku mendengar Ayu dan Popi mengobrol, sesekali mereka tedengar seperti sedang berdebat. Aku mendengar Ayu berdalih jika saat seperti ini seharusnya menggunakan kamera LSR demi kualitas gambar, sementara Popi berdalih akan terasa ribet mengambil moment jika menggunakan kamera SLR dan akan lebih mudah jika menggunakan Camdig.

Aku tidak menghiraukan perdebatan mereka, selama mereka tidak bertengkar kupikir akan baik-baik saja. Ipin dan Yana tidak banyak bicara karena mereka sedang mendengarkan musik di HP masing-masing, sementara Ayu dan Popi sibuk beradu Argumen yang menurutku terasa tidak penting.

Ditengah perjalanan menuju desa, aku kembali mendengar suara bapak-bapak seperti menawarkan dagangan kepadaku. Kali ini suaranya sangat pelan sekali sehingga aku tidak langsung berhenti ditempat yang sama dan agak jauh, tapi demi kebaikan aku mengeluarkan uang dan kembali melemparkan kearah semak-semak.

"Abang ngapain?" Tanya Yana.

"Emang kamu gak dikasih tau sama Galih?" ujarku.

Mendengar aku berkata demikian mereka semua terlihat keheranan, apa mungkin mereka memang tidak tahu perihal ini. Akhirnya aku menjelaskan kepada mereka kenapa aku melakukan hal demikian, dan tak lupa aku menjelaskan kemungkinan yang akan terjadi jika kita mengacuhkan mitos itu.

Mata Batin They Among UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang