16. Marah

2.3K 298 68
                                    

Hinata bangun tidur  setelah nangis berjam-jam, dia nyesel banget sampe sekarang dadanya masih kerasa sesak.  Jam sepuluh malam dan belum ada tanda-tanda Naruto pulang. Dari jam pulang sekolah tadi dia pergi gak tau kapan pulangnya. Hinata khawatir tapi dia gak berani ngelakuin apa-apa, dia takut Naruto tambah marah. Hinata bangun terus cuci muka, dia mau masak buat makan malam siapa tau nanti pulangnya Naruto mau makan. Dia juga mau minta maaf sama suaminya.

Hinata udah selesai mandi dan masak, dia duduk di sofa sambil nunggu Naruto pulang. Lama banget sampai ahirnya dia ketiduran lagi padahal dia belum sempet makan. Kasian.

Naruto pulang pas jam satu malam, cowok ganteng itu balik ke apartemen dengan keadaan kacau. Bau miras menguar di sekujur tubuhnya, matanya merah wajahnya penuh lebam dan bajunya kusut berantakan. Udah kaya gembel ganteng. Dia masuk ke unitnya dan liat Hinata lagi tidur di sofa, dia liat cewek itu udah mandi terus ganti baju. Matanya masih bengkak. Naruto mau bawa Hinata ke kamar tapi gak sengaja matanya liat meja makan yang ada dua porsi nasi gorengnya. Hinata pasti belum makan juga, Naruto mutusin buat mandi aja.

Dia masih marah sama Hinata, jelas aja kelakuan cewek itu ceroboh banget dan harus di kasih pelajaran biar gak ngulangi lagi. Naruto keluar dengan piyama biru donkernya, dan ternyata itu piayamanya couplean sama Hinata. Manis banget jadinya.

Dia bangunin Hinata pelan, “Nat, bangun.” panggilnya ketus. Hinata menggeliat beberapa kali terus buka mata. Pandangan matanya langsung tertuju ke Naruto yang lagi jongkok di hadapannya dengan sorot mata dinginnya.

“Kakak, kapan pulang? Maaf Adek ketiduran nunggunya.” Hinata buru-buru bangun sambil mengcek mata.

“Baru aja, lo ngapain tidur di luar?” Hinata meringis dalam hati mendengar nada ketus Naruto padanya. Dan apa katanya tadi? Lo? Sejak kapan panggilan Kakak-Adek mereka berubah.

“Adek nungu Kakak mau makan bareng,” jawab Hinata pelan. Sejujurnya dia masih agak takut liat Naruto, dia takut cowok ganteng itu masih ngamuk.

“Yaudah ayok,” Hinata tersenyum lebar terus ngintilin Naruto ke dapur, hatinya seneng banget Naruto masih mau ngehargai perjuangan dia buat masakin dia. Walaupun masih agak ketus tapi setidanya gak semenakutkan tadi.

“Nasinya udah dingin Kak, Adek panasin bentar ya.” Naruto berdecak lalu menahan lengan Hinata yang mau  ngambil piringnya.

“Gak usah kalik, keburu malem udah ngantuk juga gue.” Hinata ahirnya mengangguk, mereka makan dengan tenang dan hening. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir Naruto. Hinata mati-matian nahan sesak di hatinya, sakit banget ternyata di cuekin. Hinata udah gak kuat.

“Besok aja nyucinya, udah malem. Tidur.” Naruto mecegah Hinata yang mau nyuci piring dengan tatapan datarnya.

“Cuma dikit kok Kak,” ujar Hinata sambil tersenyum paksa.

“Batu banget,” decaknya kemudian meninggalkan Hinata begitu saja. Dia memilih untuk kembali ke kamar daripada melihat Hinata, sebenarnya dia tidak tega terus mendiamkan Hinata seperti ini tapi gadis itu juga perlu di tertibkan. Sebagai suami yang baik Naruto harus bisa tegas.

