#AWH-21

196 13 6
                                    

Pagi itu. Seseorang mengetuk pintu kamar hotel hingga membangunkan Kyo yang masih berada dibalik selimut. Ia melirik kesetiap sudut namun tak melihat mamanya disana. Dengan berat hati ia harus beranjak dan menemui tamu begitu pagi dihari liburnya.

Kyo terlihat mematung diambang pintu ketika melihat seorang pria bertamu. Joong-Ki menghampirinya pagi-pagi ke hotel dengan pakaian yang sangat rapih. Membawa sebucket bunga yang cantik dan wangi.

"..Mmm.. Morning" Sapa Hye Kyo yang terkaget melihat Joong-Ki tiba-tiba saja datang tanpa mengabarinya

"Morning.. gimana penampilan saya? Rapih?" Tanyanya sambil memutarkan badan seoerti sedang menunggu penilaian.

"Hah? Oh iya rapih. Kamu mau kondangan?" Ujar Kyo terheran

Joong-Ki mengerutkan keningnya seketika. Jika sebenarnya apa yang dia lakukan pagi ini adalah untuk bertemu dengan Ibu Kyo. Dan kini Kyo mengerti maksudnya. Ia kira ucapan malam itu hanya ucapan yang tak serius. Bahkan Kyo belum memberi tahu Ibunya mengenai sosok kekasihnya yang sesungguhnya.

"Apa ini tidak terlalu cepat?" Tanya Kyo
Keduanya sedang berbicang di balkon hotel.
Memang selama di Jakarta hotel yang keduanya tempati sangatlah luas dan lengkap. Entah dari mana Ibunya mendapat uang sebanyak ini untuk menyewa hotel mewah yang sudah lebih dari satu minggu mereka tempati.

"Kamu meragukan saya?" Tanya Joong-Ki

"Bukan itu. Tapi aku belum bicara dengan mamaku soal ini." Ujar Kyo yang merasa tidak enak

"Sampai kapan? Sampai kamu segera dinikahkan dengan Joong-Suk? Atau memang kamu setuju
dengan rencana kamu ini?" Tanya Joong-Ki semakin serius

Hye Kyo menggeleng cepat. Dirinya pun merasa seperti terjebak dalam sebuah permainan konyol ini.
"Lalu?"

"Aku tidak punya alasan untuk lari dari permainan ini. Rasanya akan semakin sulit jika aku harus berkata jujur. Mama pasti tidak bisa menerima ini. Apalagi jika mama tahu permainan yang aku buat semata-mata hanya untuk membatalkan pernikahan mereka. Itu rasanya tidak adil bukan?" Jelas Kyo

"Lalu bagaimana dengan perasaan saya? Apa menurutmu perkataanmu tadi sudah adil bagi saya?" Joong-Ki merasa hatinya hancur mendengar itu

"Bukan seperti itu maksudku. Aku butuh waktu untuk menjelaskan ini pada Mama. Sikap mama pada Joong-Suk saat ini sangatlah membuat dirinya selalu spesial." Ujar Kyo

"Yasudah. Bilang saja sama Mamamu tentang perlakuan Joong-Suk padamu yang berniat untuk menodai mu." Kata Joong-Ki

"Lalu apa aku harus bilang juga kalau pria yang ada dihadapan aku sekarang inilah yang sudah menodaiku? Menghilangkan keperawananku? Begitu maksudmu?!" Sahut Kyo semakin merasa gelisah.

Hal itu membuat keduanya sama-sama mengusap keningnya dan merenung.

Tak lama. Mama Kyo membuka pintu kamar hotel dengan membawa beberapa kantong belanjaan. Rupanya ia sudah belanja ke supermarket hotel. Ia terkejut melihat seorang pria bersama putrinya.

"Ada tamu pagi-pagi begini?" Tanyanya menghampiri

"Selamat pagi, tante." Sapa Joong-Ki bersalaman

"Oh. Pagi."

"Perkenalkan saya. . saya."

"Dia dosen aku dikampus Ma." Ujar Hye Kyo memotong pembicaraan

"Oh dosen ya. Ada apa Pak dosen bertamu pagi-pagi ? apa anak saya berbuat ulah?" Tanyanya heran
Joong-Ki menghempuskan nafas seketika. "Tidak. Saya kesini karena. ."

"Karena kemaren aku bolos mata pelajarannya, Ma. Jadi Pak Dosen ini pikir aku sakit." Ujar Hye Kyo lagi

"Oh. Wah! Perhatian sekali ya dosenmu. Kalau begitu mari duduk." Katanya yang semakin heran

A Warm Hug! Where stories live. Discover now