17. ARGA YANG BAPER

Start from the beginning
                                    

"Gue panggil mamah aja, mau?"

"Gak! Alay tau!" Tolak Syera mentah-mentah, bukannya terlihat romantis malah terlihat menggelikan dan menjijikan.

"Yaudah obatin pipi gue dulu, dikit lagi tadi udah enakan."

"Janji dulu gak bakal berantem lagi,"

Arga menghembuskan nafasnya kasar, samar-samar ia mengangguk kecil membuat sudut bibir Syera terangkat keatas.

"Iya, gue janji gak berantem lagi dan sejenisnya. Tapi gue gak bisa janji kalau nanti ada yang lebih parah dari yang lo kira," kata Arga seraya menatap dalam manik mata lembut Syera.

"Jangan ngomong gitu! Gue gak paham!"

Arga terkekeh pelan. "Nanti juga lo tau. Udah sini obatin dulu,"

Syera menghela nafas pelan, gadis itu mengambil handuk kecil itu kembali dan memasukkan kedalam wadah yang berisikan air dingin.

Saat ia hendak menempelkan handuk itu kewajah Arga, laki-laki itu malah mencekal tangan Syera dan menurunkannya. Sebuah garis kerut didahi Syera terlihat jelas.

"Gak pake ini ngobatinnya," alis Syera terangkat sebelah lantaran dirinya tidak maksud dengan ucapan Arga.

"Terus pake apa? Mau pake palu?" Respon Syera justru mendapatkan kekehan dari bibir Arga.

Cowok berperawakan tinggi tersebut mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah Syera, lalu ia sedikit menolehkan kepalanya.

Jemari telunjuk Arga menusuk-nusuk kecil pipinya. "Sini cium, nanti bakalan sembuh." Syera membelalakkan matanya, sifat mesum suaminya ini ternyata masih ada.

Syera hendak memundurkan wajahnya dan hendak pindah dari posisi duduknya, namun terlambat,  Arga terlebih dulu mengeratkan pelukannya dan memegang rahang Syera.

Arga mengarahkan wajah Syera kewajahnya dan seperkian detik, bibir Syera menempel sempurna dipermukaan pipi Arga.

Bola mata Syera labtas melebar, ia tak menyangka mencium pipi Arga. Bukan, bukan kemauannya, melainkan atas dasar dorongan tangan Arga.

"Udah sembuh nih, besok-besok kalo gue luka lagi diobatin pake ini aja, biar langsung sembuh." Ujarnya seraya menunjuk gemas bibir Syera.

°°°°

Suara riuh dan segala macam pekikan terdengar jelas seantreo SMA Merpati. Melihat idola mereka tengah tebar pesona membuat kalangan kaum hawa memekik kagum.

Bukan ajang lomba atau pertandingan sejenisnya, melainkan hanya olahraga biasa. Dan kebetulan juga saat ini jam pelajaran olahraga 12 IPA 3 bersamaan dengan 12 IPS 1.

Para perempuan-perempuan disana teriak histeris, namun berbeda dengan pak Anton yang sedari tadi pusing mengurusi mereka, terutama Arga dan teman-temannya.

Selebihnya Johan, dia selalu debat dengan rivalnya, Aldi. Dan itu semua membuat pak Anton kehabisan cara untuk memisahkan mereka.

"Urusin fans-fans lo yang teriak hampir buat kuping gue budek, daripada lo urusin hidup gue. Gak jelas lo!" Sarkas Aldi tak terima dari tadi terus dinyinyirin oleh Johan.

Johan memang begitu, jangan salah lagi jika kalian bertemu dengan Johan nantinya. Pokoknya mulutnya cabe rawit banget deh. Mirip banget sama mulut cewek! Suka nyinyir! Apalagi kalau Johan disatukan dengan Elang, beeh!

"Bacot lo! Lo yang gak jelas. Dasar rengginang!" Maki Johan.

Pak Anton berucap istighfar dalam hati, semoga murid bandelnya ini terkena gledek atau sejenisny..

ARGANTARA Where stories live. Discover now