#3: Karena Aku Adikmu

6.6K 894 213
                                    

Yeorin baru tiba di rumah menjelang sore. Melihat pintu gudang yang sudah tertutup, ia jadi teringat kejadian tadi pagi dengan si pria pencuri. Bagaimana nasib buah-buahan yang berserakan itu? Saat ia ingin memastikan ke dalam gudang, ibunya muncul di depan pintu dan memanggilnya untuk masuk.

"Ibu ingin tanya sesuatu. Duduklah," ujar sang ibu menyuruh Yeorin duduk di depan mereka berempat, di tempat yang biasa mereka gunakan makan bersama.

Wajah ayah dan ibu terlihat tegang, sementara Yeonji menatap sinis ke arah Yeorin seolah dirinya telah melakukan kesalahan fatal. Namjoon sendiri menatap keheranan semua orang karena ia masih belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Ia juga baru tiba di rumah sesaat sebelum Yeorin datang.

"Ada apa?" tanya Yeorin dengan sedikit rasa khawatir.

"Apa yang terjadi tadi pagi saat kami tidak ada di rumah? Kenapa banyak apel dan anggur berserakan? Lalu ke mana saja kau pergi seharian ini?" tanya sang ibu bertubi-tubi.

"Tadi ada pencuri yang masuk gudang dan membawa buah-buahan di keranjang," jawab Yeorin seraya menatap mereka satu per satu.

"Pencuri?!" pekik Yeonji tak percaya.

"Seorang pria berpakaian hitam-hitam, menggunakan masker dan topi. Ia mengambil buah-buahan dari gudang dan menyimpannya di keranjang sepedanya." Yeorin menjelaskan.

"Yang kau maksud pencuri itu Taehyung Oppa? Dia yang membantu menjual hasil kebun ayah, kalau kau belum tahu," ujar Yeonji kemudian terkekeh mengejek.

"Membantu menjual hasil kebun?" Yeorin mengulangi perkataan adiknya itu dengan tatapan kosong. Apa itu artinya ia telah salah mengira seseorang?

"Lalu apa yang terjadi?" tanya sang ibu lagi.

"Aku memukulnya dengan tongkat baseball, dia lari membawa dua keranjang buah-buahan yang sempat dia ambil dan aku mengejarnya. Aku kehilangan jejak dan tersesat, tidak tahu jalan pulang." Yeorin menatap mereka satu per satu seolah ingin memastikan ia tidak melakukan hal yang salah.

"Bisakah lain kali kau memastikan dulu sebelum bertindak?" tanya ibunya menatap Yeorin agak kesal.

"Apa aku sudah melakukan kesalahan?" tanya Yeorin lirih. Jujur saja tatapan ibu kepadanya itu membuat hatinya sedikit merasakan nyeri. Mereka bahkan tidak menanyakan kabar dirinya yang tersesat. Buah-buahan yang rusak lebih penting untuk mereka sepertinya.

"Kau masih bertanya seakan kau tidak melakukan apa-apa?! Buah-buahan hasil panen dalam keranjang seharusnya sudah dikirim hari ini ke pasar untuk dijual, tetapi semuanya rusak karena kau memukul Taehyung Oppa! Buah lainnya yang ada di dalam gudang pun habis dimakan hewan ternak tetangga karena kau pergi tanpa menutup kembali pintu gudangnya!" tukas Yeonji dengan nada kesal.

Yeorin tercengang. Sefatal itukah kesalahan yang ia lakukan kepada keluarga itu? Juga pada pria bernama Taehyung? Bukankah tadi Yeorin memukulinya dengan membabi buta?

"Bagaimana ini? Kita tidak punya persediaan anggur dan apel lagi untuk dikirim ke pasar," keluh sang ibu.

"Aku benar-benar minta maaf," ujar Yeorin lirih seraya tertunduk lesu. Meski ia merasa tidak seharusnya mereka menyalahkan dirinya seorang, tetap saja Yeorin juga bersalah karena sudah bertindak gegabah. Ia merasa harus minta maaf dan berusaha memperbaiki kesalahannya itu.

"Lain kali, kau harus lebih berhati-hati. Kami sudah percaya padamu untuk menjaga rumah," nasihat sang ibu, membuat Yeorin semakin merasa tidak enak.

"Memangnya apa yang terjadi kalau kita tidak mengantar anggur dan apel itu ke pasar hari ini?" tanya Namjoon yang sejak tadi hanya terdiam.

"Mereka sudah menunggu panen sejak dua bulan yang lalu. Mereka akan kecewa dan tidak akan memasok buah-buahan lagi dari kita," jawab sang ayah. "Taehyung pasti sudah menjual buah yang sempat diambilnya, tetapi satu atau dua keranjang tidak akan cukup."

[Sudah Terbit] Be With You ✓Where stories live. Discover now