#AWH-11

238 7 4
                                    


Lima menit. Seakan membuat Hye Kyo terhipnotis. Matanya terbelalak kaget. Bibir Joong-Ki meninggalkan jejak di bibirnya. Inikah rasanya ciuman yang begitu nyata? Hye Kyo menarik napas, lalu mengembuskannya pelan. Ia memegang pipinya yang terasa dingin seperti membeku.

"Kenapa diam saja?" Joong-Ki bertanya tanpa berniat menjelaskan

"Mmm.. itu?"

"Itu? Itu apa?" Ujar Joong-Suk membuat Hye Kyo benar-benar kikuk

"Mmmm tidak. ."

Hye Kyo kembali duduk. Memandangkan matanya berfokus pada layar televisi. Hye Kyo meniup-niup teh yang berada dihapannya.

"Kenapa ditiup? Kan tidak panas" Ujar Joong-Ki aneh melihat tingkah Hye Kyo yang masih salting didepannya

"Oh." Hye Kyo hanya membalasnya dengan nyengir kuda. Jantungnya masih saja berdetak kencang. Bahkan seperti sedang lancat-loncat didalam tubuhnya.

**

Sebentar lagi waktu kelulusan tiba. Semua mulai mengunjungi sekolah untuk menuju tahap akhir. Seluruh siswa masih memakai seragam putih abu-abu yang sama. Kami akan mendapatkan surat keputusan. Yaitu surat kelulusan.

Hye Kyo melamun. sambil meremas-remas kotak teh melati dingin di lengannya. Ji-So menghampirinya sambil membawa semangkuk bakso. Keduanya tengah berada dikantin sekolah. Sedang menunggu giliran untuk mendapatkan amplop berisikan hasil ujian.

"Halo?" Sapa Ji-So menghilangkan lamunan sahabatnya itu

"Eh." Kata Hye Kyo tersenyum

"Kenapa sih? Sakit?" Tanya Ji-So sambil mengunyah
Hye Kyo hanya menggeleng pelan.

Tak lama. Gerombolan Pria tampan di sekolah ini tiba dikantin. Pandangan Hye Kyo tertuju pada seorang Pria yang hampir membuatnya gila dalam satu malam. Ia tengah menatap Joong-Suk yang sedang berdiri disudut kantin yang juga menatapnya.

"Oh iya. Lo belum cerita sama Gue. Kenapa Lo gak dateng ke acara Prom Night?" Tanya Ji-So.

Dan pertanyaan itu terdengar oleh Joong-Suk juga teman-temannya.

"Lo yakin dia gak akan bocorin kejadian malam itu?" Tanya Gong Yoo

Hye Kyo menoleh pada Ji-So. "Gue. ."

"Kenapa?" Ji-So kembali bertanya

"Malam itu. . Gue hampir diperkosa." Kata Hye Kyo kembali menatap Joong-Suk yang juga masih menatapnya

"Bro?" Sapa Gong Yoo menyenggol tubuh Joong-Suk
Hal itu membuat Joong-Suk menenggakan kepala untuk memarasakan manisnya minuman yang berada dilengannya.

"Serius?Diperkosa? Sama siapa?!" Tanya Ji-So dengan nada panik.

"Sama laki-laki yang sudah gila!" Ujar Hye Kyo sinis

"Aduh kok bisa?! Dimana? Lo kenal sama orangnya?" Ji-So terus melontarkan pertanyaan
Hye Kyo terdiam. Kemudian mengalihkan pandangan dan beranjak.

Berjalan mendekat kearah Joong-Suk. Dan berbisik.

"Santai aja kali! Takut?" Katanya kemudian berlalu.
Joong-Suk melempar botol minuman itu pada tong sampah dengan penuh amarah.

Jam begitu cepat berlalu. Acara pembagian hasil kelulusan pun telah usai. Dan kabar baiknya seluruh siswa kelas dua belas tahun ini lulus semua. Termasuk Hye Kyo yang mendapatkan peringkat sangat memuaskan.

Kini dirinya sedang berada didalam taxi. Menatap amplop itu dengan penuh makna.

"Seandainya Ayah masih ada bersamaku. Mungkin Ayah akan bangga melihat ini" Katanya begitu kelam.

Rasanya ingin sekali mengeluh akan hidupnya yang hampa tanpa orang tua disampingnya. Namun naas. Sejak kelas satu SMP Hye Kyo harus kehilangan ayahnya karena meninggal terkena serangan jantung. Bukan tanpa sebab hal itu terjadi. Ayahnya jatuh pingsan ketika mendengar Ibunya bermain dengan Pria lain. Kekesalan dan rasa sesak itu tidak hanya terjadi pada diri ayah. Namun juga pada Hye Kyo yang merasa terpukul atas kejadian itu. Hal itu membuat Hye Kyo memutuskan untuk menjauh dari Ibunya. Tidak putus komunikasi. Hanya saja menjaga jarak.

Terlepas dari lamunanya. Hye Kyo mengalihkan pandangannya pada layar ponselnya yang tak bersuara menandakan ada pesan masuk. Sudah dua hari ini Hye Kyo tak mendapatkan kabar dari Joong-Suk. Tarakhir hanya mengantarkan dirinya pulang setelah menghabiskan waktu di apartment.
Dirinya tiba dikost. Ia menghelakan nafas. Melihat sosok pria yang tak asing untuknya. Seperti sudah menunggu kedatangannya sendari tadi.

"Ada apa?" Tanya Hye Kyo dingin

"Lo jangan pernah main api sama Gue!" Katanya dengan tegas

"Main api? Gue? Gak salah?" Hye Kyo balik bertanya

"Asal Lo tahu! Lo yang sudah membuat Gue berbuat nekat malam itu!" Jelasnya

"Berbuat nekat? Atau memang sudah Lo rencanakan? Tuan Lee Joong-Suk yang budiman" Ujar Hye Kyo

"Urusan kita akan panjang kalau sampai cerita kejadian itu menyebar kemana-mana!" Ancamnya dengan tegas

Hye Kyo hanya menggelengkan kepala. Menepis jari telunjuk Joong-Suk yang tepat sejajar dengan matanya.

"Udah kelar ngomongnya? Sekarang Lo boleh cabut!" Kata Hye Kyo menegaskan

Joong-Suk berlalu. sambil melempar tasnya kearah mobil Jeep terbuka yang ia kenakan. Dan berlalu.
Hye Kyo menatap sebuah kertas yang terbang jatuh ketanah. Berasal dari tas Joong-Suk barusan. Dengan sigap ia meraih selembaran putih yang berukuran kecil. Itu bukan kertas. Tapi itu adalah sebuah foto yang berukuran 4R.

"Ini?"

A Warm Hug! Where stories live. Discover now