#AWH-23

136 14 5
                                    


Hye Kyo terbangun saat pintu kamar terbuka oleh seseorang yang membawa segelas air putih kearahnya. Matanya sedikit buram. Ia menyipitkan matanya kemudian memulihkan pandangannya agar tidak kabur. Pria itu kini ada dihadapannya. Tepat masih memakai pakaian akad nikah.

"Kamu?" Sapa Kyo parau

"Kamu sudah sadar?" Tanyanya sambil mengelus rambut Hye Kyo yang sudah kusut

"Kenapa nanya kaya gitu?" Hye Kyo balik bertanya
Ia menyimpan gelas itu diatas meja. Kemudian mendekatkan dirinya bahkan lebih dekat pada Kyo.
Dan saat itu juga Kyo kembali memberikan jarak padanya.

"Kamu sudah satu jam pingsan. Kita semua panik disini. Tadinya kita mau bawa kamu ke rumah sakit." Jelasnya

Mendengar ucapan itu membuat Kyo semakin bingung. Apakah setelah akad nikah dirinya pingsan? Atau bagaimana?

"Akad nikahnya?" Tanya Kyo pelan

Pria yang kerap dipanggil Jong-Suk itu pun menyentuh dahinya. Seperti terlihat ada beban dalam dirinya. "Kamu pingsan. Dan akad nikah belum dilaksanakan." Katanya sedikit kecewa

"Jadi tadi itu Cuma mimpi? Ah syukurlah!" Ujar Kyo pelan

Jong-Suk menoleh. "Kenapa? Ada apa?" Tanyanya

Hye Kyo menggeleng cepat.

Tak lama Ibu Kyo masuk dan menghampirinya yang masih terbaring diatas ranjang. Wajahnya sudah tidak terlalu pucat. "Sudah enakan badannya?" Tanyanya menyentuh kening Kyo yang mulai tak demam lagi

Hye Kyo mengangguk. Namun dalam satu kejap dirinya menggeleng. Ia berpikir jika dirinya mengatakan sehat akad nikah itu akan dilanjutkan. Itu jangan sampai terjadi. Mimpi tadi itu sangatlah buruk.

"Kamu masih sakit?" Tanya Ibunya lagi
Kyo hanya menganggukkan kepalanya dan berekspresi sedang merintih kesakitan.

"Mau kedokter?" Tanya Jong-Suk

"Tidak usah." Sahut Kyo

"Kamu sudah baikan? Apa bisa melanjutkan pernikahan kamu?" Tanya Ibunya

Pertanyaan itu membuat Kyo melotot. Dirinya tidak mungkin menjawab iya. "Mah. Kayanya aku harus kerumah sakit. Badan aku sakit semua. Dada aku sesak, dan kepalaku rasanya pusing sekali." Kata Kyo mulai mecari alasan

"Hah? Serius kamu?"

Kyo kembali mengangguk.

"Yasudah kita ke rumah sakit sekarang."

Dan mereka bergegas menuju rumah sakit.

Di ruang ICU Joong-Ki masih memperjuangkan hidupnya untuk tetap bertahan. Dokter yang menanganinya sendari tadi pun sudah memberikan informasih bahwa pasien tersebut masih belum melewati masa kritisnya. Bahkan resepsionis rumah sakit bingung harus menghubungi keluarnganya karena ponsel Joong-Ki hilang. Dan ternyata dompetnya pun hilang. Lebih tepatnya dicuri oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Setelah satu jam berlalu. Dirumah sakit yang sama, dimana Hye Kyo pun kini datang kerumah sakit ini. Dirinya masuk keruang UGD dan langsung ditangani oleh beberapa suster untuk melakukan pengecekan.

Di bagian administrasi. Ibunya meminta tim medis memeriksa apakah benar anaknya sedang hamil atau tidak. Hingga suster meminta Hye Kyo melakukan test urine.

"Bagaimana ini jika benar terjadi? Apakah yang akan bertanggung jawab adalah Jong-Suk? Bukan ayah kandungnya. Tapi jika aku tidak hamil, pasti mama akan marah besar dan rencanaku akan semakin kacau! Joong-Ki kamu dimana?!" Gerutu Hye Kyo panik.

"Silahkan ditunggu hasil test Labnya setengah setengah jam lagi ya." Kata salah satu suster

Kemudian meninggalkan Hye Kyo sendiri. Dirinya mencoba menghubungi Joong-Ki kembali. Namun hasilnya masih sama yaitu nomor yang dituju tidak dapat dihubungi.

A Warm Hug! Where stories live. Discover now