#7: Dia Yang Disukai Yeonji

5.3K 833 116
                                    

Hari itu Yeorin sudah bisa menempati kamar barunya yang sudah disiapkan oleh sang ayah beberapa hari terakhir. Kamar itu sebelumnya digunakan sebagai gudang alat-alat rumah tangga. Luasnya jauh lebih besar dibandingkan dengan kamar Yeonji atau pun kamar Namjoon. Letaknya di bagian loteng dengan jendela menghadap langsung ke pegunungan yang menjulang tinggi di sebelah utara rumah mereka.

Ia sedang menghirup udara segar dari jendela kamarnya itu ketika sepasang matanya menangkap sosok seorang pria sedang berjongkok mengamati tanaman kubis juga wortel yang ada di samping gudang.

Sepertinya sang ibu yang meminta pria itu memanen sayur-mayur untuk sebagian dijual ke pasar. Yeorin memperhatikan pria itu yang sedang menyeka keringat di pelipisnya. Ekspresinya membuat Yeorin tanpa sadar segera mengarahkan kameranya, mengambil beberapa pemandangan candid yang bisa ia abadikan. Keasyikannya memotret harus terusik oleh getaran ponsel yang ia simpan di saku celananya. Ada telepon yang masuk.

"Baru ingat aku sekarang?" Yeorin langsung protes saat pertama kali menjawab telepon itu. Telepon dari ibu angkatnya yang sedang berlibur ke Eropa. Setelahnya Yeorin kembali memfokuskan perhatiannya kepada Taehyung yang terlihat sedang memilih mana yang sudah siap panen.

"Maaf, ya," bujuk ibunya agar Yeorin tidak merajuk lagi.

"Bagaimana liburan kalian?" tanya Yeorin penasaran.

"Menyenangkan, kami juga berharap kau begitu. Bagaimana keluargamu di sana?" Ibunya balik bertanya.

"Mereka sangat baik," jawab Yeorin yang sempat ragu akan jawabannya sendiri. Seluruh anggota keluarganya memang sangat baik, kecuali Yeonji yang sampai saat itu tidak suka kepadanya.

"Kau senang?" tanya ibunya lagi.

"Aku senang," jawab Yeorin mantap. Ia tidak ingin membuat ayah dan ibunya khawatir.

"Kami sangat lega mendengarnya. Kami akan mengabarimu kalau kami sudah kembali ke Seoul. Baik-baik di sana, ya." Ibunya menutup telepon.

Gadis itu menghela napasnya perlahan kemudian tatapan matanya kembali teralihkan oleh pemandangan di bawah sana. Namjoon sedang mengobrol dengan Taehyung. Kakaknya itu sudah berpakaian rapi. Sudah siap pergi bekerja. Ia membuka bisnis toko buku bersama rekan-rekannya di klub literasi saat SMA. Toko bukunya ada di pusat kota.

Yeorin pun memutuskan turun untuk melihat apa yang sedang dilakukan oleh ibunya. Mungkin sang ibu butuh bantuan. Tinggal beberapa anak tangga lagi mengantarkan kaki Yeorin ke lantai dasar, ia dikagetkan oleh kemunculan sosok Yeonji yang begitu tiba-tiba.

"Yeonji?" tanya Yeorin keheranan.

Adiknya itu mendongak lalu menatapnya tajam. Sejak kejadian malam ketika mereka merayakan kemenangan tim baseball kakaknya, mereka belum pernah bertegur sapa. Mereka juga jarang berpapasan. Baru saat inilah mereka berdiri berhadapan seperti itu.

"Aku tidak tahu kalau kau juga tertarik padanya. Kupikir kau sudah punya kekasih dan―" Yeonji menggantung kalimatnya kemudian tersenyum simpul seolah mengejek.

"Apa maksudmu?" tanya Yeorin tak mengerti ke mana arah pembicaraan adiknya itu.

"Tadi kau memotretnya dengan kameramu, kan? Aku melihatnya." Yeonji melirik sinis ke arah kamera yang masih tergantung di leher Yeorin.

Sepertinya Yeorin mulai bisa membaca ke mana arah pembicaraan mereka. Cepat ia melepaskan kameranya kemudian membuka memory card kamera itu dan menyerahkannya ke tangan Yeonji.

[Sudah Terbit] Be With You ✓Where stories live. Discover now