#AWH-14

232 14 8
                                    

Hye Kyo memasukan tangannya ke saku jaket yang ia kenakan hari ini. Dirinya terus menatap kearah spion mobil yang memperlihatkan pergerakan beberapa mahasiswa. Ya dirinya memang masih berada di area kampus. Lebih tepatnya diparkiran.
Lama Joong-Ki menatap Hye Kyo. Namun tak sepatah katapun yang keduanya keluarkan setidaknya untuk membuat suasana lebih rileks. Tidak setegang sekarang.

"Seharusnya saya tidak ada disini. Maaf Pak saya harus kembali ke kelas." Kata Hye Kyo yang berniat untuk keluar mobil.

"Kita bukan sedang berada didalam kelas. Jangan panggil saya bapak atau menganggap saya Dosen kamu." Kata Joong-Ki mengunci pintu mobil secara otomatis

"Tapi tidak enak jika ada mahasiswa lain yang melihat!" Ujar Hye Kyo mencari cela

"Sudahlah. Jangan mengalihkan!" Sahut Joong-Ki datar

"Apaa.."

Dret. Tak lama ponsel Joong-Ki berbunyi. Sebuah pertanda pesan masuk dari salah satu koordinator kampus.

"Oh. Baik saya akan keruang rapat segera." Katanya. Kemudian menutup telpon.

Joong-Ki hanya menoleh sekilas. Dirinya terpaksa harus bergegas kembali kedalam gedung kampus untuk menghadiri rapat rektor. Hye Kyo hanya menatap spion

"Saya harus rapat." Kata Joong-Ki dengan berat hati
Hye Kyo hanya mengangguk. Kemudian coba beranjak. Namun untuk kesekian kalinya Joong-Ki kembali menahannya.

"Dimana kostan mu sekarang? Kenapa kamu tidak memberitahu saya kalau kamu pindah kost?" Tanya Joong-Ki yang menahan lengan Hye Kyo seakan tak ingin ditinggalkan.

Dan Hye Kyo langsung menepisnya. Kemudian meninggalkan mobil itu tanpa berkata apapun. Hal itu membuat keduanya seperti dalam keadaan serba salah. Dan semakin tidak jelas saja.

"Huh!" Joong-Ki menghelakan nafas. Merapihkan pakaiannya. Kemudian berlalu.

Sedangkan Hye Kyo. Ternyata dirinya masih ada disana. Terletak tak jauh dari parkiran mobil melihat setiap pergerakan orang yang begitu dikasihinya.

"Dasar menyebalkan!" Gerutu Hye Kyo geram

"Siapa?" Tanya seseorang yang datang menghampirinya

"Dosen yang barusan masuk kedalam gedung" Ujar Hye Kyo yang berucap tanpa melihat siapa yang menyapanya.

"Oh. Menyebalkan atau .." Ujarnya lagi

Hye Kyo menoleh. "Astaga! Untuk aja Lo ya yang denger ucapan Gue barusan" Kata Hye Kyo terkaget. Ternyata Ji-So

***

Kini jam sudah menunjukan pukul sembilan malam. Itu artinya tugas Hye Kyo adalah melayani setiap tamu yang datang. Rasanya ingin merebahkan diri saja. Namun itu tidaklah mungkin. Huft!

Seorang perempuan dengan rok pendek memesan beberapa paket hemat yang tertera dibuku menu. Di belakangnya juga terlihat cukup banyak orang yang mengantre untuk memesan minuman dan table yang sudah hampir terisi penuh.

"Mau pesan apa?" Tanya Hye Kyo

"Ini saja. Paket 3. Oh ya! Saya duduk di table atas.
Jadi tolong nanti langsung antar saja ya!" Katanya sambil mengelurkan selembaran uang seratus ribuan yang lebih dari lima lembar.

"Baik! Mohon ditunggu" Sahutnya

Dan antrian itu terus berjalan.

"Kyo. Gantian! Lo antar pesanan" Kata salah satu temannya.

"Oke."

Memang disini setiap orang pegawai tidak hanya memegang satu pekerjaan saja. Tetapi bergilir.
Dua wanita itu memiliki tinggi badan yang hampir sama. Bahkan sulit dibedakan. Oh ternyata dia wanita yang memesan menu 3. Ditemani oleh tiga orang pria yang hampir seusianya. Namun tidak dengan pria yang satunya. Terlihat lebih tua. Bahkan lebih cocok di sebut om. Omg! Benar-benar sudah menjadi penglihatan Hye Kyo setiap malam.
Namun yang berbeda adalah dua wanita itu seperti memiliki umur dibawah Hye Kyo. Astaga!

A Warm Hug! Where stories live. Discover now