#25: Shoulder To Cry On

4.6K 725 62
                                    

Perlahan Yeorin membuka matanya dan melihat cahaya halus menyusup masuk melalui celah-celah jendela yang masih tertutup tirai. Sejenak Yeorin berusaha mengingat apa yang terjadi dengan dirinya. Semalam ia berjongkok di tengah hujan dan tiba-tiba Taehyung muncul di hadapannya. Yeorin memeluknya kemudian ia tidak sadarkan diri. Semuanya seperti mimpi.

Beberapa saat kemudian, Yeorin tersadar ada sebuah tangan yang menggenggam tangan kirinya dengan erat. Ia menoleh dan menemukan kepala Taehyung sedang telungkup di sebelahnya. Masih mengenakan kemeja kerjanya. Perlahan tangan Yeorin terulur dan membelai lembut rambut Taehyung. Pria itu pun terbangun dan menatap Yeorin yang tersenyum kepadanya.

"Sudah merasa lebih baik?" tanya Taehyung khawatir.

"Sekarang sudah lebih baik. Maafkan aku sudah membuatmu khawatir." Yeorin membelai wajah Taehyung yang terlihat lelah itu. Ia pasti sudah menjaga Yeorin semalaman.

"Syukurlah," gumam Taehyung lalu tersenyum lega.

"Semalam, aku kenapa?" tanya Yeorin kemudian.

"Kau pingsan. Kata dokter kau kelelahan. Seharian kemarin kau tidak makan dan kau membiarkan tubuhmu basah kuyup dalam hujan sementara cuaca saat ini sudah masuk musim dingin. Ditambah lagi banyak masalah berat yang sedang kau pikirkan. Jadi, itu memengaruhi tekanan darahmu. Makanya, kau istirahat saja, ya. Aku akan menemanimu di sini," jawab Taehyung lembut.

"Tapi, ibuku belum ditemukan. Aku khawatir padanya," ujar Yeorin lirih, air matanya mulai menggenang.

"Ibumu akan segera ditemukan." Taehyung berusaha menenangkan Yeorin. Ia menggenggam tangan sang istri lebih erat. Bersamaan dengan itu, terdengar pintu kamar tempat Yeorin dirawat terbuka. Seseorang langsung menghambur ke arahnya.

"Yeorin, kau tidak apa-apa?" tanya ibunya khawatir.

"Ibu," lirih Yeorin sambil memeluk ibunya dengan erat. Terpancar kelegaan di wajahnya, walaupun matanya menitikkan buliran bening. Ibunya pun langsung terisak di pelukan Yeorin.

Tanpa sepengetahuan kedua ibu dan anak yang sedang saling melepas rindu itu, Taehyung beranjak meninggalkan ruangan. Ia membiarkan Yeorin bicara berdua dengan ibunya dan memikirkan jalan keluar yang terbaik untuk masalah yang sedang menimpa keluarga mereka.

Setibanya di koridor rumah sakit, Taehyung segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Hyung," gumamnya saat orang yang dihubunginya mengangkat telepon. "Aku tidak menyangka kau akan menemukannya secepat ini. Terima kasih banyak."

"Itu bukan apa-apa. Kebetulan aku punya teman baik di Paju dan melihat mertuamu sedang berjalan-jalan. Lain kali jika kau butuh bantuan, jangan segan-segan untuk menghubungiku lagi."

"Sepertinya aku memang akan butuh bantuanmu lagi."

"Katakan saja. Kubilang jangan sungkan."

"Akan kukabari lagi setelah aku memastikan beberapa hal."

"Baiklah."

"Sekali lagi, terima kasih, Hyung." Taehyung pun menutup teleponnya.

"Apa kau Tuan Kim Taehyung?" tanya seseorang yang berdiri di hadapan Taehyung.

"Ya?" jawab Taehyung keheranan menatap orang itu.

[Sudah Terbit] Be With You ✓Where stories live. Discover now