Hinata berlari kecil mengikuti suaminya,dia nyesel udah jawab asal, mood suaminya yang emang udah gak bagus malah tambah parah sekarang.

“Kak,” Hinata duduk di samping Naruto yang lagi rebahan sambil mainin hape, kayanya lagi liat instagram.

“Hm?” gumamnya. Masyaallah Mas, punya mulut di pake jawab napa, hemat bener sama suara. Heran.

“Adek minta maaf, tadi Adek mau nyari Kakak. Adek takut Kakak kenapa-napa, Adek khawatir.” Hinata memilin ujung selimutnya sambil menunduk, dia tak berani menatap mata Naruto. “Adek gak tau kalau tawuran itu bisa rame dan anarkis kaya gitu, Adek mau lari tapi di belakan Adek tiba-tiba mereka udah rame banget.” Hinata udah nangis, dia takut banget. Gak kebayang kalau sampai Naruto telat bawa dia lari apa dia masih bisa duduk di sini? Palingan tinggal nama.

Naruto duduk terus natap Hinata serius, “Lo tau kan di sana ada banyak laki-laki yang lagi lempar-lemparan batu?” Hinata ngangguk masih gak berani natap Naruto. “Lo tau kan di sana ada juga yang bawa pisau, tombak, celurit? Keliatan kan dari jauh kalau di sana lagi rame banget?” Hinata ngangguk lagi, tangisannya kian pecah. Dadanya sesak gak karuan, pokoknya pengen nangis aja gitu.

“Besok lagi kalau gue gak balas chat lo atau angkat telpon lo cukup tunggu gue di mobil, gak usah nyari gue. Lo gak tau kan seberapa bahayanya tadi? Jangan egois Nat, lo itu perempuan. Tenaga lo gak mungkin bisa ngelawan mereka semua. Kalau lo kenapa-napa gimana? Pikir sampai sana juga.” Naruto berbicara pelan tapi dalam setiap bait kalimatnya tersirat kemarahan.

“Maafin Adek, hiks..” Hinata nangis pelan, dia gak berani nangis kenceng takut Naruto tambah marah sama dia. Naruto menghela nafas kasar, bagian paling menyebalkan ketika bertengkar dengan wanita adalah menangis. Naruto gak tau harus gimana kalau udah liat cewek nangis. Bingung banget pokoknya.

“Jangan buat Kakak khawatir Dek, kamu gak tau kan gimana paniknya Kakak pas lihat kamu di sana?” Naruto memelankan suaranya, nada bicaranya pun lembut dan juga penuh kasih. Tidak seperti tadi yang ketus dan dingin. “Udah sini, ayo tidur besok sekolah.” Naruto narik Hinata biar tidur, gadis mungil yang masih terisak pelan itu cuma nurut. Hinata meluk Naruto sambil nangis, mukanya ada di perut kotak-kotak cowok ganteng itu. Naruto menghela nafas pelan, dia ngelus-ngelus kepala Hinata pakai tangan kirinya sedangkan tangan kanannya di pakai buat scrol instagram. Naruto itu gak suka tidur ceper, pokoknya gak bisa.

Naruto ngelirik jam dinding yang udah nunjukin pukul tiga, dia naruh hapenya ke samping terus bawa Hinata ke pelukannya lebih erat. Dia nyium kepala Hinata pelan, banyak hal terjadi beberapa hari ini dan itu semua sukses ngebuat hari Naruto berantakan parah. Menikah, punya Istri yang masih kaya anak kecil. Sumpah semua itu gak ada di list daftar wacana masa depan Naruto. “Selamat malam, little wife.” Naruto meluk Hinata terus mulai mejamin mata dia. Capek, dia pengen ngelupain ini semua sejenak.




Tbc gan!

Berat banget ya nekan bintang?

Badboy Husband | Namikaze Naruto✔️Where stories live. Discover now