✍ SATU ✍

10.5K 621 6
                                    

Happy Reading!!!

Hari demi hari terus berganti dan kini sudah lebih dari dua minggu Aksa masih terbaring damai di ranjang rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari demi hari terus berganti dan kini sudah lebih dari dua minggu Aksa masih terbaring damai di ranjang rumah sakit. Dokter yang menangani Aksa menyatakan jika Aksa koma dan tidak bisa memprediksikan kapan Aksa akan bangun. Dalam waktu dua minggu saja banyak yang berubah pada tubuh aksa. Tubuh mungilnya pun kini terlihat semakin kurus dan jangan lupa kan pipi chubbynya yang dulu gemar diuyel-uyel oleh keluarganya kini sudah menirus yang hampir memperlihatkan tulang pipinya. Tubuhnya kini juga banyak terdapat alat alat kedokteran yang entah apa namanya. Mulai dari mulut kecilnya yang kini sedikit terbuka karena terdapat ventilator yang masuk ke mulutnya menuju ke paru paru untuk membantunya bernafas, baju pasien yang sedikit terbuka karena banyaknya kabel-kabel yang menghiasi dadanya yang terhubung dengan monitor yang menampilkan grafik naik turun, perban tebal yang hampir menutupi seluruh kepalanya, selang makanan atau biasa disebut NGT pun kini juga ikut menghiasi hidung bangir Aksa agar memudahkan Aksa mendapatkan nutrisi dari makanan dan minuman serta obat obatan yang diberikan perawat, dan juga jangan lupakan jarum infus yang kini tertancap ditangan mungil kirinya yang sekarang sudah membengkak karena terlalu lama tersemat jarum infus.

Diruang rawat Aksa kini hanya ada keheningan karena disini hanya ada Aksa yang masih tertidur damainya. Tak ada seorang pun yang menemaninya, dan hanya ada bunyi dari suara monitor yang menampilkan grafik naik turun untuk mendeteksi jantung Aksa yang sekarang ini lemah karena mengalami masalah akibat terbentur dengan benda keras saat kecelakaan itu dan menyebabkannya tulang rusuknya patah yang untungnya tidak sampai mengenai jantung dan paru paru nya. Namun jantung Aksa yang sudah lemah sejak lahir membuat jantungnya juga semakin lemah. Walaupun jantungnya tak terkena tulang rusuk aksa yang patah tetapi tetap saja jantung aksa bermasalah, dan kata dokter mungkin sehabis Aksa sadar nanti aksa akan mudah mengalami sesak nafas jika kesehatan dan kondisinya tidak benar benar dijaga dengan baik.

Ceklek!

Tiba tiba pintu ruang rawat Aksa terbuka dan menapakkan pemuda laki laki tampan dengan tubuh tinggi tegapnya tak lupa otot otot di lengan kekarnya yang tertutupi Hoodie hitamnya. Pemuda tersebut juga baru saja menginjak usia 20 tahun, 3 tahun lebih tua dari Aksa yang kini masih berusia 17 tahun. Ia berjalan mendekati ranjang Aksa sambil menenteng tas plastik berisi belanjaanya yang tadi sempat ia beli sebelum ke rumah sakit. Ia meletakkan plastik belanjaanya di nakas samping ranjang Aksa. Ia mulai mendudukkan bokongnya dikursi yang tersedia di dekat ranjang Aksa.

Ya pemuda tadi adalah Reno Elbran Abhivandya, anak kedua keluarga Abhivandya serta kakak kembar Rano juga kakak kedua Aksa.

Tangan Reno terulur untuk mengenggam tangan kecil Aksa yang terbebas dari jarum infus. Sesekali juga mengusapnya. Ia rindu dengan adiknya, apalagi tangan kecil adiknya yang biasanya membuat kejahilan namun sekarang tangan kecil ini bagai kehilangan tenaganya dan hanya bisa terkulai lemah diatas ranjang tanpa pergerakan.

"Dek kapan bangun? Kamu nggak bosen apa tidur terus kayak gini. Ini udah hampir dua minggu lebih loh kamu tidur. Bangun Dek, Abang kangen. Kangen sama kecerewetan dan keusilan kamu. Kamu nggak kangen apa sama Abang? Bangun Dek jangan tidur terus, Abang gak suka liat kamu tidur terus jadi Abang mohon bangun, Dek."

Aksa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang