Bab 4

265K 6.5K 61
                                    

Halo, maaf ya author baru bisa update sekarang. Weekend kemarin saya tidak pegang laptop sama sekali, jadinya belum bisa menulis kelanjutannya dan baru hari ini bisa update bab 4. Oia, terimakasih buat vote dan commentnya, bikin author makin semangat nulis..!!

Tanpa panjang lebar lagi, ini dia bab 4 nya. Enjoy..

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Wilson tak bisa beranjak dari bangku yang sekarang ini sedang didudukinya. Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba ada perempuan cantik duduk di hadapannya, dia sempat berfikir apa ini malaikat yang dikirim untuknya dari surga. Tapi harapannya sirna melihat sekelilingnya, ternyata semua bangku dalam ruangan kedai itu penuh dan cewek itu hanya terpaksa duduk di hadapannya karena hanya bangku itu yang tersisa.

“Damn, kenapa aku jadi gugup begini? Keep calm.. Keep calm..” batin Wilson. Entah sudah berapa lama dirinya tak pernah duduk sedekat ini dengan seorang cewek. Ya, Wilson tak mengada-ada tentang kata ‘dekat’ itu. Meja yang berada di dekat jendela kaca besar itu berbentuk bundar dan hanya berdiameter kurang lebih 45 cm, jadi bisa dibanyangkan seberapa dekatnya mereka saat ini. Wilson pun menutupi kegugupannya dengan terus berfokus dengan tablet yang menampilkan news-news ekonomi terkini, walaupun sebenarnya dia tak membaca satupun dari berita-berita itu.

Memang Wilason tampak sibuk membolak-balik slide news, sesekali tampak fokus membaca salah satu artikel, akan tetapi pikirannya sudah jauh melayang-layang. Sesekali dia melirik cewek berkulit putih susu nan lembut yang berada di hadapannya itu. Ingin rasanya Wilson melihat lekat-lekat wajah manis, membelai pipi yang bersemu kemerah mudaan dan mencium bibir merah mungil milik cewek itu. Tak sampai di situ, Wilson akan melepas ikat rambut cewek itu dan membiarkan rambutnya yang hitam panjang itu jatuh terurai menutupi sebagian payudaranya. Oh, ingin rasanya menangkupkan tangannya ke kedua bukit indah itu, mulai meremasnya perlahan-lahan, dan merasakan kedua puncaknya yang sudah mengeras.

“Ouch..!!” Seruan kecil itu membuyarkan lamunan Wilson, ternyata cewek itu tengah kepanasan meminum kopinya. Entah apa yang sedang merasuki dirinya, hanya dengan melihat cewek itu mengusap bibirnya dengan tissue, membuatnya semakin keras.

Cewek di hadapan Wilson kini tengah berusaha ramah padanya dengan mengeluarkan obrolan ringan. Dia bisa merasakan itu. Dia pun ingin juga bersikap ramah dan mengobrol santai dengan cewek itu, but sh*t, yang keluar dari bibirnya hanya ucapan dingin dan kasar. Well, kini Wilson harus mengakui bahwa pengasingan dirinya kini berbuah dengan manis, dan mungkin kini cewek itu akan berdiri, marah dan meninggalkannya. But miracle was happen.. Cewek itu malah tersenyum dan mengeluarkan sebuah kalimat yang tidak pernah dia dengar selama ini, ucapan paling tulus yang pernah ditujukan kepadanya, dan kini membuat hatinya bergetar hebat.

--

“Tamu dari Query Web & Software Developer sudah datang, apakah anda juga akan ikut meeting bersama kami, mengingat ini pengerjaan web untuk Luxury of Life.” Ujar Mr Hans kepada Wilson di telepon. Mr Hans merupakan orang kepercayaan Wilson untuk menangani kontrak dan biasanya beberapa kali mewakili dirinya mengikuti meeting. “Baiklah, lima menit lagi aku akan turun ke ruang meeting.” Jawab Wilson.

Luxury of Life, proyek dari Xian Enterprise yang terbaru merupakan apartemen yang mengusung tema glamor dan membidik pasar sosial menengah ke atas. Wilson ingin segalanya seperfect mungkin, karena dari itu dia ingin terjun langsung ke semua detailnya. Kadang Fandy melarangnya untuk terlalu serius dengan pekerjaan, tapi Wilson tak ingin menggubrisnya. Bekerja adalah dunianya, bekerja adalah passionnya, dan bekerja bisa mengalihkan perhatiannya dari pikiran nakal seperti tadi pagi. Ya, pagi yang cukup panas untuknya dan sejujurnya dia cukup menyukai momen di kedai bersama cewek asing tadi.

“Miss Livia, perkenalkan CEO Xian Enterprise, Wilson Xian.” Bukan suara Mr Hans yang membuat Wilson terkejut, tapi cewek yang sekarang berdiri di hadapannya lah yang membuat jantung Wilson seperti berhenti berdetak untuk beberapa detik.

“Em, Mr Wilson, ini Miss Livia, Programer sekaligus pemilik Query Web & Software Developer.”

Sepertinya cewek itu juga sama terkejutnya dengan dirinya, ya, ini kedua kalinya mereka bertemu. Mungkin cewek itu kaget melihat seorang Wilson Xian tidak seperti yang dibayangkannya. Seketika itu Wilson merasa menyesali keputusannya untuk mengikuti meeting ini akan tetapi ada sedikit rasa senang karena akhirnya dia bisa berkenalan dengan cewek pagi itu.

Wilson menelan ludahnya untuk membasahi tenggorokannya yang kering. “Saya tidak mengira kalau pemilik Query adalah seorang wanita.” Ujarnya dengan nada datar. What kind of joke I said? Damn, cewek itu mungkin akan tersinggung dengan ucapannya barusan. Wilson mengumpat dalam hati, kenapa dengan mulutnya ini, selalu saja tidak bisa sinkron dengan hatinya.

Cewek di hadapannya itu sesaat terlihat terpukul mendengar ucapan Wilson, tapi cepat-cepat menutupinya dengan senyum. Lagi-lagi senyum manis itu, senyum yang membuat hati Wilson bisa berdentum bak genderang perang.

“Saya Livia Johnson. Nice to meet you, sir.” Suara lembut cewek itu seperti sutra yang menyelimuti hatinya. Wilson melihat tangan indah terulur ke hadapannya “Oh, nice to meet you too, miss.” Balasnya sambil menjabat tangan ramping milik Livia. dan ingin rasanya menarik Livia saat itu juga ke pelukannya dan mencumbuinya di ruang meeting, ups, Wilson tersadar, dia berada di ruang meeting dan dengan beberapa orang lainnya.

--

Malam itu Wilson masih terngiang-ngiang dengan pertemuannya dengan Livia. Bahkan Wilson masih dengan jelas bisa mengingat senyumnya yang menawan. Dirinya tak mengerti, tak biasanya dia bersikap seperti ini dan dia sudah yakin untuk menutup hatinya rapat-rapat, tapi kenapa bayangan Livia selalu tiba-tiba muncul dalam pikirannya. Bahkan tubuhnya juga merespon dengan menggebu-gebu. Seperti mendapat ide brilliant, Wilson mengangkat ponselnya untuk menelepon seseorang.

“Mr Hans, sepertinya aku berubah pikiran. Aku ingin Mr Hans yang menangani launching Luxury of Life, dan aku sendiri yang akan menghandle pembuatan web nya. Mr Hans tau kan kalau aku ingin segala sesuatunya perfect.” Senyum Wilson mengembang ketika mendengar jawaban OK dari orang kepercayaannya itu.

Tempting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang