s e b e l a s

2.5K 331 45
                                    

Yuki merasa ada yang aneh dengan Harry belakangan ini.

Dalam waktu dua minggu, laki-laki itu hampir lima kali tidak masuk sekolah. Bahkan saat Yuki mengunjungi rumahnya, yang ia dapati adalah rumah kosong melompong seakan ditinggal berlibur. Kalau pun mereka bertemu di sekolah, Harry terlihat seperti bukan dirinya. Masuk akal tidak sih?

Menurut Yuki, Harry jadi terlihat seperti orang linglung. Ia lebih banyak melamun dari pada memperhatikan penjelasan guru. Yang mengejutkannya, Harry bahkan sudah lama tidak membuat masalah. Padahal hal itu 'kan sudah dianggap oleh guru-guru sebagai spesialisasi Harry.

Selain itu, hal lainnya yang membuat Yuki bingung setengah mati adalah mimpinya beberapa hari yang lalu.

Dalam mimpi itu, Yuki melihat dirinya sendiri berdiri di Bandara dengan sebuah koper besar berwarna kuning disebelahnya. Semuanya tampak kabur, seakan ditambahkan efek blur. Namun lucunya, ada satu sosok yang terlihat dengan jelas di dalam mimpi Yuki itu.

Sosok Harry Styles dalam balutan sweater yang menatap Yuki dengan sorot serius, dan entah kenapa jauh di dalam batinnya, Yuki tau kalau tatapan itu menyiratkan kata perpisahan yang tak terucapkan.

Kemudian bayangan Yuki yang berdiri di Bandara berganti dengan cepat menjadi bayangan Harry yang berjalan memunggunginya, dengan tangan yang membungkus jemari gadis berkaki jenjang disebelahnya. Jauh di dalam hatinya, Yuki tau gadis di dalam mimpinya itu adalah Keiko.

Tapi bagaimana bisa?

Tiba-tiba semuanya berubah menjadi kosong sampai perlahan Yuki bisa mendengar isak tangis Harry yang sendu. Namun Yuki tidak bisa melihat apa-apa, ia hanya bisa mendengar. Dan seiringan dengan suara tangis itu, Yuki bisa mendengar suara dua benda yang berhantaman dengan bunyi yang sangat keras, sukses membangunkannya dari tidurnya malam itu.

"Yuki-chan? Kamu menapa melamun?" sentuhan hangat pada pergelangan tangan Yuki kembali menyentakkannya ke dunia nyata.

Yuki melirik kearah tangan itu dan mendapati Zayn Malik yang melemparkan sorot khawatir kearahnya. "Kamu sakit?" tanya Zayn lagi dan dengan cepat laki-laki itu menempelkan punggung tangannya ke kening Yuki.

Yuki sendiri menggeleng pelan. "Aku baik-baik saja." balasnya dengan senyum menenangkan. "No need to worry."

Zayn mengangguk pelan namun sedetik kemudian kembali buka suara. "Kamu agak aneh belakangan ini. I mean, it looks like there is something that bother you a lot."

"Tidak kok. Hanya masalah ulangan dan tugas." karang Yuki cepat. Tidak mungkin rasanya untuk Yuki memberitahu Zayn kalau yang mengganggu pikirannya belakangan ini adalah Harry.

Yuki lalu melemparkan pandangan keluar jendela. Ia memang sedang berada di dalam mobil Zayn, laki-laki itu menyewa mobil selama ia berada di Chesire. Kalau Yuki hitung-hitung, sudah hampir dua minggu Zayn berada disini namun laki-laki tidak kunjung kembali ke London.

"Zayn?" panggil Yuki. "Kapan kamu menjadwalkan diri untuk kembali ke London?" tanyanya langsung.

Zayn membalas pertanyaan Yuki dengan seringai tipis. "Untuk apa menanyakan pertanyaan yang kamu sendiri sudah tau jawabannya?"

Kali ini Yuki mendengus keras sambil menghempaskan punggungnya ke kursi penumpang. Tangannya dilipat di depan dada. "Kamu ini apa-apaan sih."

"Yuki-chan, kamu tau aku serius saat mengatakan hal itu." balas Zayn tanpa menoleh pada Yuki. Pandangan laki-laki itu fokus pada jalanan dihadapannya.

"Tapi itu tidak masuk akal." Yuki terdengar kesal.

Yuki jelas tau apa alasan Zayn belum kembali ke London sampai sekarang. Laki-laki itu telah membicarakan semuanya pada Yuki minggu lalu, ia bahkan memberi Yuki waktu untuk berpikir. Tapi bagaimana Yuki bisa memutuskan sesuatu yang sangat tidak masuk akal?

fortune teller ★彡 h.sWo Geschichten leben. Entdecke jetzt