s e m b i l a n

2.7K 339 66
                                    

Halo! Aku baru selesai ujian rasanya seneng bgt^^
Maaf kalau chapter ini kurang memuaskan atau apalah karena kemarin sempet kedelete dan ga nyimpen cadangan jd terpaksa ketik ulang seingetnya hiksT.T
Kritik saran komentar selalu di tunggu^^
Kalau mau tanya" bisa ke line aku; elsaafn atau askfm elsaacing hehe

elsa.

* . * . * . * . *

Yuki sedang sibuk menyantap sepiring omelette ekstra keju dan daging kesukaanya saat ia mendengar suara ketukan keras diiringi suara teriakan nyaring khas laki-laki dari arah pintu. Dengan malas, Yuki bangkit lalu berjalan untuk membukanya perlahan.

Gadis itu mendapati sosok Harry Styles yang berdiri dengan kemeja flannel biru yang dibiarkan terbuka serta kaus dalam putih. Tangannya dimasukkan kedalam saku dan cengiran lebar terpampang di wajahnya saat ia mengatakan, "Pagi, blasteran."

Yuki memutar mata, "Pagi rasis."

Harry hanya tertawa kecil kemudian tanpa permisi langsung masuk kedalam rumah Yuki. Gadis itu sendiri hanya bisa menghela napas dan mengambil langkah lebar-lebar kearah meja makan untuk kembali menikmati sarapannya.

Yuki baru saja akan menyuapkan potongan kecil omelette kedalam mulutnya saat Harry mengambil tempat dihadapannya dan menatapnya dengan sorot serius. Tiba-tiba saja Yuki merasa gugup. Cepat-cepat ia memasukkan potongan omelette itu kedalam mulutnya dan mengunyahnya, berusaha mengabaikan tatapan Harry kearahnya.

"Harry, kenapa menatapku seperti itu?" tanya Yuki akhirnya. "Aku risih tau. Lagipula kenapa kau datang kesini pagi-pagi? Hari minggu pula." omelnya.

"Dasar cerewet." Harry menjulurkan lidah. "Tapi memangnya tidak boleh kalau aku ingin mengunjungimu? Aku 'kan hanya ingin mengajakmu jalan-jalan."

Kali ini Yuki mengernyit, "Jalan-jalan?"

Harry mengangguk dengan semangat, "Iya. Kau selalu terburu-buru ke tempat Madam Sara sepulang sekolah, kau tidak pernah ada waktu untukku. Aku 'kan jadi kesepian." balas Harry ringan.

Napas Yuki langsung tertahan. Mendengar Harry berkata sejujur ini padanya terkadang membuat Yuki merasakan sensasi aneh, seakan seluruh isi perutnya diaduk-aduk. Aneh tapi membuatnya ketagihan.

"Jadi mau tidak?" tanya Harry sambil menaikkan sebelah alis. "Aku merindukanmu, tau."

Mata Yuki membesar dua kali lipat saat mendengar Harry mengucapkan bahwa ia merindukannya. Maksud Yuki, bagaimana bisa Harry mengucapkannya dengan sangat santai sementara Yuki yang mendengarnya sekarang jadi salah tingkah?

Cepat-cepat gadis itu meraih gelas diatas meja dan meneguk isinya sampai habis. Yuki sendiri berusaha sangat keras untuk menormalkan detak jantungnya saat ia berkata, "Baiklah, Styles. Kali ini akan aku turuti permintaanmu."

Harry bertepuk tangan dengan semangat sementara Yuki menghilang dibalik pintu kamarnya. Dalam hati Harry meringis, apa yang akan Yuki katakan kalau gadis itu tau kemana Harry akan membawanya nanti?

* . * . * . * . *

Kerutan di kerut Yuki tak bisa hilang saat ia menatap bangunan salah satu Rumah Sakit besar yang terletak di tengah Chesire. Gadis itu menyikut Harry sambil bergumam, "Untuk apa mau kesini?"

Harry tersenyum tipis namun tidak menoleh sedikit pun pada Yuki. "Aku mau mengajakmu menemui sahabat lama."

Rahang Yuki hampir saja jatuh saat mendengar Harry mengatakan kalimat itu. Meskipun Harry belum mengatakan tepatnya siapa sahabat lama itu namun Yuki sudah bisa menebak. Gadis itu sendiri bahkan takut untuk mendengar kebenarannya.

fortune teller ★彡 h.sWhere stories live. Discover now