-16. Happy Birthday Deven

En başından başla
                                    

Mereka sedang kumpul di basecamp. Memikirkan hadiah apa yang akan diberikan pada Deven.

Di sisi lain, Zahra sudah menemukan apa yang ingin ia beli, hanya barang biasa, namun ia berharap semoga Deven menyukainya.

"Mbak, saya beli ini ya, sekalian itu saya gak sengaja liat kue, apa itu udah ada yang order?" tanya Zahra pada penjual wanita tersebut.

"Belum kak, kebetulan kalo kakak mau beli, karna itu kue yang banyak disukai pelanggan, silahkan kalo kakaknya mau, itu stock terakhir kita" ucap sang penjual ramah lembut.

"Ah, kalo gitu saya beli ya" Zahra menunjuk kue coklat tersebut. Sang penjual mengangguk dan mengambilkan kue tersebut dari kotak kulkas.

"Mau dikasih hiasan apa Kak?" tanya sang penjual.

"Boleh ga kalo saya yang menghias sendiri?" Zahra sangat senang jika ia diperbolehkan menghias itu sendiri.

"Boleh Kak, mari saya antar ke belakang, di sana kalo Kakak butuh sesuatu, ada orang yang membantu kakak" tawar sang penjual tersebut, Zahra mengangguk girang.

Hanya membutuhkan beberapa menit untuk menghias, kini kue tersebut pun telah jadi, dan terlihat sangat indah.

"Wah, kakaknya pandai menghias kue ya, pasti orang yang dikasih kue itu suka banget" puji penjual kue pada Zahra.

"Bagus ya mbak? Kalo iya saya ikut senang, oh iya tolong tata kuenya yang rapi ya" Zahra memberikan kue tersebut pada penjual. Penjual tersebut mengangguk.

Zahra sangat senang, karna kue tersebut dihias oleh dirinya sendiri, dan itu hanya untuk Deven. Zahra berdiri di depan meja kasir, menunggu kue tersebut.

"Ini Kak, kuenya silahkan di ambil" penjual tersebut memberikan kuenya pada Zahra.

"Makasih ya Mbak, ini kartu saya" penjual tersebut menggesekkan kartunya dan memberikan selembar kertas berisikan total biaya.

"Jadi langganan tempat kami ya Kak, terima kasih" penjual tersebut membungkuk mengucapkan terima kasih

"Iya sama sama" Zahra mengambil kue tersebut dan pergi untuk pulang.

Saat di jalan, tak sengaja ia mendapati seseorang yang di kenal. Ia memberhentikan mobil tersebut di pinggir jalan.

Terkejut, bahkan sangat terkejut, ia melihat lelaki yang diharapkan, sedang makan bersama wanita lain.

Betapa senangnya raut wajah wanita tersebut. Baru beberapa jam ia bersenang senang, mengapa ada hal yang kembali membuatnya sakit.

Ia memilih diam dan memasuki mobil, ia menyenderkan tubuhnya dikursi mobil, apa ada harapan untuk menghadiri ulang tahun Deven?

'Mau sampe kapan gue nyesek kaya gini? Kodratnya gue yang bukan siapa-siapanya, gak pantes cemburu.' -batin Zahra.

Zahra kembali menyalakan mesin mobilnya dan bergegas pulang.

°°°

Zahra memasuki rumah dengan tatapan kosongnya, kembali melihat mereka berdua, yang hanya menyakiti hatinya.

"Jadi ini, namanya patah hati?" gumam Zahra pelan. Papa yang melihat Zahra berjalan sambil melamun, bergegas untuk mengagetkan anak perempuannya.

"HAYO NGELAMUN!" Papa memeluk tubuh putrinya dari belakang.

"Hah?! Astaga Papa ya ampun, Zahra kaget tau, Pa" Zahra memegang dadanya, menetralkan detak jantungnya, akibat keusilan Papanya.

"Lagian jalan sambil ngelamun, itu gak boleh" Papa mengusap kepala anaknya tersebut.

DEVEN [SELESAI]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin