11. Jealousy

791 181 7
                                    

Keesokan hari, dan sekali lagi, Lisa ingin bicara sesuatu pada Taehyung. Kali ini murni ingin membicarakan tentang hubungan. Tapi dapat bonus dengar suaranya, sih.

Oleh karena itu, pagi-pagi sekali dia sudah standby di ruang calon tunangannya— kalau jadi! Walaupun si empunya ruangan belum menampakan batang hidungnya.

Ia mengamati kembali ruangan Taehyung, dan netranya menangkap beberapa bingkai foto yang tertata apik dibawah lukisan bertajuk kuning keemasan, disitu ada wanita, tapi rautnya entah menyiratkan apa. Jadi Taehyung seleranya abu gitu?

Lisa mengedikkan bahu lalu mengangkat salah satu bingkai foto, perlahan dua sudut bibirnya tertarik keatas saat melihat potret Taehyung yang tersenyum lebar bersama-- tidak tahu, mungkin itu teman-temannya. Kemudian meletakkannya dan mengambil bingkai yang lain, sama-sama menawannya ih! Lisa kan jadi gemes.

Sebenarnya gadis itu sudah beberapa kali sih melihat live senyum lebar Taehyung. Tapi sayang, pas dia senyum, Lisanya yang cemberut. Kan gaenak banget.

Cukup lama dan Lisa masih menikmati bingkai foto Taehyung, ia mendengar suara pintu terbuka yang otomatis membuatnya bergegegas menoleh masih dengan senyum lebar yang terpatri tapi--- luntur sudah senyum itu saat melihat seseorang yang juga masuk bersama laki-laki itu, Jennie.

Senyumnya pudar tergantikan dengan tatapan tidak suka, tapi detik kemudian saat ia sadar ekspresinya sangat engga banget. Gadis itu memamerkan senyum canggungnya dan segera meletakkan kembali bingkai foto itu.

"Hai," sapa Lisa masih dengan senyum yang sangat terlihat dipaksakan, pun dua orang itu masih berdiri disana menatap intens dengan netra tajam masing-masing. Diamati seperti itu, napas Lisa seakan tercekat, ia menelan salivanya susah payah kemudian berucap, "tadi mau nyerahin dokumen." tukasnya cepat lekas keluar dari ruang kebesaran Taehyung dengan perasaan campur aduk.

Namun pandangan Taehyung belum bisa lepas dari figur gadis yang baru saja keluar dengan tingkah aneh dari ruangannya, sampai—

"Taehyung."

—panggilan Jennie yang kembali menarik atensinya. Laki-laki itu menoleh dengan alis terangkat sembari ikut duduk di sofa di depan kekasih sekaligus sahabat jangka panjangnya.

"Jadi dia orangnya?" tebak Jennie melihat ruang Lisa sekilas kemudian kembali menatap Taehyung. Laki-laki itu mengangguk sembari menyenderkan punggungnya ke sofa.

"Dia sepertinya baik," komentar gadis itu menilai Lisa. Taehyung hanya menarik satu sudut bibirnya lagi-lagi mengangguk menyetujui.

"Terus, kamu? Suka?" tebak Jennie lagi. Laki-laki itu tampak diam berpikir sejenak, kemudian menggeleng. Jennie pun mangut-mangut seraya tersenyum tipis. Bohong.

——

Diruangnya sendiri, Lisa mencoba untuk benar-benar fokus pada laptop di depannya, berusaha mengontrol resah hati yang bercokol. Tapi seakan percuma, sengaja atau tidakpun atensinya selalu mengarah pada pemandangan yang memedihkan mata di ruang seberang.

Saat habis sudah kesabarannya, Lisa memutar bola mata jengkel dan beralih untuk berkutat dengan pekerjaanya di sofa, berniat membelakangi ruang Taehyung.

Cukup lama, dan masih dengan Lisa yang beberapa kali menghela napas panjang disertai misuh-misuh pelan, akhirnya dia bangkit dari duduknya bergegas membereskan tas. Lisa mau pulang! Biarin bolos sesekali, lagian, direktur juga lagi bolos. Dia lagi pacaran!

Lisa keluar serampangan dari ruangnya dengan muka cemberut dan pandangan garang, yang kebetulan banget, teramati oleh seseorang.

Catch Me! | TaeliceWhere stories live. Discover now